Palu (ANTARA) - Setiap individu, tanpa memandang kondisi fisik atau mental, memiliki potensi diri untuk berkontribusi positif bagi masyarakat luas, kata Kepala Dinas Pendidikan Sulawesi Tengah Yudiawati V Windarussliana.
"Dukungan moral maupun aksesibilitas dalam berbagai aspek sosial dan pendidikan harus dipastikan ramah disabilitas, hal ini untuk meningkatkan kepercayaan diri mereka sehingga potensi yang mereka miliki tersalurkan secara optimal," ujarnya pada peringatan Hari Disabilitas Internasional (HDI) tingkat Sulawesi Tengah di Palu, Selasa.
Begitu pula dengan peran penting sekolah menciptakan lingkungan yang ramah terhadap disabilitas agar mereka lebih percaya diri dalam menjalankan aktivitas pendidikan.
Ia mengatakan lingkungan pendidikan yang inklusi menjadi bentuk layanan pendidikan terbuka dan ramah kepada penyandang disabilitas.
"Sebagai anak bangsa hak memperoleh pendidikan semuanya sama, tidak terkecuali disabilitas," kata dia.
Ia mengemukakan lingkungan yang inklusif memberikan kesempatan yang sama bagi semua orang dan menghapus stigma serta diskriminasi yang sering kali menghalangi disabilitas untuk berpartisipasi secara aktif dalam kehidupan sehari-hari.
"Jadikan momentum HDI sebagai penguat lingkungan pendidikan yang inklusi untuk melayani masyarakat berkebutuhan khusus menggapai cita-cita dan mimpi mereka," ucap Yudiawati.
Wakil Wali Kota Palu Reny A Lamadjido mengemukakan bahwa Pemerintah Kota Palu berkomitmen memberikan layanan inklusi bagi masyarakat berkebutuhan khusus melalui pemenuhan hak-hak dasar mereka.
Pemerintah daerah juga melakukan pemberdayaan terhadap penyandang disabilitas di bidang kesehatan, sosial, ekonomi, politik, dan budaya.
"Selama makhluk sosial harus saling menghargai, melindungi dan memberikan kasih sayang, dengan sikap seperti itu tercipta keharmonisan dalam hubungan sosial kemasyarakatan," kata dia.