Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Indonesia melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menargetkan pengiriman bantuan sosial untuk para warga sipil yang menjadi korban konflik di Kota Gaza, Palestina dan Khartom, Sudan dapat dimulai pada pekan depan.
Kepala BNPB Suharyanto kepada wartawan di Jakarta, Selasa, mengatakan bahwa bantuan sosial yang berupa obat-obatan dan peralatan kesehatan itu nantinya akan dikirimkan dari Indonesia menggunakan transportasi udara, dalam hal ini pesawat Garuda.
"Mudah-mudahan pekan depan dapat terealisasi pengiriman itu, karena ada beberapa hal teknis yang masih akan dibahas bersama Satuan Tugas; Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Kesehatan," kata dia.
Bila tidak ada hambatan yang berarti maka, menurut dia, bantuan kemanusiaan dari Indonesia tersebut akan dikirimkan sebanyak dua kali ke tempat pengungsian korban konflik Palestina dan Sudan.
Hal demikian dikarenakan dari total bantuan senilai 1 juta dolar Amerika Serikat yang disiapkan pemerintah, juga akan ada tambahan bantuan barang lagi yang didapat dari hasil penghimpunan oleh para sukarelawan dalam negeri.
"Khusus untuk Palestina, nantinya setelah bantuan tiba di lokasi maka pendistribusian akan dilakukan secara langsung oleh Pemerintah Mesir yang saat ini sedang menangani korban konflik yang mengungsi di wilayah mereka," ujarnya.
Terlepas dari situ, Suharyanto mengaku optimistis pengiriman bantuan akan berjalan lancar hingga bisa digunakan untuk membantu penanganan medis terhadap para korban konflik di Palestina dan Sudan. Terlebih sejak tahun 2023 Pemerintah Indonesia sudah sebanyak enam kali menyalurkan bantuan dan berhasil tiba ke lokasi tujuan yang sedang berkonflik secara aman.
Kepala BNPB Suharyanto kepada wartawan di Jakarta, Selasa, mengatakan bahwa bantuan sosial yang berupa obat-obatan dan peralatan kesehatan itu nantinya akan dikirimkan dari Indonesia menggunakan transportasi udara, dalam hal ini pesawat Garuda.
"Mudah-mudahan pekan depan dapat terealisasi pengiriman itu, karena ada beberapa hal teknis yang masih akan dibahas bersama Satuan Tugas; Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Kesehatan," kata dia.
Bila tidak ada hambatan yang berarti maka, menurut dia, bantuan kemanusiaan dari Indonesia tersebut akan dikirimkan sebanyak dua kali ke tempat pengungsian korban konflik Palestina dan Sudan.
Hal demikian dikarenakan dari total bantuan senilai 1 juta dolar Amerika Serikat yang disiapkan pemerintah, juga akan ada tambahan bantuan barang lagi yang didapat dari hasil penghimpunan oleh para sukarelawan dalam negeri.
"Khusus untuk Palestina, nantinya setelah bantuan tiba di lokasi maka pendistribusian akan dilakukan secara langsung oleh Pemerintah Mesir yang saat ini sedang menangani korban konflik yang mengungsi di wilayah mereka," ujarnya.
Terlepas dari situ, Suharyanto mengaku optimistis pengiriman bantuan akan berjalan lancar hingga bisa digunakan untuk membantu penanganan medis terhadap para korban konflik di Palestina dan Sudan. Terlebih sejak tahun 2023 Pemerintah Indonesia sudah sebanyak enam kali menyalurkan bantuan dan berhasil tiba ke lokasi tujuan yang sedang berkonflik secara aman.