Palu (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Parigi Moutong, Sulawesi Tengah membangun lima tenda pengungsian untuk korban banjir di Desa Pebounang, Kecamatan Palasa.
"Pebounang salah satu desa yang terdampak parah akibat dampak banjir Senin (14/5), sehingga percepatan penanganan terus dilakukan," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Parigi Moutong dihubungi dari Palu, Minggu.
Ia menjelaskan, sekitar 66 jiwa terdampak banjir, 30 jiwa di antaranya terpaksa mengungsi karena rumah mereka rusak akibat peristiwa itu.
"Sebanyak 30 jiwa mengungsi, tiga rumah hanyut, tiga rumah rusak berat dan dua rumah rusak ringan," ujarnya.
Ia mengemukakan, distribusi logistik bantuan bencana di desa tersebut hanya bisa dilakukan dengan menggunakan kendaraan roda dua, karena akses jembatan menuju dusun 4 dan Dusun 5 terputus.
Meski begitu, pihaknya tetap konsisten memberikan pelayanan Kedaruratan kepada masyarakat terdampak di wilayah tersebut.
"Kami konsisten melakukan penanggulangan bencana, langkah ini juga dikuatkan dengan status tanggap darurat bencana," ucap Amiruddin.
Berdasarkan Suatu Keputusan (SK) Penjabat (Pj) Bupati Parigi Moutong, masa tanggap darurat bencana berlangsung selama 14 hari, khusus Desa Pembohong Kecamatan Palasa, Desa Pande Kecamatan Moutong, dan Desa Tompo Kecamatan Taopa pada status tanggap darurat di 17-30 April 2025.
Kemudian status tanggap darurat Desa Pandelalap, Kecamatan Moutong pada 15-28 Agustus 2025.
"Sebelumnya kami telah menyalurkan bantuan logistik berupa survival kit, terpal, makanan siap saji, sembako, pakaian pria dan wanita, selimut, matras serta kebutuhan mendesak lainnya menggunakan sepeda motor," kata dia.