"Festival ini sebagai upaya penting dalam menjaga keberlanjutan budaya lokal dan bahasa daerah," kata Raziras Rahmadillah dalam keterangannya diterima di Palu, Selasa.
Ia mengatakan kegiatan ini juga sebagai langkah membangun generasi muda yang berkarakter dan berwawasan kebangsaan melalui bahasa ibu.
Festival Tunas Bahasa Ibu melibatkan 120 siswa Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP), didampingi oleh 24 pendamping dari lima kabupaten di Sulawesi Tengah, yakni Kabupaten Banggai, Banggai Kepulauan, Donggala, Poso, dan Morowali Utara.
Raziras berharap dengan pelibatan generasi muda, nilai-nilai budaya lokal dapat terus hidup dan menjadi bagian dari kehidupan mereka.
Ia menyampaikan sebanyak 59 bahasa daerah di 22 provinsi akan di revitalisasi. Sementara itu, revitalisasi bahasa daerah di Kabupaten Banggai, yakni bahasa Banggai, Saluan, Balantak, dan Andio yang bertujuan untuk menjaga kelangsungan bahasa dan sastra daerah setempat.
"Ini dimaksudkan untuk menciptakan ruang kreativitas dan kemerdekaan bagi para penutur untuk mempertahankan dan menemukan fungsi baru bahasanya," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Balai Bahasa Provinsi Sulawesi Tengah Asrif menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya festival tersebut sebagai upaya membangkitkan bahasa-bahasa tanah, bahasa etnik, bahasa suku, bahasa ibu, dan bahasa daerah.
"Festival ini menunjukkan bukti bahwa kita mencintai bahasa ini, dan akan menunjukkan komitmen kita atas niat untuk menjaga, melestarikan dan mengembangkan bahasa ibu," ujarnya.
Pada kesempatan itu, Kepala Balai Bahasa Provinsi Sulteng menyerahkan penghargaan kepada Pjs Bupati Banggai sebagai bentuk apresiasi atas komitmen pemerintah daerah dalam menjaga keberlanjutan budaya dan bahasa daerah.