Palu (ANTARA) -
Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) berharap Rumah Sakit Dhuafa CT Arsa Palu dapat membantu meningkatkan kesejahteraan warga miskin di daerah itu dari sektor kesehatan.
"Atas nama Pemerintah Daerah (Pemda) dan masyarakat Sulawesi Tengah saya berterima kasih kepada CT Corp yang telah memulai pembangunan RS untuk kepentingan orang banyak," kata Gubernur Sulteng Rusdy Mastura dalam acara peletakan batu pertama pembangunan RS Dhuafa CT Arsa di Palu, Jumat.
Ia mengemukakan fasilitas kesehatan yang dibangun di ibu kota Sulteng ini sangat membantu pemerintah dalam meningkatkan layanan kesehatan bagi masyarakat.
Oleh sebab itu, diharapkan RS ini ke depan tidak hanya menjadi fasilitas kesehatan, tetapi dapat membantu meningkatkan kesejahteraan warga prasejahtera dari berbagai aspek.
Fasilitas kesehatan ini dibangun berkat kolaborasi Pemprov Sulteng dan CT Corp guna meningkatkan pembangunan daerah dari segi infrastruktur.
"Apa yang telah dilakukan saat ini bentuk komitmen dan pihak swasta dalam menjunjung tinggi nilai-nilai sosial kemanusiaan, termasuk membuka lapangan kerja baru bagi warga di Sulteng," tutur Rusdy.
Founder CT Corp Chairul Tanjung mengatakan pilihan daerah untuk pembangunan RS itu bukan tanpa alasan, sebab pihaknya dan Pemprov Sulteng sudah lama menjalin kemitraan sejak dimulai pengembangan Bank Pembangunan Daerah (BPD), berlanjut pada kegiatan pemulihan pascagempa dan tsunami 2018.
Hingga saat ini, kemitraan tersebut tetap terjaga, sehingga CT Corp mengupayakan pengadaan satu fasilitas kesehatan khususnya kaum dhuafa sebagai bentuk komitmen dalam menjangkau mereka yang tidak berkecukupan secara ekonomi.
"Konstruksi bangunan RS mengutamakan tahan gempa mengingat Sulteng salah satu daerah rawan bencana, dan bangunan ini hanya memiliki satu lantai, dibangun di atas lahan pemerintah. Tanggung jawab kami adalah membangun konstruksi serta fasilitasnya," kata dia.
Kegiatan konstruksi ditargetkan akan berlangsung selama 12 bulan, yang mana fasilitas RS tersebut nanti dilengkapi dengan tiga ruang operasi, termasuk radiologi dan sejumlah fasilitas penunjang lainnya dalam penanganan medis.
Selain tempat pelayanan kaum dhuafa, RS ini juga menerima pasien umum. Khusus warga prasejahtera datang berobat akan mendapatkan sembako, supaya beban mereka berkurang.
"Upaya-upaya seperti ini kami lakukan sebagai bentuk memutus mata rantai kemiskinan dalam negeri, supaya masyarakat dapat hidup dengan layak, ditopang dengan dukungan pemerintah melalui kebijakan," demikian Chairul.*