Palu (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulawesi Tengah (Sulteng) menyebutkan, sekitar 60 hektare lahan terdampak akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang terjadi di wilayah Desa Pasir Putih, Kecamatan Pamona Selatan, Kabupaten Poso, sejak Minggu (24/9).
"Berdasarkan hasil asesmen sementara, sekitar 60 hektare lahan terbakar akibat karhutla yang terjadi sejak Minggu (24/9) itu," kata Kepala Pelaksana BPBD Sulteng Akris Fattah Yunus di Kota Palu, Kamis.
Ia mengatakan, hingga kini petugas gabungan yang terdiri dari BPBD Provinsi Sulteng, BPBD Kabupaten Poso, Damkar Tentena, Babinsa, Bhabinkamtibmas, Kompi Senapan A 714, Koramil 1307, Polsek Pamona Selatan, aparat Desa Pasir Putih, dan warga setempat masih terus berusaha memadamkan titik - titik api di kawasan itu.
Meski demikian, kata dia, petugas telah berhasil memadamkan beberapa titik api dalam tiga hari terakhir proses pemadaman dan masih melakukan asesmen.
Ia mengemukakan, untuk saat ini tim di lapangan membutuhkan alat penyemprotan api sehingga penanganan dapat dilakukan secara manual, serta lebih mudah melakukan mobilisasi ke daerah yang sulit dijangkau oleh unit mobil pemadam dalam memutus rantai aliran api, armada kendaraan suplai air dan penambahan armada pemadam kebakaran.
Adapun menurut dia, penyebab kemungkinan kebakaran lahan disebabkan oleh fenomena musim kemarau yang terjadi di daerah itu sebagai dampak dari El Nino.
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), telah mengeluarkan peringatan dini tentang adanya potensi musim kemarau panjang di beberapa wilayah Sulteng akibat El Nino yang diprediksi terjadi pada September hingga Oktober 2023.
"Jadi sebagian besar lahan yang terbakar ini merupakan lahan tidur, dan informasi terakhir yang didapatkan adalah bekas api sudah mulai masuk ke pekarangan rumah warga sehingga saya minta untuk meningkatkan kewaspadaan," katanya.
Ia menambahkan peristiwa karhutla sudah kesekian kali terjadi di kabupaten Poso dalam kurun beberapa bulan terakhir, dan sejumlah peristiwa terjadi tidak terlepas dari dampak fenomena El Nino.
Oleh karena itu, warga diimbau tidak membakar sampah dan membuang puntung rokok di sembarang tempat saat cuaca terik, serta pembukaan lahan juga tidak dibenarkan dengan cara dibakar.
"Kami mengajak semua pihak ikut menjaga lingkungan supaya tidak terjadi kebakaran, mengingat saat ini fenomena El Nino masih berlangsung," katanya.