Jakarta (ANTARA) - Manajer Tim Pelita Jaya Bakrie Jakarta yang baru saja diangkat Adhi Pratama Prasetyo Putra menyebutkan sistem laga kandang dan tandang atau home and away akan menjadi tantangan tersendiri untuk IBL musim 2024.
"Menurut saya, tantangan terberat musim ini, ya ada di sistem home and away," jelas Adhi. "Kalau dulu, sistemnya series. Jadi kita bisa mengatur jadwal selama satu minggu. Kalau sekarang, dalam seminggu kita bisa mendapatkan jadwal away lebih dari sekali," kata Adhi Pratama dalam keterangan resmi di Jakarta, Jumat.
Menurutnya, perbedaan jadwal pertandingan di IBL 2024 akan berdampak pada kondisi fisik pemain. "Stamina pemain harus dijaga dengan baik. Karena itu pasti sangat melelahkan," tutur Adhi Pratama yang merupakan salah satu pemain legendaris Pelita Jaya, dan termasuk tim juara di musim 2016-17.
IBL akan menggunakan sistem laga kandang dan tandang tidak hanya untuk babak playoff, melainkan akan berlangsung sepanjang musim. Jadi pertandingan musim reguler akan menggunakan sistem yang sama. Sistem ini benar-benar baru, dan belum pernah diterapkan di kompetisi bola basket nasional pada musim-musim sebelumnya.
Sistem dinilai ini akan lebih menguras tenaga pemain. Khususnya ketika mereka ada dalam jadwal yang mengharuskan bermain di kandang lawan lantaran harus berpindah dari satu kota ke kota lain dalam waktu yang singkat.
Sehingga menurut Adhi, semua tim harus pintar mengatur jadwal serta memiliki tim yang khusus menangani recovery fisik pemain.
Selain itu, lanjutnya, rotasi pemain juga harus dibuat semulus mungkin guna menghindarkan pemain dari cedera. Apalagi Pelita Jaya punya target juara untuk musim 2024. Sehingga mereka harus menjaga tim tetap utuh sampai ke babak playoff.
Adhi Pratama memulai kariernya sebagai pebasket profesional sejak berusia 16 tahun. Saat itu, ia bergabung dengan Muba Hangtuah pada tahun 2009. Adhi kemudian pindah ke Pelita Jaya pada musim 2014-15.
Di musim tersebut Adhi dinobatkan sebagai MVP liga. Kemudian pada tahun 2017, Adhi sukses membawa Pelita Jaya menjuarai liga. Dia mengumumkan pensiun pada tahun 2020 dikarenakan cedera yang tak kunjung sembuh, sehingga mengganggu performanya. Kini Adhi kembali lagi ke Pelita Jaya sebagai manajer tim.
"Menurut saya, tantangan terberat musim ini, ya ada di sistem home and away," jelas Adhi. "Kalau dulu, sistemnya series. Jadi kita bisa mengatur jadwal selama satu minggu. Kalau sekarang, dalam seminggu kita bisa mendapatkan jadwal away lebih dari sekali," kata Adhi Pratama dalam keterangan resmi di Jakarta, Jumat.
Menurutnya, perbedaan jadwal pertandingan di IBL 2024 akan berdampak pada kondisi fisik pemain. "Stamina pemain harus dijaga dengan baik. Karena itu pasti sangat melelahkan," tutur Adhi Pratama yang merupakan salah satu pemain legendaris Pelita Jaya, dan termasuk tim juara di musim 2016-17.
IBL akan menggunakan sistem laga kandang dan tandang tidak hanya untuk babak playoff, melainkan akan berlangsung sepanjang musim. Jadi pertandingan musim reguler akan menggunakan sistem yang sama. Sistem ini benar-benar baru, dan belum pernah diterapkan di kompetisi bola basket nasional pada musim-musim sebelumnya.
Sistem dinilai ini akan lebih menguras tenaga pemain. Khususnya ketika mereka ada dalam jadwal yang mengharuskan bermain di kandang lawan lantaran harus berpindah dari satu kota ke kota lain dalam waktu yang singkat.
Sehingga menurut Adhi, semua tim harus pintar mengatur jadwal serta memiliki tim yang khusus menangani recovery fisik pemain.
Selain itu, lanjutnya, rotasi pemain juga harus dibuat semulus mungkin guna menghindarkan pemain dari cedera. Apalagi Pelita Jaya punya target juara untuk musim 2024. Sehingga mereka harus menjaga tim tetap utuh sampai ke babak playoff.
Adhi Pratama memulai kariernya sebagai pebasket profesional sejak berusia 16 tahun. Saat itu, ia bergabung dengan Muba Hangtuah pada tahun 2009. Adhi kemudian pindah ke Pelita Jaya pada musim 2014-15.
Di musim tersebut Adhi dinobatkan sebagai MVP liga. Kemudian pada tahun 2017, Adhi sukses membawa Pelita Jaya menjuarai liga. Dia mengumumkan pensiun pada tahun 2020 dikarenakan cedera yang tak kunjung sembuh, sehingga mengganggu performanya. Kini Adhi kembali lagi ke Pelita Jaya sebagai manajer tim.