Halal bihalal menyambungkan yang terputus

id KAHMI, HMI, UIN Datokarama Palu, Halal bihalal

Halal bihalal menyambungkan yang terputus

Halal bihalal MW KAHMI Sulawesi Tengah di Kota Palu, Ahad (20/4/2025). ANTARA/Fauzi Lamboka

Palu (ANTARA) - Akademisi Universitas Islam Negeri (UIN) Datokarama Palu Profesor Hamlan mengatakan halal bihalal dengan asal kata Al Hilmu, yang maknanya menyambungkan sesuatu yang terputus.

"Al Hilmu mencairkan sesuatu yang beku, atau menyambungkan sesuatu yang terputus," katanya saat membawakan hikmah halal bihalal yang dilaksanakan MW KAHMI Sulawesi Tengah di Palu, Ahad malam.

Dalam keterangannya, Senin, dia menjelaskan kader HMI mempunyai kemampuan untuk menyambungkan sesuatu yang terputus. Karena, memiliki kapasitas dalam konteks intelektual, spiritual dan sosial.

"Walaupun berbeda pemikiran dan sikap politik, tetapi hal itu bisa tersambung lagi," katanya.

Wakil Rektor UIN itu menjelaskan dalam sejarah perkembangan Indonesia, pernah terjadi antagonistik hubungan umat Islam dan negara dalam hal ini pemerintah. Tetapi, para kader HMI dengan kemampuan intelektualitasnya, dengan kemampuan sosialnya, mereka mampu menghubungkan itu.

"Kader HMI dengan pemahaman Al Hilmu dan nilai-nilai kemanusiaan, mampu menghubungkan kepentingan kekuasaan dan kepentingan pemikiran HMI," katanya menegaskan.

Selain itu, dia menegaskan corak HMI adalah keislaman, keindonesiaan dan kemodernan.

Dia berharap seluruh kader HMI dengan latar belakang pemikiran berbeda, dapat saling memaafkan dan berhimpun untuk menjadi satu kekuatan dalam membangun bangsa dan daerah.

Mejelis Wilayah (MW) KAHMI Sulawesi Tengah (Sulteng) menggelar halal bihalal untuk mempererat tali silaturahmi usai perayaan Idul Fitri 1446 Hijriah.*