Poso, Sulteng (ANTARA) -
Organisasi Masyarakat akar rumput bernama Institut Mosintuwu mengajak kelompok komunitas di Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah untuk menjaga semangat toleransi, lingkungan dan budaya untuk perdamaian lewat kemah bersama sebagai upaya merawat kerukunan.
 
"Alam dan isinya adalah karunia dari Tuhan yang harus dijaga kelangsungannya. Maka sebagai masyarakat beragama kita patut menjaga semangat toleransi, lingkungan dan budaya sebagai pewaris," kata Pendiri Institut Mosintuwu Lian Gogali di Poso, Jumat.
 
Ia mengemukakan Kabupaten Poso didiami masyarakat yang majemuk, sehingga isu toleransi sangat penting guna memperkuat kerukunan, sebab tanpa adanya kerukunan umat beragama maka pertentangan selalu muncul di tengah masyarakat.
 
Kemudian fokus isu kedua yakni lingkungan, dengan harapan anak muda masih punya ruang untuk mengekspresikan pandangan dan pikiran tentang ekologi, sebab hal tersebut adalah bagian dari kelangsungan hidup.
 
Selanjutnya isu kebudayaan yang menunjukkan bahwa proses bertoleransi atau menjaga lingkungan punya nilai-nilai kebudayaan.
 
"Poso punya sejarah panjang soal isu toleransi dan isu lingkungan yang ada dalam nilai-nilai kebudayaan masyarakatnya" ucap Lian.
 
Menurut dia, lewat kemping Padu Satu menempatkan posisi anak muda sebagai komunitas yang penting diperhitungkan untuk diajak berdialog dan ditempatkan sebagai aktor dalam isu toleransi dalam keberagaman.
 
Dalam kegiatan itu kurang lebih sembilan komunitas terlibat di antaranya Mosikola Teologi, Jelajah Budaya, Poso Scooter, Okotaka, Orang Tokorondo, Kayu Hitam, Kurang Kreatif, Tidak Production dan komunitas Dongeng Poso.
 
"Hampir 100 anak muda dari berbagai wilayah di Poso ikut berpartisipasi dalam kegiatan berlangsung selama tiga hari mulai 8-10 Agustus 2024," kata dia.

Pewarta : Mohamad Ridwan
Editor : Andilala
Copyright © ANTARA 2024