Jakarta (ANTARA) - PT Pertamina (Persero) menandatangani nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) dengan Guma Africa Group Limited untuk aliansi strategis proyek-proyek potensial di bisnis hulu hingga hilir migas di Afrika.
Kerja sama itu juga dilakukan untuk mewujudkan kemandirian energi nasional dan menguatkan kiprah Pertamina di mancanegara.
Direktur Utama (Dirut) Pertamina Nicke Widyawati mengatakan penandatanganan itu memperkuat kolaborasi antara Indonesia dengan Afrika, yang sebelumnya juga telah dilakukan perjanjian antara pemerintah (government-to-government/G-to-G), pada kunjungan Presiden Joko Widodo serta beberapa menteri Kabinet Indonesia Maju ke beberapa negara di Afrika pada Agustus 2023.
"Kami sangat mengapresiasi pemerintah sehingga Pertamina dapat memiliki track record yang baik selama kurun waktu 5-10 tahun ini. Kami berharap bisa menerapkan kompetensi dan pengalaman yang dimiliki Pertamina di Indonesia untuk diaplikasikan di Afrika," kata Nicke dalam keterangan di Jakarta, Jumat.
Penandatanganan tersebut dilakukan oleh Direktur Strategi, Portofolio, dan Pengembangan Usaha Pertamina A. Salyadi Saputra dan Executive Chairman Guma Africa Group Limited Robert Gumede yang disaksikan Dirut Pertamina Nicke Widyawati di Grha Pertamina, Jakarta, Kamis (28/9).
Melalui penandatangan tersebut, lanjut dia, kedua pihak mampu memaksimalkan kesempatan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi dan ketahanan energi baik di Indonesia maupun di Afrika.
"Menjadi harapan bersama bahwa kerja sama ini dapat membawa manfaat bagi semua pihak, khususnya bagi Pertamina dan negara Indonesia karena kami memiliki semangat bring the barrels home, artinya ekspansi Pertamina di luar negeri harus membawa manfaat bagi Indonesia," kata Nicke.
Sedangkan, Executive Chairman Guma Africa Group Limited Robert Gumede mengungkapkan penandatanganan tersebut menjadi momentum yang baik. Pertamina akan membantu Afrika dalam hal eksplorasi, pengolahan, dan melakukan impor produk sumber daya alam, dengan prinsip cost effectiveness dan efisiensi.
"Apa yang sudah Pertamina ajarkan, akan kami lakukan di negara-negara Afrika, di mana kami juga memiliki sumber migas dan energi baru terbarukan. Kami sangat senang dengan kerjasama ini karena merupakan kerjasama yang saling menguntungkan," kata Gumede.
MoU Pertamina dengan Guma menambah kiprah internasional Pertamina, terutama di kawasan Afrika. Pada kunjungan Pertamina ke Afrika sebelumnya, bersama dengan lawatan Presiden Joko Widodo, Pertamina telah menginisiasi kerja sama dengan beberapa mitra bisnis di Afrika untuk pengembangan hulu hingga hilir migas, termasuk energi baru terbarukan seperti panas bumi (geothermal).
Pertamina memperkirakan total potensi investasi pada kerja sama tersebut diperkirakan mencapai 2,6 miliar dolar AS atau sekitar Rp40 triliun. Kerja sama itu, di antaranya dilakukan di Kenya, Tanzania, Mozambik, dan Afrika Selatan.
Nicke menjelaskan bahwa kawasan Afrika merupakan bisnis yang dibutuhkan oleh Pertamina. Selain untuk go global, juga menambah produksi dan peran dalam energi transisi.
"Spirit bring the barrel home, footprint Pertamina di sektor hulu untuk meningkatkan produksi agar bisa diolah di kilang milik Pertamina di dalam negeri untuk meningkatkan ketahanan energi nasional kita," ujarnya.
Kerja sama itu juga dilakukan untuk mewujudkan kemandirian energi nasional dan menguatkan kiprah Pertamina di mancanegara.
Direktur Utama (Dirut) Pertamina Nicke Widyawati mengatakan penandatanganan itu memperkuat kolaborasi antara Indonesia dengan Afrika, yang sebelumnya juga telah dilakukan perjanjian antara pemerintah (government-to-government/G-to-G), pada kunjungan Presiden Joko Widodo serta beberapa menteri Kabinet Indonesia Maju ke beberapa negara di Afrika pada Agustus 2023.
"Kami sangat mengapresiasi pemerintah sehingga Pertamina dapat memiliki track record yang baik selama kurun waktu 5-10 tahun ini. Kami berharap bisa menerapkan kompetensi dan pengalaman yang dimiliki Pertamina di Indonesia untuk diaplikasikan di Afrika," kata Nicke dalam keterangan di Jakarta, Jumat.
Penandatanganan tersebut dilakukan oleh Direktur Strategi, Portofolio, dan Pengembangan Usaha Pertamina A. Salyadi Saputra dan Executive Chairman Guma Africa Group Limited Robert Gumede yang disaksikan Dirut Pertamina Nicke Widyawati di Grha Pertamina, Jakarta, Kamis (28/9).
Melalui penandatangan tersebut, lanjut dia, kedua pihak mampu memaksimalkan kesempatan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi dan ketahanan energi baik di Indonesia maupun di Afrika.
"Menjadi harapan bersama bahwa kerja sama ini dapat membawa manfaat bagi semua pihak, khususnya bagi Pertamina dan negara Indonesia karena kami memiliki semangat bring the barrels home, artinya ekspansi Pertamina di luar negeri harus membawa manfaat bagi Indonesia," kata Nicke.
Sedangkan, Executive Chairman Guma Africa Group Limited Robert Gumede mengungkapkan penandatanganan tersebut menjadi momentum yang baik. Pertamina akan membantu Afrika dalam hal eksplorasi, pengolahan, dan melakukan impor produk sumber daya alam, dengan prinsip cost effectiveness dan efisiensi.
"Apa yang sudah Pertamina ajarkan, akan kami lakukan di negara-negara Afrika, di mana kami juga memiliki sumber migas dan energi baru terbarukan. Kami sangat senang dengan kerjasama ini karena merupakan kerjasama yang saling menguntungkan," kata Gumede.
MoU Pertamina dengan Guma menambah kiprah internasional Pertamina, terutama di kawasan Afrika. Pada kunjungan Pertamina ke Afrika sebelumnya, bersama dengan lawatan Presiden Joko Widodo, Pertamina telah menginisiasi kerja sama dengan beberapa mitra bisnis di Afrika untuk pengembangan hulu hingga hilir migas, termasuk energi baru terbarukan seperti panas bumi (geothermal).
Pertamina memperkirakan total potensi investasi pada kerja sama tersebut diperkirakan mencapai 2,6 miliar dolar AS atau sekitar Rp40 triliun. Kerja sama itu, di antaranya dilakukan di Kenya, Tanzania, Mozambik, dan Afrika Selatan.
Nicke menjelaskan bahwa kawasan Afrika merupakan bisnis yang dibutuhkan oleh Pertamina. Selain untuk go global, juga menambah produksi dan peran dalam energi transisi.
"Spirit bring the barrel home, footprint Pertamina di sektor hulu untuk meningkatkan produksi agar bisa diolah di kilang milik Pertamina di dalam negeri untuk meningkatkan ketahanan energi nasional kita," ujarnya.