Palu (ANTARA) -
Kantor SAR pencarian dan pertolongan (Kansar) atau Basarnas Palu Sulawesi Tengah melatih sekitar 51 orang tentang metode SAR di permukaan air, guna meningkatkan kompetensi dalam melakukan kegiatan penyelamatan.
"Pelatihan ini untuk meningkatkan kapasitas potensi SAR, karena kegiatan operasi SAR tidak hanya mencakup darat," kata Kepala Pusat Latihan Basarnas Anggit Mulyo Satoto saat meninjau pelaksanaan pelatihan SAR di Palu, Jumat.
Ia menjelaskan, potensi SAR harus memiliki keterampilan dan keahlian rescue, karena dalam kegiatan SAR ada hal-hal teknis dalam melakukan tindakan pencarian serta pertolongan.
Maka hal itu diperlukan pengetahuan yang cukup, sehingga dalam melaksanakan operasi bisa cepat, tepat, dan akurat.
"Pelatihan ini berkat kerja sama Basarnas dan pemangku kepentingan lainnya. Kami berharap dari kegiatan ini kapasitas potensi SAR di Palu dan sekitarnya lebih meningkat, sehingga dalam pelaksanaan manajemen operasi lebih kuat," katanya.
Peserta pelatihan berasal dari personel TNI/Polri, Badan Penanggulangan Bencana (BPBD), maupun Kelompok Pecinta Alam (KPA), dan organisasi kemanusiaan yang berada di Kota Palu.
Dalam penguatan kapasitas potensi SAR Basarnas memberikan materi substansial, yakni Medical Frlirts Responder (MFR), dan metode pertolongan di permukaan air, setelah itu dilanjutkan simulasi.
"Dalam dunia SAR peningkatan kapasitas harus dilakukan secara berkala, ini dimaksudkan untuk menyegarkan kembali metode-metode penyelamatan yang sudah pernah dipelajari," kata Anggit.
Pelaksanaan operasi SAR, katanya, wajib memperhatikan standar operasional prosedur (SOP), dalam artian tindakan penyelamatan dilakukan tidak hanya memperhatikan keselamatan korban, tetapi keamanan dan keselamatan individu juga menjadi bagian penting dalam menjalankan operasi.
"Kegiatan ini berlangsung selama tujuh hari, mulai 29 Februari sampai dengan 6 Maret 2024," katanya.