Arumi ajak masyarakat tingkatkan konsumsi makan ikan
Kediri (ANTARA) - Ketua Forum Peningkatan Konsumsi Ikan (Forikan) Jatim Arumi Bachsin mengajak masyarakat untuk meningkatkan konsumsi ikan, sebab hal itu baik untuk pertumbuhan.
"Fokus bagaimana caranya kita bisa meningkatkan konsumsi makan ikan. Penting, karena ikan bergizi, ikan memiliki spesialnya sendiri, protein tinggi yang dilengkapi Omega 3," katanya saat menghadiri pemecahan rekor MURI dawet lele terbanyak di Desa Pranggang, Kecamatan Plosoklaten, Kabupaten Kediri, Selasa.
Ia mengatakan, kandungan gizi berupa Omega 3 sangat baik untuk perkembangan otak anak, sedangkan untuk orang tua kandungan gizi di ikan baik untuk kesehatan jantung.
Dirinya menambahkan, ikan dari air tawar maupun laut semuanya baik dan mempunyai kandungan gizi yang baik untuk tubuh. Protein di ikan juga sangat mudah diserap tubuh, yang berbeda dengan protein hewan lainnya dimana memerlukan proses yang lebih banyak.
"Protein di ikan banyak, tapi juga sangat mudah diserap tubuh, berbeda dengan protein hewan lainnya yang membutuhkan proses lebih banyak," ujar istri dari Wakil Gubernur Jatim Emil Dardak itu.
Arumi juga menambahkan, ikan merupakan salah satu makanan bergizi yang merakyat. Harganya juga relatif lebih murah ketimbang daging. Untuk itu, ia berharap masyarakat lebih banyak meningkatkan konsumsi ikan. Selain bisa diolah menjadi nuget, juga bisa menjadi beragam makanan lainnya. Dengan lebih banyak makan ikan, diharapkan bisa lebih menekan angka kekerdilan.
Ia mengatakan, jumlah konsumsi ikan secara nasional juga masih kurang. Untuk nasional, angkanya adalah 50,69 kilogram per tahun per orang, masih kalah ketimbang Jepang yang bisa mencapai 70 kilogram per tahun per orang.
Untuk Jatim, angka konsumsi ikannya adalah 36,82 kilogram per tahun per orang, dan di Kediri hanya 18,59 kilogram per tahun per orang.
"Ini menyadarkan kita bahwa PR (pekerjaan rumah) masih banyak, mulai dari suplainya sampai sisi bagaimana menyediakan ikan di meja makan di rumah. Harapan saya, kalau bukan dari kerja keras masyarakat dan lainnya tidak mungkin bisa tercapai. Indonesia hasil alamnya sangat luar biasa, jadi mari manfaatkan membuat negara lain cemburu dan kita berantas stunting," kata dia.
Dalam kegiatan itu, juga dilakukan pemecahan rekor MURI dawet lele terbanyak. Bahan baku utama dari dawet tersebut adalah ikan lele yang dicampur aneka bahan diolah menjadi dawet. Minuman manis itu juga dicampur dengan santan, sehingga lebih gurih.
Senior Manager MURI Aryani Siregar mengatakan telah melakukan verifikasi banyaknya minuman dawet dari bahan baku ikan lele tersebut.
"Kami telah verifikasi penghitungan di lapangan. Usulan dari forum peningkatan ikan (Forikan) menyaksiakn kegiatan sajian dawet lele 3.000 porsi, dan telah kami hitung ada 3.555 cup," kata Aryani.
Ia mengatakan, sajian dawet lele belum pernah ada sebelumnya. Selain memecahkan rekor MURI, perolehan ini juga dicatat pada rekor dunia.
Sebelumnya, pemecahan rekor MURI untuk ikan di Jatim adalah sajian bandeng presto terbanyak berhasil dipecahkan pada November 2019 dan sajian ikan lele terbanyak hingga 19.894 pada Maret 2019. Untuk Kabupaten Kediri, ada pemecahan rekor MURI pelayanan KB MOW terbanyak.
Dalam kegiatan pemecahan rekor MURI tersebut, selain dihadiri oleh Ketua Forum Peningkatan Konsumsi Ikan (Forikan) Jatim Arumi Bachsin, hadir juga Forkopimda Kabupaten Kediri dan jajaran di bawahnya termasuk Bupati Kediri Haryanti Sutrisno. Ikut pula, anak-anak TK yang didampingi oleh orangtuanya. Seluruh dawet dari bahan baku ikan lele itu diberikan kepada anak-anak.
"Fokus bagaimana caranya kita bisa meningkatkan konsumsi makan ikan. Penting, karena ikan bergizi, ikan memiliki spesialnya sendiri, protein tinggi yang dilengkapi Omega 3," katanya saat menghadiri pemecahan rekor MURI dawet lele terbanyak di Desa Pranggang, Kecamatan Plosoklaten, Kabupaten Kediri, Selasa.
Ia mengatakan, kandungan gizi berupa Omega 3 sangat baik untuk perkembangan otak anak, sedangkan untuk orang tua kandungan gizi di ikan baik untuk kesehatan jantung.
Dirinya menambahkan, ikan dari air tawar maupun laut semuanya baik dan mempunyai kandungan gizi yang baik untuk tubuh. Protein di ikan juga sangat mudah diserap tubuh, yang berbeda dengan protein hewan lainnya dimana memerlukan proses yang lebih banyak.
"Protein di ikan banyak, tapi juga sangat mudah diserap tubuh, berbeda dengan protein hewan lainnya yang membutuhkan proses lebih banyak," ujar istri dari Wakil Gubernur Jatim Emil Dardak itu.
Arumi juga menambahkan, ikan merupakan salah satu makanan bergizi yang merakyat. Harganya juga relatif lebih murah ketimbang daging. Untuk itu, ia berharap masyarakat lebih banyak meningkatkan konsumsi ikan. Selain bisa diolah menjadi nuget, juga bisa menjadi beragam makanan lainnya. Dengan lebih banyak makan ikan, diharapkan bisa lebih menekan angka kekerdilan.
Ia mengatakan, jumlah konsumsi ikan secara nasional juga masih kurang. Untuk nasional, angkanya adalah 50,69 kilogram per tahun per orang, masih kalah ketimbang Jepang yang bisa mencapai 70 kilogram per tahun per orang.
Untuk Jatim, angka konsumsi ikannya adalah 36,82 kilogram per tahun per orang, dan di Kediri hanya 18,59 kilogram per tahun per orang.
"Ini menyadarkan kita bahwa PR (pekerjaan rumah) masih banyak, mulai dari suplainya sampai sisi bagaimana menyediakan ikan di meja makan di rumah. Harapan saya, kalau bukan dari kerja keras masyarakat dan lainnya tidak mungkin bisa tercapai. Indonesia hasil alamnya sangat luar biasa, jadi mari manfaatkan membuat negara lain cemburu dan kita berantas stunting," kata dia.
Dalam kegiatan itu, juga dilakukan pemecahan rekor MURI dawet lele terbanyak. Bahan baku utama dari dawet tersebut adalah ikan lele yang dicampur aneka bahan diolah menjadi dawet. Minuman manis itu juga dicampur dengan santan, sehingga lebih gurih.
Senior Manager MURI Aryani Siregar mengatakan telah melakukan verifikasi banyaknya minuman dawet dari bahan baku ikan lele tersebut.
"Kami telah verifikasi penghitungan di lapangan. Usulan dari forum peningkatan ikan (Forikan) menyaksiakn kegiatan sajian dawet lele 3.000 porsi, dan telah kami hitung ada 3.555 cup," kata Aryani.
Ia mengatakan, sajian dawet lele belum pernah ada sebelumnya. Selain memecahkan rekor MURI, perolehan ini juga dicatat pada rekor dunia.
Sebelumnya, pemecahan rekor MURI untuk ikan di Jatim adalah sajian bandeng presto terbanyak berhasil dipecahkan pada November 2019 dan sajian ikan lele terbanyak hingga 19.894 pada Maret 2019. Untuk Kabupaten Kediri, ada pemecahan rekor MURI pelayanan KB MOW terbanyak.
Dalam kegiatan pemecahan rekor MURI tersebut, selain dihadiri oleh Ketua Forum Peningkatan Konsumsi Ikan (Forikan) Jatim Arumi Bachsin, hadir juga Forkopimda Kabupaten Kediri dan jajaran di bawahnya termasuk Bupati Kediri Haryanti Sutrisno. Ikut pula, anak-anak TK yang didampingi oleh orangtuanya. Seluruh dawet dari bahan baku ikan lele itu diberikan kepada anak-anak.