Palu (ANTARA) -
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulawesi Tengah (Sulteng) mencatat saat ini terjadi lima kasus kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di provinsi itu sebagai dampak fenomena El Nino.
"Lima kejadian karhutla terjadi di wilayah Kabupaten Banggai dan Poso," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Sulteng Andy A Sembiring di Palu, Kamis.
Ia menjelaskan karhutla di Sulteng terjadi di Banggai tepatnya di Desa Toipian, Kecamatan Pagimana, dengan luas lahan perkebunan warga terdampak sekitar 2,5 hektare, kemudian 60 hektare lahan perkebunan di Kecamatan Nuhon dan 21,4 hektare di Kabupaten Poso.
Menyikapi fenomena ini, BPBD mengimbau warga tidak membuka lahan perkebunan dengan cara dibakar, karena saat ini sangat rentan terjadi kebakaran seiring suhu panas meningkat.
"Ancaman El Nino sangat riskan terhadap kebakaran, sehingga perlu kesadaran semua pihak mengantisipasi potensi kebakaran," ujarnya.
Ia juga meminta dukungan BPBD masing-masing kabupaten/kota cepat memberikan informasi terhadap potensi kebakaran hutan, termasuk melakukan upaya antisipasi sebagai respon cepat.
"Fenomena El Nino sangat mempengaruhi kondisi alam, kota sebagai makhluk hidup yang tinggal di dalamnya harus bijak dalam beraktivitas," ucap Andi.
Kepala BMKG Stasiun Meteorologi Kelas II Mutiara Sis Al-Jufri Palu Nur Alim mengemukakan menurut analisis pihaknya diproyeksikan sekitar 85 persen wilayah Sulteng pada September ini mengalami kekeringan.
"Suhu tertinggi pada puncak El Nino sekitar 36,0 derajat Celsius, dan suhu normal rata-rata harian sekitar 32,6 derajat Celsius," tuturnya.
Oleh karena itu masyarakat diimbau mengurangi aktivitas di luar rumah jika tidak terlalu penting. Selain itu menghemat menggunakan air bersih dan tidak melakukan pembakaran sampah di sembarang tempat.
"Selalu menjaga kesehatan dan minum air yang cukup guna mencegah dehidrasi. Pemerintah daerah juga perlu mengambil langkah-langkah strategis untuk mengamankan pangan," katanya.