Bandara Palu dan PT DPR membangun depot pengisian bahan bakar pesawat
Palu (ANTARA) -
Otoritas Bandara Mutiara Sis-Aljufri Palu, Sulawesi Tengah, dan PT Dirgantara Petroindo Raya (DPR) bekerja sama membangun depot khusus untuk pengisian bakar pesawat.
“Bandar Udara Mutiara Sis Al-Jufri Palu merupakan depot ketiga setelah di Cibubur dan PT IMIP di Morowali Sulteng,” kata Kepala Bandara Mutiara Sis Al-Jufri Palu Rudi Richardo di Palu, Selasa.
Ia menjelaskan kerja sama pembangunan sarana khusus pengisian bahan bakar pesawat telah ditandatangani dalam dokumen perjanjian kerja sama (PKS) antara kedua belah pihak, terkait pemanfaatan aset berupa lahan untuk pembangunan dan pengoperasian depot pengisian bahan bakar pesawat udara.
Kemudian PT DPR juga berupaya mendatangkan pesawat-pesawat komersil ke bandara, sehingga frekuensi penerbangan di bandara Sulteng bisa tercapai.
“PT Dirgantara Petroindo Raya sudah berpengalaman dan setelah ada kesepakatan kami membuat Memorandum of Understanding (MoU) bukan hanya di atas kertas, tetapi kami buatkan kontrak untuk jangka waktu tiga tahun,” ujarnya.
Ia mengemukakan luas lahan yang disewa perusahaan tersebut yakni 3.814 meter persegi, berada di bagian selatan landasan pacu atau runway dan telah bersertifikat milik Bandara Mutiara Sis Al-Jufri Palu.
“Kami ingin memanfaatkan lahan yang ada, harapannya dalam waktu dekat sudah dilakukan pembangunan dan melakukan pengoperasian guna menunjang mobilitas penerbangan," ucapnya.
Menurut Rudi, sesuai dengan prosedur di bidang transportasi udara, kerja sama tersebut secara regulasi penerbangan telah memenuhi kriteria dan syarat penerbangan.
“PT DPR sangat efektif dan efisien dalam melakukan pengoperasian, sebagai contoh di milik PT IMIP di Kabupaten Morowali sudah berjalan bagus,” kata dia menuturkan.
Ia menambahkan proyek ini juga berkat dukungan Direktorat Jenderal (Ditjen) Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan.
Sementara itu, Wakil Direktur Utama PT Dirgantara Petroindo Raya Hengky Kartawinata mengemukakan pembangunan akan dilakukan selama satu tahun ke depan dengan kapasitas tanki bahan bakar sebesar 110 kiloliter (kl).
“Kami memilih Kota Palu sesuai dengan arahan pemerintah, dengan harapan pembangunan depot pengisian tidak hanya administratif, tetapi upaya optimalisasi aset negara yang memberikan manfaat jangka panjang,” kata Hengky.