Jakarta (ANTARA) - PT Pertamina International Shipping (PIS) memastikan kesiapannya untuk mengakomodasi pertumbuhan pasar komoditas gas alam cair (liquified natural gas/LNG) seiring dengan terus bertumbuhnya permintaan energi ramah lingkungan tersebut.
Direktur Gas, Petrochemical & New Business PIS Arief Sukmara menyebut terdapat pertumbuhan yang cukup signifikan terhadap permintaan LNG di seluruh dunia, khususnya di kawasan Asia Pasifik.
"Diperkirakan terdapat kebutuhan tambahan sebanyak 193 kapal pengangkut gas untuk memenuhi pertumbuhan permintaan LNG sebesar 5 persen tiap tahun hingga 2033 nanti. Artinya, tumbuh dari 412 juta ton per tahun (mtpa) di 2023 menjadi 666 mtpa di 2033. Dengan kata lain, industri akan membutuhkan 27 hingga 28 unit kapal pengangkut LNG baru setiap tahun hingga 10 tahun ke depan," kata Arief dalam keterangannya, di Jakarta, Jumat.
LNG sudah terbukti dapat menjadi sumber energi alternatif dengan emisi yang lebih rendah dari sumber energi lain. Apalagi komoditas tersebut juga memiliki peranan penting dalam mendukung transisi energi.
Oleh karena itu, PIS bersiap memasuki pasar LNG dengan memiliki kapal pengangkut LNG. Arief menyebut kapasitas dan portfolio PIS sebagai perusahaan maritim logistik di pasar internasional menjadi modal kuat PIS untuk berkontribusi dalam upaya penyediaan energi yang ramah lingkungan tersebut.
"Sebagai perusahaan yang berkomitmen menjadi salah satu yang terdepan di dunia dan estimasi pendapatan hingga 6 miliar dolar AS pada 2030, kami ingin berkontribusi dalam penyediaan energi bersih LNG di Asia Pasifik," ujar Arief.
Dalam memenuhi komitmennya untuk menjaga ketahanan energi nasional, PIS juga terus membangun armada dan infrastruktur lain yang dibutuhkan.
Saat ini, PIS terus menambah armada kapal yang mendukung logistik energi ramah lingkungan. PIS kini memiliki tujuh unit very large gas carrier (VLGC) yang memiliki teknologi dual-fuel, sehingga lebih ramah lingkungan. Secara keseluruhan, armada PIS telah beroperasi di lebih dari 60 rute internasional.
PIS adalah anak usaha PT Pertamina (Persero) yang didirikan 2016. Pada 2021, PIS ditunjuk sebagai induk Subholding Integrated Marine Logistics (SH IML) yang menyelenggarakan seluruh usaha pelayaran, jasa kelautan, dan logistik.
Direktur Gas, Petrochemical & New Business PIS Arief Sukmara menyebut terdapat pertumbuhan yang cukup signifikan terhadap permintaan LNG di seluruh dunia, khususnya di kawasan Asia Pasifik.
"Diperkirakan terdapat kebutuhan tambahan sebanyak 193 kapal pengangkut gas untuk memenuhi pertumbuhan permintaan LNG sebesar 5 persen tiap tahun hingga 2033 nanti. Artinya, tumbuh dari 412 juta ton per tahun (mtpa) di 2023 menjadi 666 mtpa di 2033. Dengan kata lain, industri akan membutuhkan 27 hingga 28 unit kapal pengangkut LNG baru setiap tahun hingga 10 tahun ke depan," kata Arief dalam keterangannya, di Jakarta, Jumat.
LNG sudah terbukti dapat menjadi sumber energi alternatif dengan emisi yang lebih rendah dari sumber energi lain. Apalagi komoditas tersebut juga memiliki peranan penting dalam mendukung transisi energi.
Oleh karena itu, PIS bersiap memasuki pasar LNG dengan memiliki kapal pengangkut LNG. Arief menyebut kapasitas dan portfolio PIS sebagai perusahaan maritim logistik di pasar internasional menjadi modal kuat PIS untuk berkontribusi dalam upaya penyediaan energi yang ramah lingkungan tersebut.
"Sebagai perusahaan yang berkomitmen menjadi salah satu yang terdepan di dunia dan estimasi pendapatan hingga 6 miliar dolar AS pada 2030, kami ingin berkontribusi dalam penyediaan energi bersih LNG di Asia Pasifik," ujar Arief.
Dalam memenuhi komitmennya untuk menjaga ketahanan energi nasional, PIS juga terus membangun armada dan infrastruktur lain yang dibutuhkan.
Saat ini, PIS terus menambah armada kapal yang mendukung logistik energi ramah lingkungan. PIS kini memiliki tujuh unit very large gas carrier (VLGC) yang memiliki teknologi dual-fuel, sehingga lebih ramah lingkungan. Secara keseluruhan, armada PIS telah beroperasi di lebih dari 60 rute internasional.
PIS adalah anak usaha PT Pertamina (Persero) yang didirikan 2016. Pada 2021, PIS ditunjuk sebagai induk Subholding Integrated Marine Logistics (SH IML) yang menyelenggarakan seluruh usaha pelayaran, jasa kelautan, dan logistik.