Beijing (ANTARA) - Bank sentral China (People's Bank of China/PBOC) mengumumkan pemangkasan rasio cadangan wajib perbankan (Reserve Requirement Ratio/RRR) sebesar 0,5 basis poin mulai 5 Februari 2024.

Langkah kebijakan PBOC itu dinilai akan menyediakan likuiditas ke pasar sekitar 1 triliun yuan (setara dengan Rp2,21 kuadriliun).

"Kami akan menurunkan rasio cadangan wajib sebesar 0,5 basis poin pada 5 Februari 2024 untuk menyediakan likuiditas jangka panjang kepada pasar sebesar 1 triliun yuan," kata Gubernur PBOC Pan Gongsheng dalam konferensi pers di Beijing, China pada Rabu.

Rasio Cadangan Wajib atau Giro Wajib Minumum (GWM) adalah jumlah dana cadangan simpanan pemerintah oleh bank sentral. Instrumen tersebut digunakan dalam kebijakan moneter untuk mengendalikan jumlah uang yang beredar.

Jika pemerintah ingin meningkatkan jumlah uang beredar, maka rasio cadangan wajib diturunkan dan sebaliknya. Pemangkasan tersebut menyusul pemotongan sebelumnya sebesar 25 basis poin pada Maret dan September 2023.

Saat ini rasio cadangan wajib perbankan China adalah sebesar 7,5 persen sejak September 2023.

"Besok (25 Januari 2024), kami juga akan menurunkan suku bunga kredit bank sentral untuk pertanian dan usaha kecil sebesar 0,25 persen," lanjut Pan Gongsheng.

Artinya, suku bunga kredit bank sentral untuk kredit pertanian dan usaha kecil turun menjadi 1,75 persen dari 2 persen. Langkah itu, menurut Pan, untuk mendorong tren loan to deposit ratio atau perbandingan kredit yang disalurkan oleh bank dengan jumlah penerimaan dana.

"Langkah-langkah ini diharapkan akan meningkatkan tingkat pinjaman perbankan mengingat perbankan memiliki 'awal yang baik' pada 2024 dan berbagai kebijakan masih efektif sejak semester kedua tahun lalu. Kami pertumbuhan kredit masih dapat dipertahankan pada kuartal pertama tahun ini," ungkap Pan.

Dalam konferensi pers tersebut, Pan juga mengatakan PBOC akan membuat kebijakan yang relevan untuk meningkatkan pinjaman sektor properti guna mendukung perusahaan real estat dengan cara merevitalisasi aset, memperluas cakupan penggunaan dana dan memperbaiki kondisi likuiditas.

Sektor properti di China diketahui lesu dengan adanya sentimen negatif pembeli rumah dan pengembang yang mendekati kondisi gagal bayar.



 

Pewarta : Desca Lidya Natalia
Editor : Andilala
Copyright © ANTARA 2024