Washington (antarasulteng.com) - Para ilmuwan telah lama menyatakan burung layang-layang biasa berukuran sedang yang bermigrasi mungkin menghabiskan sebagian besar hidup mereka untuk terbang, tapi baru sekarang mereka membuktikan bahwa mereka bisa terbang selama 10 bulan, hampir satu tahun, tanpa mendarat.
"Temuan ini secara signifikan mendorong batasan bagi apa yang kita ketahui mengenai fisiologi hewan," kata penulis utama studi itu Anders Hedenstrom dari Lund University di Swedia dalam satu pernyataan.
"Fase terbang 10-bulan adalah waktu paling lama yang kami tahu dalam spesies burung apa pun. Ini rekor," katanya.
Sebelumnya, banyak ilmuwan telah mendapati burung frigate dan alpine dapat terbang terus-menerus selama tujuh bulan.
Untuk studi itu, para peneliti mengikuti 13 individu burung, beberapa di antaranya selama dua tahun berturut-turut, menggunakan log mikrodata yang dilekatkan pada masing-masing burung di Swedia Selatan.
Log-log data itu memungkinkan para peneliti menentukan apakah burung berada di udara atau tidak, percepatan mereka, dan di mana saja mereka berada setiap waktu setelah meninggalkan tempat perkembangbiakan pada Agustus untuk bermigrasi ke Afrika dan sebelum kembali untuk musim perkembangbiakan selanjutnya 10 bulan kemudian.
Hasil penelitian menunjukkan sebagian burung mendarat sebentar pada malam hari, kadang sepanjang malam. Bahkan meski demikian burung-burung itu menghabiskan lebih dari 99,5 persen dari masa migrasi 10-bulan dan hibernasi mereka di udara.
Data dari burung lain memperlihatkan bahwa mereka tidak mendarat satu kali pun selama 10 bulan.
Aktivitas terbang burung-burung tersebut seringkali tampak lebih rendah pada siang hari dibandingkan pada malam hari, sangat mungkin karena burung menghabiskan siang hari untuk mencari arus udara hangat, kata para peneliti tersebut.
Hedenstrom mengatakan para peneliti belum mengetahui apakah atau bagaimanakah burung-burung itu tidur tapi "fakta bahwa beberapa burung tak pernah mendarat selama 10 bulan menunjukkan mereka tidur saat terbang".
Barangkali mereka menemukan waktu untuk tidur sebentar selama turun saat fajar dan senja, katanya sebagaimana dikutip kantor berita Xinhua.
Terlepas dari ongkos energetik tinggi terkait semua penerbangan itu, burung layang-layang juga mampu hidup lebih lama, berbeda dengan pendapat umum yang mengaitkan hidup yang berat dengan mati muda menurut hasil penelitian periset yang dipublikasikan di jurnal Current Biology.(Uu.C003)
"Temuan ini secara signifikan mendorong batasan bagi apa yang kita ketahui mengenai fisiologi hewan," kata penulis utama studi itu Anders Hedenstrom dari Lund University di Swedia dalam satu pernyataan.
"Fase terbang 10-bulan adalah waktu paling lama yang kami tahu dalam spesies burung apa pun. Ini rekor," katanya.
Sebelumnya, banyak ilmuwan telah mendapati burung frigate dan alpine dapat terbang terus-menerus selama tujuh bulan.
Untuk studi itu, para peneliti mengikuti 13 individu burung, beberapa di antaranya selama dua tahun berturut-turut, menggunakan log mikrodata yang dilekatkan pada masing-masing burung di Swedia Selatan.
Log-log data itu memungkinkan para peneliti menentukan apakah burung berada di udara atau tidak, percepatan mereka, dan di mana saja mereka berada setiap waktu setelah meninggalkan tempat perkembangbiakan pada Agustus untuk bermigrasi ke Afrika dan sebelum kembali untuk musim perkembangbiakan selanjutnya 10 bulan kemudian.
Hasil penelitian menunjukkan sebagian burung mendarat sebentar pada malam hari, kadang sepanjang malam. Bahkan meski demikian burung-burung itu menghabiskan lebih dari 99,5 persen dari masa migrasi 10-bulan dan hibernasi mereka di udara.
Data dari burung lain memperlihatkan bahwa mereka tidak mendarat satu kali pun selama 10 bulan.
Aktivitas terbang burung-burung tersebut seringkali tampak lebih rendah pada siang hari dibandingkan pada malam hari, sangat mungkin karena burung menghabiskan siang hari untuk mencari arus udara hangat, kata para peneliti tersebut.
Hedenstrom mengatakan para peneliti belum mengetahui apakah atau bagaimanakah burung-burung itu tidur tapi "fakta bahwa beberapa burung tak pernah mendarat selama 10 bulan menunjukkan mereka tidur saat terbang".
Barangkali mereka menemukan waktu untuk tidur sebentar selama turun saat fajar dan senja, katanya sebagaimana dikutip kantor berita Xinhua.
Terlepas dari ongkos energetik tinggi terkait semua penerbangan itu, burung layang-layang juga mampu hidup lebih lama, berbeda dengan pendapat umum yang mengaitkan hidup yang berat dengan mati muda menurut hasil penelitian periset yang dipublikasikan di jurnal Current Biology.(Uu.C003)