Palu, (antarasulteng.com) - Gereja Kristen Sulawesi Tengah hadir pertama kali di Kabupaten Poso sekitar 1893, kata Ketua Umum Majelis Sinode GKST priode 2012-2016, Pendeta DR Yulberlian Padele.
"Cikal bakal GKST diawali dengan pemberitaan injil oleh DR Albert hristian Kruyt dari Nederlandsh Sendeling Genootschap (NZG)," katanya di Palu, Minggu.
Ia menjelaskan dengan pekerjaan kuasa Roh Kudus melalui para penginjil maka perayaan Natal dan pembaptisan pertama kali dilaksanakan GKST tahun 1909 di Desa Kasiguncu.
Saat itu, kata dia, yang pertama kali dibaptis adalah Kepala Suku Pebato Papa I Wunte dan Ine I Maseka bersama seratusan orang pengikutnya.
Jumlah gereja dan jemaat GKST terus bertambah dan berkembang sampai ke Provinsi Sulawesi Selatan.
Karena GKST terus berkembang di daerah Sulteng dan Sulsel,maka dibuatlah kesepakatan seluruh jemaatdi dua provinsi itu untuk menyatukan kebersamaan dalam bentuk Sinode Gereja.
Dan kesepakatan tersebut di tindak lanjuti sehingga diputuskan dalam Proto Sinode tanggal 15 -17 Oktober 1947 dan diresmikan pada tanggal 18 Oktober 1947 dengan nama Gereja Kristen Celebes Tengah.
Nama ini diakui keberadaannya oleh Pemerintah Republik Indonesia dengan akte No. 23 pada tanggal 7 Oktober 1948. Dalam perkembangannya nama Gereja Kristen Celebes Tengah berubah nama menjadi Gereja Kristen Sulawesi Tengah dan disingkat GKST.
Ia mengatakan yang pertamakali menjadi Ketua Umum Sinode GKST adalah Pdt Dr E Dijkhuis.
Sejak awal penetapan sampai saat ini Sinode GKST telah dipimpin sebanyak sepuluh Ketua Umum.
Kesepuluh Ketua Umum Sinode GKST adalah Dr E Dijkhuis, Pdt F Lumentut, Pdt J Melaha, Pdt JP Lagarense, Pdt Agustina Lumentut, Pdt Langkamuda, Pdt A Rampalodji, Pdt Rinaldy Damanik, Pdt Ishak Pole dan Pdt Yuberlian Padele.
Masa kepemimpinan Ketua Umum Sinode GKST ditetapkan selama empat tahun. Untuk periode 2016-2021 ini telah diputuskan masa kerja Sinode GKST menjadi lima tahun.
Sampai saat ini GKST telah memiliki 26 Klasis dan terdiri dari 396 Jemaat dan 18 Kelompok Kebaktian dan pelayanannya meliputi Provinsi Sulawesi Tengah, Provinsi Sulawesi Selatan maupun Provinsi Sulawesi Barat.
"Cikal bakal GKST diawali dengan pemberitaan injil oleh DR Albert hristian Kruyt dari Nederlandsh Sendeling Genootschap (NZG)," katanya di Palu, Minggu.
Ia menjelaskan dengan pekerjaan kuasa Roh Kudus melalui para penginjil maka perayaan Natal dan pembaptisan pertama kali dilaksanakan GKST tahun 1909 di Desa Kasiguncu.
Saat itu, kata dia, yang pertama kali dibaptis adalah Kepala Suku Pebato Papa I Wunte dan Ine I Maseka bersama seratusan orang pengikutnya.
Jumlah gereja dan jemaat GKST terus bertambah dan berkembang sampai ke Provinsi Sulawesi Selatan.
Karena GKST terus berkembang di daerah Sulteng dan Sulsel,maka dibuatlah kesepakatan seluruh jemaatdi dua provinsi itu untuk menyatukan kebersamaan dalam bentuk Sinode Gereja.
Dan kesepakatan tersebut di tindak lanjuti sehingga diputuskan dalam Proto Sinode tanggal 15 -17 Oktober 1947 dan diresmikan pada tanggal 18 Oktober 1947 dengan nama Gereja Kristen Celebes Tengah.
Nama ini diakui keberadaannya oleh Pemerintah Republik Indonesia dengan akte No. 23 pada tanggal 7 Oktober 1948. Dalam perkembangannya nama Gereja Kristen Celebes Tengah berubah nama menjadi Gereja Kristen Sulawesi Tengah dan disingkat GKST.
Ia mengatakan yang pertamakali menjadi Ketua Umum Sinode GKST adalah Pdt Dr E Dijkhuis.
Sejak awal penetapan sampai saat ini Sinode GKST telah dipimpin sebanyak sepuluh Ketua Umum.
Kesepuluh Ketua Umum Sinode GKST adalah Dr E Dijkhuis, Pdt F Lumentut, Pdt J Melaha, Pdt JP Lagarense, Pdt Agustina Lumentut, Pdt Langkamuda, Pdt A Rampalodji, Pdt Rinaldy Damanik, Pdt Ishak Pole dan Pdt Yuberlian Padele.
Masa kepemimpinan Ketua Umum Sinode GKST ditetapkan selama empat tahun. Untuk periode 2016-2021 ini telah diputuskan masa kerja Sinode GKST menjadi lima tahun.
Sampai saat ini GKST telah memiliki 26 Klasis dan terdiri dari 396 Jemaat dan 18 Kelompok Kebaktian dan pelayanannya meliputi Provinsi Sulawesi Tengah, Provinsi Sulawesi Selatan maupun Provinsi Sulawesi Barat.