Palu (ANTARA) -
Setiap orang berharap mendapatkan pelayanan yang baik dan mudah saat berobat ke Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) dan Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan (FKRTL).
Hal tersebut sudah dirasakan oleh Mirna Wati (41), saat dirinya berobat di Puskesmas Balukang Kabupaten Donggala dan mendapatkan rujukan ke Rumah Sakit Undata Palu untuk pengangkatan benjolan dileher bagian belakang.
“Benjolan ini muncul sejak setahun yang lalu, karena tidak menimbulkan rasa sakit, jadi saya tidak melakukan pemeriksaan. Namun saya merasa benjolannya semakin hari semakin membesar dan menganggu aktifitas saya, akhirnya saya coba periksakan ke Puskesmas Balukang. Saya pun diberikan rujukan untuk berobat lanjut ke Rumah Sakit Undata,” cerita Mirna saat ditemui oleh tim Jamkesnews, Senin (27/5).
Dirinya merasa takut dan cukup khawatir dengan benjolan yang ada di leher bagian belakangnya itu. Dokter belum mengambil tindakan apa-apa karena masih menunggu hasil pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui jenis benjolannya.
“Ini kali pertama saya memanfaatkan kepesertaan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), setelah terdaftar selama setahun sebagai Peserta Bukan Penerika Upah (PBPU) atau peserta mandiri kelas tiga. Sebelum saya melakukan pemeriksaan saya tetap menyiapkan dana untuk pengobatan, mungkin ada tindakan atau obat yang nantinya tidak ditanggung oleh JKN. Namun setelah saya melakukan pemeriksaan, patugas di rumah sakit menyampaikan bahwa seluruh biaya pemeriksaan dijamin oleh program JKN,” jelasnya.
Mirna mengaku sangat bersyukur terdaftar sebagai peserta JKN. Ia juga sempat berkonsultasi, untuk tindakan operasi atau tindakan lainnya yang nantinya akan diambil oleh dokter sesuai dengan hasil pemeriksaannya semua akan dijamin oleh program JKN, yang penting sesuai prosedur yang berlaku.
“Cukup lega mendengarkan penjelasan dari petugas di rumah sakit, namun tetap deg degan menunggu hasil laboratorium. Namun apapun hasilnya saya harus tetap semangat menjalani pengobatan, apalagi seluruh biaya pengobatan akan dijamin oleh program JKN, jadi masalah biaya tidak perlu saya pikirkan,” ujarnya.
Ia tidak menyangka, semua biaya pelayanan kesehatannya bisa dijamin oleh program JKN, padahal baru setahun terdaftar dikelas tiga dengan jumlah anggota keluarga sebanyak lima orang, kurang lebih total iuran yang di bayarkan sejumlah dua jutaan.
Sedang pemeriksaan yang sudah ia jalani mulai dari puskesmas hingga ke rumah sakit pastinya sudah lebih dari itu.
“Kalau mau hitung-hitungan berarti saya masih berhutang karena biaya pengobatan lebih besar dibandingkan iuran yang saya bayarkan. Sistem gotong royongnya benar-benar terasa, yang sehat biasa menolong yang sakit. Pengalaman yang saya dapatkan di puskesmas dan di rumah sakit adalah pelayanan yang ramah dan administrasi yang mudah, tidak ada kesulitan yang saya dapatkan,” ungkapnya.
Baginya BPJS Kesehatan memiliki manfaat yang luar biasa khususnya bagi dirinya yang sedang menjalani pengobatan. Ia berharap benjolan yang berada di leher bagian belakangnya adapat segera diangkat sehingga ia dapat menjalani aktifitas normal seperti biasanya.
“Pasti banyak masyarakat yang sudah terbantu dengan hadirnya BPJS Kesehatan, selama pelayanannya sesuai prosedur, tidak perlu khawatir dengan biaya karena seluruhnya semua akan dijamin. Selama terdaftar dan aktif kepesertaannya di BPJS Kesehatan, jangan ragu untuk berobat ke puskesmas ataupun rumah sakit karena saya sudah membuktikan kemudahannya,” jelas Mirna.
Ia juga mengucapkan terima kasih kepada pemerintah atas program-programnya dalam memberikan jaminan kesehatan kepada masyarakatnya, semoga program ini terus berlanjut dan pelayanan kesehatan yang diberikan kepada masyarakat semakin baik. (tm/nh)