Palu (ANTARA) - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Palu melakukan sosialisasi untuk memperkenalkan pendidikan pemilih sebagai proses edukasi dasar sistem demokrasi di Indonesia sejak dini kepada siswa sekolah menegah pertama (SMP) di ibu kota Sulawesi Tengah itu.

"Pendidikan pemilih ini dilaksanakan dalam bentuk praktik pemilihan ketua OSIS (organisasi siswa intra sekolah) dengan sistem pemilu atas inisiasi dari pihak sekolah," kata Komisioner Divisi Teknis Penyelenggara KPU Kota Palu Iskandar Lembah di Palu, Kamis.

Dia mengatakan kegiatan tersebut dilaksanakan di SMPN 17 Pantoloan Kota Palu untuk memberikan edukasi dan pemahaman kepada siswa bahwa pemilu merupakan hal yg penting dilaksanakan dalam negara demokrasi.

Melalui praktik tersebut, dia berharap agar setiap warga negara bisa mengenal, khususnya bagi pelajar dapat memahami dan melaksanakan sistem demokrasi di Indonesia sesuai dengan aturan dan ketentuan yang berlaku sejak usia muda.

"Selanjutnya, KPU Kota Palu akan mengkomunikasikan dengan beberapa sekolah agar melakukan kegiatan serupa guna membentuk kesadaran anak didik bahwa siswa sangat berdaulat jika pemilihan ketua OSIS berlandaskan pada asas langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil (Luber Jurdil)," katanya.

Dalam sosialisasi itu, kata dia, KPU memberikan bimbingan teknis atau simulasi tata cara pemilihan langsung yang demokratis seperti dalam pelaksanaan pemilihan umum atau pemilihan kepala daerah.

KPU Kota Palu melakukan simulasi atau gladi tata cara pemilihan mulai dari penyiapan 12 peserta didik yang bertindak sebagai kelompok penyelenggara pemungutan suara (KPPS) sebanyak tujuh orang, petugas perlindungan masyarakat (Linmas) dua orang, saksi sebanyak tiga orang yang berasal dari tim sukses calon-calon ketua OSIS serta pengawas tempat pemungutan suara (TPS).

Simulasi tersebut dilengkapi dengan peralatan yang mengikuti standar pemilihan umum, dan pihak KPU dan pihak sekolah melakukan pemantauan pada proses pemilihan yang diikuti 345 siswa dari 409 wajib pilih di sekolah itu.

Kepala Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 17 Pantoloan Hadijah Muhcen mengatakan simulasi penyelenggaraan pemilu di tingkat sekolah tersebut merupakan bagian dari proyek penguatan profil pelajar Pancasila (P5).

Menurut dia, simulasi tersebut juga sebagai pengenalan dini kepada para siswa terkait demokrasi pemilihan langsung.

"Oleh karena itu, kami menggandeng KPU Kota Palu selama dua hari ini untuk melakukan bimbingan teknis tata cara pemilihan langsung yang demokratis kepada siswa," kata Hadijah.

Ia mengharapkan praktik demokrasi pemilihan langsung itu menjadi bekal bagi anak didiknya pada masa akan datang, yakni lima tahun ke depan saat anak didiknya sudah menjadi pemilih aktif pada tahun 2029.
 

Pewarta : Nur Amalia Amir
Editor : Andilala
Copyright © ANTARA 2024