Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Direktorat Jenderal Sumber Daya Air menargetkan pembangunan tanggul pantai dan muara sungai di Jakarta dapat selesai pada 2024.
"Pembangunan tanggul pantai di Jakarta ditargetkan selesai pada tahun ini," ujar Direktur Jenderal Sumber Daya Air Kementerian PUPR Bob Arthur di Jakarta, Rabu.
Bob mengatakan, konsep pengendalian banjir di pesisir Teluk Jakarta dilakukan dengan membangun infrastruktur berupa tanggul pantai dan muara sungai, sistem polder serta penataan drainase lingkungan.
Garis pantai dan muara sungai yang kritis di pesisir Teluk Jakarta berdasarkan Detail Desain National Capital Integrated Coastal Development (NCICD) 2016 dan reviewnya sepanjang 46,2 km.
Selama periode 2014 - 2019, pembangunan tanggul pantai dan muara sungai telah dikerjakan oleh pemerintah pusat, pemerintah provinsi DKI Jakarta serta pihak swasta sepanjang 13 km sehingga terdapat garis pantai dan muara sungai yang masih dikategorikan kritis dan belum tertangani sepanjang 25 km.
Pembangunan tanggul pantai ini, pada 2020 dilakukan sinergi perencanaan dan pembangunan tanggul pantai serta muara sungai antara Kementerian PUPR dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, dan direview pada 2023.
Kementerian PUPR hingga 2023 telah mengerjakan tanggul sepanjang 8,2 km di Pantai Muara Baru, Pantai Kali Baru, Pantai Kamal Muara, Kali Ancol, Cakung Drain, Cengkareng Drain, dan Kali Dadap. Selain itu juga membangun tiga unit kolam retensi di Cilincing.
Pada 2024, Kementerian PUPR sedangkan mengerjakan tanggul pantai dan muara sungai sepanjang 1,6 km serta satu kolam retensi di Pantai Kamal Muara - Dadap serta di Muara Sungai Dadap.
"Tanggul pantai dan muara sungai ini merupakan penyelesaian daripada kesepakatan yang kami lakukan dengan Pemprov DKI Jakarta untuk pembangunan tersebut," kata Bob.
Terkait pembangunan tanggul laut raksasa atau giant sea wall, menurut Bob dapat dilakukan pada pilihan terakhir jika penurunan permukaan tanah (land subsidence) di Jakarta terus terjadi.
Konsep pengendalian banjir di pesisir Teluk Jakarta tahap B dapat dilakukan apabila penurunan permukaan tanah terus terjadi. Konsep ini diimplementasikan dengan membangun infrastruktur tanggul laut Open Sea Dike.
Saat ini Kementerian PUPR, kata Bob, terus melakukan monitoring terhadap proses penurunan permukaan tanah di Jakarta.
"Maka dari itu kita membangun monitoring well untuk kita melihat penurunan permukaan tanah Jakarta. Kita tetap melakukan monitoring untuk memantau kejadian penurunan permukaan tanah yang terjadi di seluruh Jakarta," katanya.
"Pembangunan tanggul pantai di Jakarta ditargetkan selesai pada tahun ini," ujar Direktur Jenderal Sumber Daya Air Kementerian PUPR Bob Arthur di Jakarta, Rabu.
Bob mengatakan, konsep pengendalian banjir di pesisir Teluk Jakarta dilakukan dengan membangun infrastruktur berupa tanggul pantai dan muara sungai, sistem polder serta penataan drainase lingkungan.
Garis pantai dan muara sungai yang kritis di pesisir Teluk Jakarta berdasarkan Detail Desain National Capital Integrated Coastal Development (NCICD) 2016 dan reviewnya sepanjang 46,2 km.
Selama periode 2014 - 2019, pembangunan tanggul pantai dan muara sungai telah dikerjakan oleh pemerintah pusat, pemerintah provinsi DKI Jakarta serta pihak swasta sepanjang 13 km sehingga terdapat garis pantai dan muara sungai yang masih dikategorikan kritis dan belum tertangani sepanjang 25 km.
Pembangunan tanggul pantai ini, pada 2020 dilakukan sinergi perencanaan dan pembangunan tanggul pantai serta muara sungai antara Kementerian PUPR dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, dan direview pada 2023.
Kementerian PUPR hingga 2023 telah mengerjakan tanggul sepanjang 8,2 km di Pantai Muara Baru, Pantai Kali Baru, Pantai Kamal Muara, Kali Ancol, Cakung Drain, Cengkareng Drain, dan Kali Dadap. Selain itu juga membangun tiga unit kolam retensi di Cilincing.
Pada 2024, Kementerian PUPR sedangkan mengerjakan tanggul pantai dan muara sungai sepanjang 1,6 km serta satu kolam retensi di Pantai Kamal Muara - Dadap serta di Muara Sungai Dadap.
"Tanggul pantai dan muara sungai ini merupakan penyelesaian daripada kesepakatan yang kami lakukan dengan Pemprov DKI Jakarta untuk pembangunan tersebut," kata Bob.
Terkait pembangunan tanggul laut raksasa atau giant sea wall, menurut Bob dapat dilakukan pada pilihan terakhir jika penurunan permukaan tanah (land subsidence) di Jakarta terus terjadi.
Konsep pengendalian banjir di pesisir Teluk Jakarta tahap B dapat dilakukan apabila penurunan permukaan tanah terus terjadi. Konsep ini diimplementasikan dengan membangun infrastruktur tanggul laut Open Sea Dike.
Saat ini Kementerian PUPR, kata Bob, terus melakukan monitoring terhadap proses penurunan permukaan tanah di Jakarta.
"Maka dari itu kita membangun monitoring well untuk kita melihat penurunan permukaan tanah Jakarta. Kita tetap melakukan monitoring untuk memantau kejadian penurunan permukaan tanah yang terjadi di seluruh Jakarta," katanya.