Jember, Jawa Timur (ANTARA) - Wakil Presiden Ma’ruf Amin meminta pemerintah daerah fokus mengawal pelaksanaan program percepatan penurunan stunting bahkan hingga zero stunting pada 2030, sesuai tujuan pembangunan berkelanjutan.

Dalam acara penyerahan program bantuan stunting di Kabupaten Jember, Jawa Timur, Rabu, Wapres menyatakan bahwa pemerintah telah berhasil menurunkan prevalensi stunting dari 30,8 persen pada 2018, menjadi 21,6 persen pada 2022.

“Namun, waktu kita untuk mencapai target 14 persen stunting di 2024 semakin terbatas. Untuk itu, seluruh pemangku kepentingan di tingkat pusat dan daerah harus memastikan adanya sinergi antarprogram dari tingkat nasional hingga desa,” tutur Wapres Ma’ruf.

Dalam acara penyerahan bantuan stunting dari Yayasan Dewa Dewi Indonesia dan PT Semen Imasco Asiatic tersebut, Wapres meminta bantuan stunting diberikan tepat sasaran dan tidak tumpang tindih dengan mekanisme pemberian bantuan yang sudah diberikan pemerintah.

Secara khusus, dia meminta pemerintah Kabupaten Jember untuk memetakan kantong-kantong wilayah stunting dan mengidentifikasi layanan yang masih kurang sehingga bisa segera diperbaiki.

Selanjutnya, pemda diharapkan menyusun program untuk mengintervensi masalah yang ada dengan mengajak semua pihak untuk ikut terlibat.

Wapres juga mengharapkan optimalisasi kolaborasi percepatan penurunan stunting antara pemerintah pusat dan daerah dengan unsur lainnya, seperti sektor swasta, perguruan tinggi, organisasi profesi, organisasi kemasyarakatan, tokoh agama, tokoh masyarakat, hingga media.
 

“Pemerintah Kabupaten Jember agar mengoordinasikan dan memastikan bantuan dari bentuk-bentuk kemitraan disalurkan pada lokasi prioritas dan sasaran prioritas, serta bisa mengisi celah cakupan layanan stunting yang belum bisa dipenuhi pemerintah,” tutur dia.

Menurut Wapres Ma’ruf pemberian bantuan pangan tidak hanya dibutuhkan oleh anak stunting, tetapi juga penting diberikan kepada ibu hamil, juga kepada balita yang sehat untuk menjaga asupan gizi mereka agar tidak mengalami penurunan berat badan, utamanya ibu hamil dan anak-anak dari keluarga berisiko stunting.

“Tren angka stunting pada anak meningkat pada usia enam bulan sampai dengan satu tahun, yang antara lain disebabkan oleh pemberian makanan pendamping ASI yang tidak mencukupi. Oleh karena itu, bantuan pangan agar diorientasikan pada pemberian makanan pendamping ASI dengan gizi yang tepat dan berkualitas, di mana salah satu yang dibutuhkan adalah asupan protein hewani, seperti telur, ikan, dan lainnya,” tutur dia.

Wapres kemudian meminta pemda untuk melakukan edukasi masif kepada publik serta penyuluhan akan pentingnya pencegahan stunting.

Dengan demikian, kesadaran masyarakat akan terbangun, dan timbul keinginan untuk turut berpartisipasi aktif dalam mempercepat penurunan stunting.

“Stunting masih menjadi persoalan besar yang mendesak untuk kita selesaikan bersama karena stunting tidak hanya berdampak pada kondisi fisik anak, tetapi juga pada kesehatan, hingga kemampuan berpikirnya,” ujar Wapres.

“Anak stunting nantinya akan tumbuh menjadi manusia dewasa yang produktivitasnya rendah, yang pada akhirnya akan menghambat pertumbuhan ekonomi, dan semakin menimbulkan persoalan ketimpangan dan kemiskinan,” kata dia, melanjutkan.

Pada kesempatan tersebut, pemerintah Kabupaten Jember menerima 10.000 paket bantuan stunting yang berisi beras, telur, kacang hijau, minyak goreng, tepung terigu, susu bayi, dan biskuit bayi.
 



 


Pewarta : Yashinta Difa Pramudyani
Editor : Andilala
Copyright © ANTARA 2024