Bandung (ANTARA) -
Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Jawa Barat Herman Suryatman meminta pemetaan lahan dan petani sebagai calon penerima dan calon lokasi (CPCL) untuk program pompa air untuk sawah tadah hujan di Jawa Barat, rampung maksimal pada 25 April 2024.
 
Setelah selesai pendataan, Herman mengatakan Pemprov Jabar akan langsung menyerahkan dokumen itu ke Kementerian Pertanian yang akan menyalurkan 5.000 pompa untuk mengairi 50.000 hektare sawah tadah hujan di Jabar.

"Jadi dalam pertemuan dengan pada Sekda Jumat (19/4) kemarin, diminta agar tanggal 25 April 2024 ditargetkan pendataan CPCL selesai dan kita akan kirimkan ke Kementan sehingga Jabar bisa mengeksekusi program jaringan pompa air untuk 50.000 hektare atau 5.000 pompa," ujar Herman Suryatman saat dikonfirmasi di Bandung, Sabtu.



Saat ini, kata Herman, pemetaan yang telah masuk dari kabupaten dan kota baru 13.000 hektare atau hanya tercover oleh sekitar 1.300 unit pompa, di mana satu pompa bisa mengairi sawah seluas 10 hektare.

"Makanya minggu depan harus selesai pendataannya untuk 50.000 hektare. Tapi kan tetap harus akuntabe, karenanya dilibatkan Kejaksaan, Polri, dan TNI untuk menyukseskan program pompanisasi ini," tutur Herman.

Dalam program pompanisasi ini, awalnya Kementan hanya memberikan 2.500 pompa untuk 25.000 hektare sawah. Namun karena program tersebut berjalan baik di Jabar, Kementan akhirnya memberikan tambahan menjadi 5.000 pompa.

"Kementan sudah memberikan 2.500 pompa, kemudian karena di lapangan sudah bagus Kementan akan menambah lagi 2.500 pompa jadi totalnya 5.000 pompa untuk 50.000 hektare sawah tadah hujan," ujarnya.



Dengan adanya pompanisasi ini, Herman mengharapkan produktivitas pertanian Jabar diharapkan akan meningkat karena petani jadi bisa panen dua kali dalam setahun.

"Yang selama ini panennya cuma satu kali dalam setahun dengan pompanisasi jadi dua kali panen," ucap Herman.

 

Pewarta : Ricky Prayoga
Editor : Andriy Karantiti
Copyright © ANTARA 2024