BRIN soroti korelasi impor beras dengan El Nino

id brin,impor beras,impor pangan,perubahan iklim,beras langka,beras mahal,fenomena el nino

BRIN soroti korelasi impor beras dengan El Nino

Ilustrasi - Seorang pembeli sedang memperhatikan komoditas beras yang dijual di pasar tradisional Moluo Kwandang, Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo, Kamis (29/2/2024). (ANTARA/Susanti Sako)

Jakarta (ANTARA) - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) memandang ketergantungan impor pangan semakin meningkat dan menjadi solusi instan dalam mengatasi kekurangan pangan di dalam negeri.

Peneliti Pusat Riset Kependudukan BRIN Firdaus Marbun mengatakan selama 10 tahun terakhir, nilai impor pangan Indonesia terus melambung dari sebelumnya 10 miliar dolar AS menjadi 18 miliar dolar AS pada tahun 2022.
 
"Dari 2013 sampai 2022, impor beras kita sekitar 400 sampai 500 ribu ton, tetapi pada 2023, kita impor beras sampai 3 juta ton, ini agak anomali sebenarnya," kata Firdaus dalam diskusi pangan lokal yang dipantau di Jakarta, Kamis.
 
"Kalaupun alasan El Nino, sebenarnya penurunan produksi itu dari data BPS hanya kurang dari 600 ribu ton, tetapi kemudian diimpor sampai 3 juta ton, ini agak aneh," ujarnya.

 
Kuota impor beras yang menyentuh angka 3 juta ton tersebut menjadi kebijakan impor beras terbesar yang pernah diambil Indonesia selama 25 tahun terakhir.
 
Pada tahun 1997-1998, pemerintah pernah mengimpor beras sebanyak 7,1 juta ton akibat produksi beras nasional yang terganggu oleh El Nino.
 
Firdaus menuturkan ada hal yang menarik dari fenomena kelangkaan beras yang terjadi belakangan ini.
 
Selama 10 tahun terakhir, menurutnya, Indonesia cenderung mengalami penurunan produksi beras sebesar 1 persen setiap tahun. Sedangkan, jumlah populasi penduduk terus bertambah dari waktu ke waktu.
 
"Ketika kita bicara krisis ketersediaan pangan, itu sebenarnya bicara pertumbuhan penduduk tinggi, penurunan produktivitas, perubahan pola konsumsi juga," ujar Firdaus.
 
Setelah melakukan impor sebanyak 3,06 juta ton beras pada tahun 2023, pemerintah kembali merencanakan untuk membuka keran impor beras sebanyak 3,6 juta ton pada tahun 2024.
 
Alasan pemerintah mencanangkan impor beras lagi tahun ini dengan jumlah besar untuk mengantisipasi kekurangan beras yang disebabkan akibat kondisi iklim yang tidak menentu.*