Moskow (ANTARA) - Jean-Luc Melenchon, pendiri partai sayap kiri La France Insoumise, yang merupakan bagian dari aliansi New Popular Front, menyatakan tidak berniat berkoalisi dengan kubu Presiden Prancis Emmanuel Macron.
"Kami tidak bermaksud terlibat dalam perundingan seperti itu," kata Melenchon dalam pidatonya di hadapan para pendukungnya pada Minggu (7/7).
Sebelumnya pada hari yang sama, Melenchon meminta Macron untuk mengakui kekalahan dalam pemilu, memberhentikan Perdana Menteri Gabriel Attal yang saat ini menjabat, dan mengizinkan koalisi sayap kiri untuk membentuk kabinet baru.
Melenchon berulang kali mengkritik kebijakan Macron dan pemerintahannya, termasuk soal situasi di Ukraina.
Secara khusus, Melenchon mengomentari pernyataan Macron tentang peningkatan bantuan militer ke Kiev.
Melenchon menyatakan bahwa konflik dengan Rusia hanya dapat menyebabkan kehancuran total Perancis, dan menekankan bahwa perlu ditemukan cara untuk merundingkan perdamaian.
Berdasarkan hasil awal pemilihan parlemen putaran kedua, koalisi sayap kiri Front Populer Baru memimpin dalam pemilihan tersebut, diikuti oleh blok haluan tengah Macron dan partai sayap kanan National Rally.
Namun, diperkirakan tidak ada partai politik yang akan memenangkan mayoritas absolut di parlemen Prancis.
Sumber: Sputnik
"Kami tidak bermaksud terlibat dalam perundingan seperti itu," kata Melenchon dalam pidatonya di hadapan para pendukungnya pada Minggu (7/7).
Sebelumnya pada hari yang sama, Melenchon meminta Macron untuk mengakui kekalahan dalam pemilu, memberhentikan Perdana Menteri Gabriel Attal yang saat ini menjabat, dan mengizinkan koalisi sayap kiri untuk membentuk kabinet baru.
Melenchon berulang kali mengkritik kebijakan Macron dan pemerintahannya, termasuk soal situasi di Ukraina.
Secara khusus, Melenchon mengomentari pernyataan Macron tentang peningkatan bantuan militer ke Kiev.
Melenchon menyatakan bahwa konflik dengan Rusia hanya dapat menyebabkan kehancuran total Perancis, dan menekankan bahwa perlu ditemukan cara untuk merundingkan perdamaian.
Berdasarkan hasil awal pemilihan parlemen putaran kedua, koalisi sayap kiri Front Populer Baru memimpin dalam pemilihan tersebut, diikuti oleh blok haluan tengah Macron dan partai sayap kanan National Rally.
Namun, diperkirakan tidak ada partai politik yang akan memenangkan mayoritas absolut di parlemen Prancis.
Sumber: Sputnik