Palu (ANTARA) - Wakil Menteri Agama Saiful Rahmat Dasuki meminta kepada peserta Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Islam Negeri (UIN) Datokarama agar memperkuat moderasi beragama dalam kehidupan sosial kemasyarakatan.
"Sampaikanlah pesan moderasi beragama kepada masyarakat," ucap Saiful Rahmat Dasuki, di Kota Palu, Sulawesi Tengah, Rabu.
Wamenag Saiful Rahmat Dasuki hadir dalam pembekalan 1.000 mahasiswa KKN Angkatan XI Gelombang I tahun 2023. Saiful Rahmat menyampaikan sambutan dan materi tentang penguatan moderasi beragama bagi mahasiswa KKN, sekaligus membuka pembekalan KKN tersebut.
Dalam kegiatan itu, Saiful Rahmat mengemukakan bahwa moderasi beragama menjadi satu program prioritas Kementerian Agama yang terus digencarkan lewat berbagai kegiatan.
Hal ini, seiring dengan adanya gangguan kerukunan dan ketentraman serta kesatuan dan keutuhan bangsa oleh tiga kelompok.
Kelompok tersebut adalah kelompok yang mengklaim kebenaran tunggal. Kemudian, kelompok eksklusifisme dan kelompok ideologi trans nasional.
Ia menjelaskan kelompok klaim kebenaran tunggal yaitu mereka yang merasa paling benar dan merasa seakan - akan merekalah yang menjadi wakil Tuhan di muka bumi.
Kelompok ini cenderung memahami teks ajaran agama secara leterlite atau secara hitam putih tanpa melakukan kajian yang mendalam.
"Kemajemukan dan perbedaan yang ada bagi kelompok ini menjadi hukum salah dan benar. Ketika tidak sesuai dengan mereka, maka dianggap salah," ucapnya.
Fenomena konkret ini, kata dia, ada dalam kehidupan sosial keagamaan di Tanah Air.
Berikutnya, kelompok eksklusifisme yaitu mereka orang - orang yang baru belajar agama.
"Sayangnya, orang - orang ini salah dalam memilih dan mengambil guru agama, yang mana gurunya tersebut tidak memiliki sanad keilmuan agama yang jelas," sebutnya.
Kelompok ini cenderung membatasi diri dalam kehidupan sosial keagamaan.
Selanjutnya kelompok ideologi trans nasional. Kelompok ini salah satunya adalah HTI yang telah dibubarkan oleh pemerintah.
"Yang diusung oleh HTI adalah khilafah. Ini ancaman terhadap moderasi beragama karena anti terhadap kemajemukan," ungkap dia.
Kelompok ideologi trans nasional, tegas dia, sangat mengganggu dan merusak sistem keberagamaan yang beraneka ragam di Tanah Air.
Oleh karena itu, sebut dia, penguatan moderasi beragama harus terus dilakukan di tengah kehidupan sosial keagamaan.
"Mahasiswa KKN coba telisik kehidupan masyarakat mengenai bagaimana penerimaan terhadap budaya - budaya lokal," imbuhnya.
Ia menambahkan, indikator moderasi beragama meliputi sikap menjunjung tinggi empat pilar kebangsaan, toleransi yaitu menghormati perbedaan, anti kekerasan, serta penerimaan terhadap tradisi dan budaya lokal yang ada.
Wakil Menteri Agama RI Saiful Rahmat Dasuki, Rektor UIN Datokarama Palu Profesor Lukman S Thahir foto bersama dengan 1.000 peserta pembekalan KKN Angkatan XI Gelombang I Tahun 2023 UIN Datokarama, di Kota Palu, Sulawesi Tengah, Rabu (25/10/2023) (ANTARA/HO-Kiswanto)
"Sampaikanlah pesan moderasi beragama kepada masyarakat," ucap Saiful Rahmat Dasuki, di Kota Palu, Sulawesi Tengah, Rabu.
Wamenag Saiful Rahmat Dasuki hadir dalam pembekalan 1.000 mahasiswa KKN Angkatan XI Gelombang I tahun 2023. Saiful Rahmat menyampaikan sambutan dan materi tentang penguatan moderasi beragama bagi mahasiswa KKN, sekaligus membuka pembekalan KKN tersebut.
Dalam kegiatan itu, Saiful Rahmat mengemukakan bahwa moderasi beragama menjadi satu program prioritas Kementerian Agama yang terus digencarkan lewat berbagai kegiatan.
Hal ini, seiring dengan adanya gangguan kerukunan dan ketentraman serta kesatuan dan keutuhan bangsa oleh tiga kelompok.
Kelompok tersebut adalah kelompok yang mengklaim kebenaran tunggal. Kemudian, kelompok eksklusifisme dan kelompok ideologi trans nasional.
Ia menjelaskan kelompok klaim kebenaran tunggal yaitu mereka yang merasa paling benar dan merasa seakan - akan merekalah yang menjadi wakil Tuhan di muka bumi.
Kelompok ini cenderung memahami teks ajaran agama secara leterlite atau secara hitam putih tanpa melakukan kajian yang mendalam.
"Kemajemukan dan perbedaan yang ada bagi kelompok ini menjadi hukum salah dan benar. Ketika tidak sesuai dengan mereka, maka dianggap salah," ucapnya.
Fenomena konkret ini, kata dia, ada dalam kehidupan sosial keagamaan di Tanah Air.
Berikutnya, kelompok eksklusifisme yaitu mereka orang - orang yang baru belajar agama.
"Sayangnya, orang - orang ini salah dalam memilih dan mengambil guru agama, yang mana gurunya tersebut tidak memiliki sanad keilmuan agama yang jelas," sebutnya.
Kelompok ini cenderung membatasi diri dalam kehidupan sosial keagamaan.
Selanjutnya kelompok ideologi trans nasional. Kelompok ini salah satunya adalah HTI yang telah dibubarkan oleh pemerintah.
"Yang diusung oleh HTI adalah khilafah. Ini ancaman terhadap moderasi beragama karena anti terhadap kemajemukan," ungkap dia.
Kelompok ideologi trans nasional, tegas dia, sangat mengganggu dan merusak sistem keberagamaan yang beraneka ragam di Tanah Air.
Oleh karena itu, sebut dia, penguatan moderasi beragama harus terus dilakukan di tengah kehidupan sosial keagamaan.
"Mahasiswa KKN coba telisik kehidupan masyarakat mengenai bagaimana penerimaan terhadap budaya - budaya lokal," imbuhnya.
Ia menambahkan, indikator moderasi beragama meliputi sikap menjunjung tinggi empat pilar kebangsaan, toleransi yaitu menghormati perbedaan, anti kekerasan, serta penerimaan terhadap tradisi dan budaya lokal yang ada.