Palu (ANTARA) -
Ia menjelaskan pertimbangan kegiatan SAR tetap dilanjutkan karena curah hujan di wilayah tersebut masih tinggi, sehingga hasil rapat bersama potensi SAR lainnya memutuskan kegiatan operasi tetap dilanjutkan.
Atas keputusan itu tim SAR gabungan mendirikan posko darurat terpadu sebagai pusat informasi dan koordinasi tim di lapangan.
Adapun jumlah unsur SAR terlibat sebanyak 84 orang terdiri dari personel Pos SAR Parigi empat orang, Bhabinsa dan Bhabinkamtibmas masing-masing dua orang, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) 10 orang, Tagana tujuh orang, personel Polres Parigi Moutong 30 orang, PMI serta Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang dan Perumahan (DPUPRP) masing-masing delapan orang.
Banjir terjadi pada Minggu pagi sekitar pukul 04:35 Wita membawa material lumpur dan potongan kayu sehingga menimbulkan dampak kesusahan terhadap sejumlah rumah warga, termasuk areal persawahan dan jembatan penghubung Desa Sibalago, akibatnya warga so desa tersebut terisolir.
"Kami bekerja seoptimal mungkin membantu warga memulihkan dampak banjir, karena ini bagian dari tugas," ucap Andrias.
Menurut data sementara Pemkab Parigi Moutong, sebanyak 29 rumah warga terdampak banjir dan 33 Kepala Keluarga (KK) atau 110 jiwa di Desa Sienjo terpaksa mengungsi di kantor kepala desa setempat.
Dari 110 warga mengungsi, ada 12 bayi dan balita, dua orang penyandang disabilitas, dan empat lansia.
Adapun di Desa Sibalago, sebanyak 90 KK terdampak dan satu jembatan penghubung desa terputus, sehingga menyebabkan warga Desa Sibalago terisolir.
Kantor SAR Pencarian dan Pertolongan atau Basarnas Palu melanjutkan operasi SAR guna membantu penanganan banjir bandang yang menerjang Desa Sienjo dan Desa Sibalago, Kabupaten Parigi Moutong (Parimo), Sulawesi Tengah.
"Korban yang dilaporkan hilang telah ditemukan dalam keadaan selamat. Meski begitu kegiatan SAR tetap dilanjutkan guna membantu penanganan banjir," kata Kepala Kantor SAR Pencarian dan Pertolongan (Kansar) Palu Andrias Hendrik Johanes di Palu, Minggu.
Ia menjelaskan pertimbangan kegiatan SAR tetap dilanjutkan karena curah hujan di wilayah tersebut masih tinggi, sehingga hasil rapat bersama potensi SAR lainnya memutuskan kegiatan operasi tetap dilanjutkan.
Atas keputusan itu tim SAR gabungan mendirikan posko darurat terpadu sebagai pusat informasi dan koordinasi tim di lapangan.
Adapun jumlah unsur SAR terlibat sebanyak 84 orang terdiri dari personel Pos SAR Parigi empat orang, Bhabinsa dan Bhabinkamtibmas masing-masing dua orang, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) 10 orang, Tagana tujuh orang, personel Polres Parigi Moutong 30 orang, PMI serta Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang dan Perumahan (DPUPRP) masing-masing delapan orang.
"Pada penanganan banjir selain melakukan pemantauan kondisi lapangan, kami juga terlibat membantu pembersihan sisa material yang terbawa banjir," ujarnya.
Banjir terjadi pada Minggu pagi sekitar pukul 04:35 Wita membawa material lumpur dan potongan kayu sehingga menimbulkan dampak kesusahan terhadap sejumlah rumah warga, termasuk areal persawahan dan jembatan penghubung Desa Sibalago, akibatnya warga so desa tersebut terisolir.
"Kami bekerja seoptimal mungkin membantu warga memulihkan dampak banjir, karena ini bagian dari tugas," ucap Andrias.
Menurut data sementara Pemkab Parigi Moutong, sebanyak 29 rumah warga terdampak banjir dan 33 Kepala Keluarga (KK) atau 110 jiwa di Desa Sienjo terpaksa mengungsi di kantor kepala desa setempat.
Dari 110 warga mengungsi, ada 12 bayi dan balita, dua orang penyandang disabilitas, dan empat lansia.
Adapun di Desa Sibalago, sebanyak 90 KK terdampak dan satu jembatan penghubung desa terputus, sehingga menyebabkan warga Desa Sibalago terisolir.