Tangerang (ANTARA) - Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) menilai jika pesawat Tecnam P2006T atau PK-IFP yang mengalami kecelakaan udara di BSD, Tangerang Selatan, Banten, usianya belum terlalu tua.
"Tidak tahu itu memang ban (roda pesawat, Red), masih dalam kondisi masuk. Saya tidak tahu alasannya apa. Tapi (usia pesawat, Red) ini tidak terlalu tua juga," kata Ketua KNKT Dr Ir Soerjanto Tjahjono di Tangerang, Senin.
Ia menyebutkan, layak atau tidaknya pesawat PK-IFP ini akan diketahui dari hasil pemeriksaan dan penyelidikan tim investigasi KNKT.
Kendati, saat ini pihaknya belum bisa memberikan keterangan lebih lanjut mengenai dugaan-dugaan penyebab terjadinya kecelakaan udara yang mengakibatkan tiga kru pesawat tersebut meninggal.
"Layak atau tidak, kami belum bisa bicara. Karena kan masih harus mempelajari dulu data-data semuanya," ucapnya.
Sebagai langkah awal dalam penyelidikan, tim investigasi akan menganalisa percakapan pilot dengan petugas pengaturan lalu lintas udara.
"Dilakukan investigasi selanjutnya. Tapi nanti setelah menunggu informasi-informasi yang lain setelah apa yang kita bongkar. Termasuk percakapan dengan menara pengawas, itu nanti kita dengarkan," ujarnya.
Ia juga mengungkapkan, selain menganalisa percakapan antara pilot dan petugas menara pengatur lalulintas udara. Pihaknya akan memeriksa sejumlah serpihan yang ada dalam bagian pesawat PK-IFP tersebut.
Karena, hal tersebut, nantinya akan membantu dalam mengumpulkan data-data penyebab atas terjadinya insiden kecelakaan itu.
"Kita juga catat semua posisi-posisinya. Itu nanti dari posisi jatuhnya mencoba bagaimana sikap pesawat ketika terakhir sebelum menabrak pohon," paparnya.
Ia mengaku, untuk saat ini seluruh puing dan badan pesawat PK-IFP telah dibawa ke Pondok Cabe untuk dilakukan penyelidikan dan investigasi lebih lanjut. "Semua serpihan dibawa ke Pondok Cabe," kata dia.
Diketahui, sebuah pesawat ringan jenis Tecnam P2006T mengalami kecelakaan udara di Kawasan Lapangan Sunbirst BSD, Kecamatan Serpong, Tangerang Selatan, Banten, pada Minggu, sekitar 14.09 WIB.
Dalam insiden tersebut, diketahui terdapat tiga korban jiwa. Adapun dari ketiga korban itu diketahui bernama Pulung Darmawan, warga Semarang, Mayor Suanda warga Bandung Barat, Farid (belum diketahui asal daerah), mereka terdiri dari pilot, co pilot dan engineering.
"Tidak tahu itu memang ban (roda pesawat, Red), masih dalam kondisi masuk. Saya tidak tahu alasannya apa. Tapi (usia pesawat, Red) ini tidak terlalu tua juga," kata Ketua KNKT Dr Ir Soerjanto Tjahjono di Tangerang, Senin.
Ia menyebutkan, layak atau tidaknya pesawat PK-IFP ini akan diketahui dari hasil pemeriksaan dan penyelidikan tim investigasi KNKT.
Kendati, saat ini pihaknya belum bisa memberikan keterangan lebih lanjut mengenai dugaan-dugaan penyebab terjadinya kecelakaan udara yang mengakibatkan tiga kru pesawat tersebut meninggal.
"Layak atau tidak, kami belum bisa bicara. Karena kan masih harus mempelajari dulu data-data semuanya," ucapnya.
Sebagai langkah awal dalam penyelidikan, tim investigasi akan menganalisa percakapan pilot dengan petugas pengaturan lalu lintas udara.
"Dilakukan investigasi selanjutnya. Tapi nanti setelah menunggu informasi-informasi yang lain setelah apa yang kita bongkar. Termasuk percakapan dengan menara pengawas, itu nanti kita dengarkan," ujarnya.
Ia juga mengungkapkan, selain menganalisa percakapan antara pilot dan petugas menara pengatur lalulintas udara. Pihaknya akan memeriksa sejumlah serpihan yang ada dalam bagian pesawat PK-IFP tersebut.
Karena, hal tersebut, nantinya akan membantu dalam mengumpulkan data-data penyebab atas terjadinya insiden kecelakaan itu.
"Kita juga catat semua posisi-posisinya. Itu nanti dari posisi jatuhnya mencoba bagaimana sikap pesawat ketika terakhir sebelum menabrak pohon," paparnya.
Ia mengaku, untuk saat ini seluruh puing dan badan pesawat PK-IFP telah dibawa ke Pondok Cabe untuk dilakukan penyelidikan dan investigasi lebih lanjut. "Semua serpihan dibawa ke Pondok Cabe," kata dia.
Diketahui, sebuah pesawat ringan jenis Tecnam P2006T mengalami kecelakaan udara di Kawasan Lapangan Sunbirst BSD, Kecamatan Serpong, Tangerang Selatan, Banten, pada Minggu, sekitar 14.09 WIB.
Dalam insiden tersebut, diketahui terdapat tiga korban jiwa. Adapun dari ketiga korban itu diketahui bernama Pulung Darmawan, warga Semarang, Mayor Suanda warga Bandung Barat, Farid (belum diketahui asal daerah), mereka terdiri dari pilot, co pilot dan engineering.