Jakarta (ANTARA) - PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim atau PKT) mempertahankan raihan Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup (PROPER) peringkat Emas dari Kementerian Lingkungan Hidup Dan Kehutanan (KLHK) selama tujuh tahun berturut-turut.
Wakil Presiden Ma’ruf Amin yang menyerahkan langsung penghargaan tersebut kepada Wakil Direktur Utama Pupuk Indonesia Gusrizal, menekankan pentingnya dukungan dari berbagai pemangku kepentingan untuk bisa mencapai keberhasilan pembangunan berkelanjutan.
"Program PROPER ini menjadi platform untuk mengambil bagian untuk pembangunan berkelanjutan. Perusahaan seharusnya tidak lagi hanya berfokus menghasilkan keuntungan tapi juga memastikan kelestarian lingkungan sekitar, baik lingkungan fisik maupun sosial. Pelaku dunia usaha harus bisa meningkatkan kontribusi dan mengambil langkah konkret dalam mengatasi perubahan iklim dan pengelolaan lingkungan berkelanjutan," kata Ma'ruf Amin lewat keterangan di Jakarta, Minggu.
Sementara itu, Direktur Utama Pupuk Kaltim Budi Wahju Soesilo mengungkapkan penghargaan tersebut merupakan salah satu bukti nyata dari Pupuk Kaltim yang konsisten menjalankan fungsi dan tugasnya sebagai perusahaan yang bisa membawa berkah dan manfaat tak hanya bagi perusahaan tapi juga bagi masyarakat dan lingkungan hidup.
"Kedepan, masih banyak rencana baik yang akan kami inisiasi dan jalankan," katanya.
Soesilo menyebutkan semangat perusahaan menjunjung aspek keberlanjutan juga sejalan dengan tema ulang tahun Pupuk Kaltim yang ke-46 pada 7 Desember lalu, yaitu Going Greener for a Better Future, yang akan membawa semangat baru bagi perusahaan untuk menjadi perusahaan berkelanjutan.
Dalam upaya mewujudkan transformasi hijau industri, berbagai inisiatif telah diterapkan oleh Pupuk Kaltim melalui sejumlah penerapan program Environment, Social, and Governance (ESG) baik di lini operasional perusahaan maupun di level masyarakat dan lingkungan secara langsung.
Sejalan dengan hal itu, Pupuk Kaltim juga memiliki komitmen untuk mengabdi kepada kesejahteraan masyarakat dan melahirkan berbagai inovasi yang tetap membawa Pupuk Kaltim menjadi pelopor transformasi hijau industri pupuk dan petrokimia di Indonesia.
Pupuk Kaltim sendiri sudah mencanangkan roadmap dekarbonisasi untuk mencapai target penurunan sebesar 32 persen pada tahun 2030, sejalan dengan target nol emisi karbon pada tahun 2060 yang dicanangkan oleh pemerintah.
Melalui roadmap dekarbonisasi yang telah dirancang, program-program inovasi ESG yang digagas oleh Pupuk Kaltim telah berhasil memberikan dampak positif terhadap masyarakat maupun lingkungan. Berbagai inisiatif ESG ini pun terbagi menjadi dua etape.
Etape pertama berfokus dalam menerapkan konsep sirkuler ekonomi dan offset carbon melalui berbagai kegiatan, seperti penanaman pohon (Community Forest), penggunaan sepeda dan motor listrik untuk operasional perusahaan, revamping pabrik, hingga penggunaan PLTS Atap di area operasional perusahaan.
Dilanjutkan dengan etape kedua, yaitu melakukan low carbon sourcing dan carbon capture storage yang dikemas dalam pengembangan teknologi dan inovasi untuk eksplorasi sumber energi terbarukan, salah satunya clean ammonia.
Transisi menuju energi bersih dan terbarukan ini memang menjadi salah satu agenda utama dalam pengembangan bisnis Pupuk Kaltim ke depannya. Untuk menuju industri yang rendah karbon, perusahaan menggunakan bahan bakar transisi yang lebih ramah lingkungan, salah satunya amonia, yang saat ini dipergunakan Pupuk Kaltim sebagai bahan baku utama pembuatan pupuk urea.
Amonia ini pula yang diprediksi menjadi alternatif bahan bakar masa depan yang lebih ramah lingkungan. Perusahaan pun tengah menjajaki pengembangan teknologi clean ammonia.
Pertengahan tahun 2023, Pupuk Kaltim bersama Copenhagen Atomics, Topsoe, Alfa Laval, dan Aalborg CSP telah menandatangani nota kesepahaman (MoU) untuk mengkaji rancangan pembangunan fasilitas produksi clean ammonia berkapasitas sebesar 1 juta ton per tahun. Ini adalah langkah awal yang baik untuk cita-cita Pupuk Kaltim menjadi perusahaan yang menjalankan bisnis berkelanjutan dan bermanfaat bagi lingkungan hidup.
"Jadi bukan hanya sekadar soal bagaimana agar perusahaan bisa tumbuh, tapi di saat yang bersamaan juga bagaimana Pupuk Kaltim bisa bertanggung jawab menjalankan usaha dengan mengedepankan upaya dan inovasi yang ramah lingkungan," kata Soesilo.
Wakil Presiden Ma’ruf Amin yang menyerahkan langsung penghargaan tersebut kepada Wakil Direktur Utama Pupuk Indonesia Gusrizal, menekankan pentingnya dukungan dari berbagai pemangku kepentingan untuk bisa mencapai keberhasilan pembangunan berkelanjutan.
"Program PROPER ini menjadi platform untuk mengambil bagian untuk pembangunan berkelanjutan. Perusahaan seharusnya tidak lagi hanya berfokus menghasilkan keuntungan tapi juga memastikan kelestarian lingkungan sekitar, baik lingkungan fisik maupun sosial. Pelaku dunia usaha harus bisa meningkatkan kontribusi dan mengambil langkah konkret dalam mengatasi perubahan iklim dan pengelolaan lingkungan berkelanjutan," kata Ma'ruf Amin lewat keterangan di Jakarta, Minggu.
Sementara itu, Direktur Utama Pupuk Kaltim Budi Wahju Soesilo mengungkapkan penghargaan tersebut merupakan salah satu bukti nyata dari Pupuk Kaltim yang konsisten menjalankan fungsi dan tugasnya sebagai perusahaan yang bisa membawa berkah dan manfaat tak hanya bagi perusahaan tapi juga bagi masyarakat dan lingkungan hidup.
"Kedepan, masih banyak rencana baik yang akan kami inisiasi dan jalankan," katanya.
Soesilo menyebutkan semangat perusahaan menjunjung aspek keberlanjutan juga sejalan dengan tema ulang tahun Pupuk Kaltim yang ke-46 pada 7 Desember lalu, yaitu Going Greener for a Better Future, yang akan membawa semangat baru bagi perusahaan untuk menjadi perusahaan berkelanjutan.
Dalam upaya mewujudkan transformasi hijau industri, berbagai inisiatif telah diterapkan oleh Pupuk Kaltim melalui sejumlah penerapan program Environment, Social, and Governance (ESG) baik di lini operasional perusahaan maupun di level masyarakat dan lingkungan secara langsung.
Sejalan dengan hal itu, Pupuk Kaltim juga memiliki komitmen untuk mengabdi kepada kesejahteraan masyarakat dan melahirkan berbagai inovasi yang tetap membawa Pupuk Kaltim menjadi pelopor transformasi hijau industri pupuk dan petrokimia di Indonesia.
Pupuk Kaltim sendiri sudah mencanangkan roadmap dekarbonisasi untuk mencapai target penurunan sebesar 32 persen pada tahun 2030, sejalan dengan target nol emisi karbon pada tahun 2060 yang dicanangkan oleh pemerintah.
Melalui roadmap dekarbonisasi yang telah dirancang, program-program inovasi ESG yang digagas oleh Pupuk Kaltim telah berhasil memberikan dampak positif terhadap masyarakat maupun lingkungan. Berbagai inisiatif ESG ini pun terbagi menjadi dua etape.
Etape pertama berfokus dalam menerapkan konsep sirkuler ekonomi dan offset carbon melalui berbagai kegiatan, seperti penanaman pohon (Community Forest), penggunaan sepeda dan motor listrik untuk operasional perusahaan, revamping pabrik, hingga penggunaan PLTS Atap di area operasional perusahaan.
Dilanjutkan dengan etape kedua, yaitu melakukan low carbon sourcing dan carbon capture storage yang dikemas dalam pengembangan teknologi dan inovasi untuk eksplorasi sumber energi terbarukan, salah satunya clean ammonia.
Transisi menuju energi bersih dan terbarukan ini memang menjadi salah satu agenda utama dalam pengembangan bisnis Pupuk Kaltim ke depannya. Untuk menuju industri yang rendah karbon, perusahaan menggunakan bahan bakar transisi yang lebih ramah lingkungan, salah satunya amonia, yang saat ini dipergunakan Pupuk Kaltim sebagai bahan baku utama pembuatan pupuk urea.
Amonia ini pula yang diprediksi menjadi alternatif bahan bakar masa depan yang lebih ramah lingkungan. Perusahaan pun tengah menjajaki pengembangan teknologi clean ammonia.
Pertengahan tahun 2023, Pupuk Kaltim bersama Copenhagen Atomics, Topsoe, Alfa Laval, dan Aalborg CSP telah menandatangani nota kesepahaman (MoU) untuk mengkaji rancangan pembangunan fasilitas produksi clean ammonia berkapasitas sebesar 1 juta ton per tahun. Ini adalah langkah awal yang baik untuk cita-cita Pupuk Kaltim menjadi perusahaan yang menjalankan bisnis berkelanjutan dan bermanfaat bagi lingkungan hidup.
"Jadi bukan hanya sekadar soal bagaimana agar perusahaan bisa tumbuh, tapi di saat yang bersamaan juga bagaimana Pupuk Kaltim bisa bertanggung jawab menjalankan usaha dengan mengedepankan upaya dan inovasi yang ramah lingkungan," kata Soesilo.