Jakarta (ANTARA) - Jannik Sinner bangkit dari ketertinggalan dua set untuk mengalahkan Daniil Medvedev di final Australian Open dalam lima set, Minggu malam, memenangi Grand Slam pertamanya.
Unggulan keempat asal Italia itu dibuat keteteran pada dua set pertama tetapi bangkit untuk menang 3-6, 3-6, 6-4, 6-4, 6-3 dalam waktu tiga jam dan 44 menit, demikian disiarkan AFP.
Hasil tersebut menjadi pukulan telak bagi unggulan ketiga Medvedev, yang kini kalah di final Australian Open untuk kedua kalinya -- kalah dari Rafael Nadal pada 2022.
Medvedev datang ke pertandingan final tersebut dengan catatan menang kalah 6-3 atas Sinner, namun ia kalah dari petenis berusia 22 tahun itu dalam tiga pertandingan terakhir.
Petenis Rusia itu telah memainkan tiga pertandingan dengan lima set yang melelahkan di Melbourne Park dan menghabiskan hampir enam jam lebih lama di lapangan dibandingkan Sinner pada sebelum final.
Namun, ia terlihat segar, dan dengan cepat mengambil langkahnya, untuk mengganggu ritme permainan Sinner yang biasanya tenang.
Sinner, yang memainkan final Grand Slam pertamanya, hanya kehilangan satu set sepanjang turnamen menjelang penentuan gelar.
Tertinggal pada set pertama, peringkat empat dunia itu kembali berada dalam masalah besar pada awal set kedua, menangkis beberapa break point melawan Medvedev.
Dia selamat dari serangan gencar Medvedev yang haus akan kemenangan, tetapi itu tidak berlangsung lama hingga lawannya itu berhasil merebut set kedua.
Set ketiga berlangsung lebih ketat, hingga gim ke-10 yang menentukan. Sinner kehilangan kesempatan untuk mendapatkan dua set point, tetapi dia kembali mendapatkan peluang, dan memanfaatkannya untuk menutup set tersebut.
Momentumnya kini ada di tangan Sinner, sementara Medvedev harus berjuang keras menahan cedera kaki di awal set keempat.
Sinner unggul 4-3, kemudian Medvedev berupaya mengejar tetapi dia dipaksa untuk bermain di set kelima.
Dengan ketegangan yang meningkat, kedua petenis tetap solid dalam melakukan servis hingga gim keenam ketika Medvedev melakukan pukulan backhand ke net untuk memberi Sinner tiga break point.
Sebuah pukulan forehand menyilang memberikan break krusial bagi Sinner, dan ia kemudian meraih poin untuk memenangi Grand Slam pertamanya.
Unggulan keempat asal Italia itu dibuat keteteran pada dua set pertama tetapi bangkit untuk menang 3-6, 3-6, 6-4, 6-4, 6-3 dalam waktu tiga jam dan 44 menit, demikian disiarkan AFP.
Hasil tersebut menjadi pukulan telak bagi unggulan ketiga Medvedev, yang kini kalah di final Australian Open untuk kedua kalinya -- kalah dari Rafael Nadal pada 2022.
Medvedev datang ke pertandingan final tersebut dengan catatan menang kalah 6-3 atas Sinner, namun ia kalah dari petenis berusia 22 tahun itu dalam tiga pertandingan terakhir.
Petenis Rusia itu telah memainkan tiga pertandingan dengan lima set yang melelahkan di Melbourne Park dan menghabiskan hampir enam jam lebih lama di lapangan dibandingkan Sinner pada sebelum final.
Namun, ia terlihat segar, dan dengan cepat mengambil langkahnya, untuk mengganggu ritme permainan Sinner yang biasanya tenang.
Sinner, yang memainkan final Grand Slam pertamanya, hanya kehilangan satu set sepanjang turnamen menjelang penentuan gelar.
Tertinggal pada set pertama, peringkat empat dunia itu kembali berada dalam masalah besar pada awal set kedua, menangkis beberapa break point melawan Medvedev.
Dia selamat dari serangan gencar Medvedev yang haus akan kemenangan, tetapi itu tidak berlangsung lama hingga lawannya itu berhasil merebut set kedua.
Set ketiga berlangsung lebih ketat, hingga gim ke-10 yang menentukan. Sinner kehilangan kesempatan untuk mendapatkan dua set point, tetapi dia kembali mendapatkan peluang, dan memanfaatkannya untuk menutup set tersebut.
Momentumnya kini ada di tangan Sinner, sementara Medvedev harus berjuang keras menahan cedera kaki di awal set keempat.
Sinner unggul 4-3, kemudian Medvedev berupaya mengejar tetapi dia dipaksa untuk bermain di set kelima.
Dengan ketegangan yang meningkat, kedua petenis tetap solid dalam melakukan servis hingga gim keenam ketika Medvedev melakukan pukulan backhand ke net untuk memberi Sinner tiga break point.
Sebuah pukulan forehand menyilang memberikan break krusial bagi Sinner, dan ia kemudian meraih poin untuk memenangi Grand Slam pertamanya.