Sigi, Sulteng, (antarasulteng.com) - Warga di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah kini mulai gemar membudidayakan ikan air tawar, termasuk ikan lele.
"Banyak warga di daerah ini yang memelihara ikan lele untuk konsumsi rumah tangga dan juga memenuhi kebutuhan warung-warung makan di Kota Palu,"kata Paulus, seorang tokoh masyarakat di Kecamatan Sigibiromaru, Kabupaten Sigi, Senin.
Ia mengatakan Sigi merupakan satu-satunya daerah di Sulteng yang tidak memiliki laut.
"Yang ada di Sigi kebanyakan danau dan kolam ikan," katanya.
Dalam setahun ini, kata dia, banyak warga yang sangat tertarik membudidayakan ikan air tawar seperti ikan mas, mujair dan terutama lele.
Ikan lele dua bulan sudah bisa dipanen dan harganyapun di pasaran cukup lumayan.
Dalam satu kilogram ikan lele (tiga ekor) dijual kepada pedagang seharga Rp25.000.
Dan permintaan cukup banyak, terutama untuk kebutuhan warung-warung makan, khsusnya warung makan mas joko yang banyak semakin menjamur di Kota Palu.
Hal senada juga disampaikan Anto, seorang pemilik kolm ikan lele di Desa Jonoge, Kecamatan Sigibiromaru. Ia mengatakan baru berjalan beberapa bulan ini membuka usaha budidaya lele.
Ia mengatakan budidaya lele sangat mudah dan murah. Pakannyapun sangat mudah diperoleh baik organik serta nonorganik.
Dia juga mengaku untuk memasarkan tidaklah sulit karena permintaan pasar terus meningkat karena dekat dengan Palu, Ibu Kota Provinsi Sulteng.
Selain budidaya ikan air tawar, Sigi juga merupakan pusat pengembangan tanaman hortikultura dan pasar utama adalah masyarakat Kota Palu.
"Banyak warga di daerah ini yang memelihara ikan lele untuk konsumsi rumah tangga dan juga memenuhi kebutuhan warung-warung makan di Kota Palu,"kata Paulus, seorang tokoh masyarakat di Kecamatan Sigibiromaru, Kabupaten Sigi, Senin.
Ia mengatakan Sigi merupakan satu-satunya daerah di Sulteng yang tidak memiliki laut.
"Yang ada di Sigi kebanyakan danau dan kolam ikan," katanya.
Dalam setahun ini, kata dia, banyak warga yang sangat tertarik membudidayakan ikan air tawar seperti ikan mas, mujair dan terutama lele.
Ikan lele dua bulan sudah bisa dipanen dan harganyapun di pasaran cukup lumayan.
Dalam satu kilogram ikan lele (tiga ekor) dijual kepada pedagang seharga Rp25.000.
Dan permintaan cukup banyak, terutama untuk kebutuhan warung-warung makan, khsusnya warung makan mas joko yang banyak semakin menjamur di Kota Palu.
Hal senada juga disampaikan Anto, seorang pemilik kolm ikan lele di Desa Jonoge, Kecamatan Sigibiromaru. Ia mengatakan baru berjalan beberapa bulan ini membuka usaha budidaya lele.
Ia mengatakan budidaya lele sangat mudah dan murah. Pakannyapun sangat mudah diperoleh baik organik serta nonorganik.
Dia juga mengaku untuk memasarkan tidaklah sulit karena permintaan pasar terus meningkat karena dekat dengan Palu, Ibu Kota Provinsi Sulteng.
Selain budidaya ikan air tawar, Sigi juga merupakan pusat pengembangan tanaman hortikultura dan pasar utama adalah masyarakat Kota Palu.