Jakarta (ANTARA) - Badan Pencarian dan Pertolongan Nasional (Basarnas) meminta kepada Kementerian Perhubungan agar diberi akses langsung terhadap data kapal laut yang beroperasi di perairan Indonesia.
"Akses informasi data tersebut penting untuk menunjang keberhasilan operasi pencarian dan pertolongan (SAR) terutama saat terjadi kecelakaan di laut," kata Kepala Kantor SAR Kupang, Nanang Sigit dalam lokakarya bertema "Strategi Kolaboratif Antarinstansi Dalam Penguatan Kesiapsiagaan SAR Guna Menunjang Keselamatan Pelayaran Indonesia" di Jakarta, Senin.
Nanang menyatakan hingga saat ini personel Basarnas belum sepenuhnya memiliki akses ke informasi spesifikasi kapal domestik atau mancanegara yang tercatat di Departemen Perhubungan Laut Kemenhub itu.
Bahkan karena ketiadaan data, kata dia, tim Basarnas terpaksa mencari spesifikasi kapal secara manual melalui internet sehingga memperlambat proses pertolongan karena membutuhkan waktu untuk mendapatkan informasi yang diperlukan.
"Kami sering kali harus mencari tahu spesifikasi kapal lewat Google dulu, mencari pemiliknya, dan melakukan improvisasi dalam penanganan," ujarnya.
Dia memaparkan, kondisi yang mereka alami itu harus dipandang serius karena bila kelancaran operasi SAR terganggu juga akan berdampak pada keselamatan penumpang atau kru kapal, termasuk sebagai indikator profesionalisme SAR Indonesia dikancah global.
Basarnas mencatat selama periode 2019-2024,
ada sebanyak 3.991 kasus kecelakaan kapal, meliputi kapal penumpang dan kargo. Kecelakaan tersebut mencakup berbagai insiden, mulai dari tabrakan, kapal hilang kontak, mati mesin, hingga kondisi yang dipengaruhi oleh cuaca ekstrem.
"Di balik operasi itu tak jarang tim harus menjawab pertanyaan dari pihak luar. Kenapa? (operasi dilakukan dengan cara begitu), 'karena kami tidak punya data kapal itu' nah ini kan lucu," ujarnya.
Sementara itu, Kasubdit Perencanaan Teknik Kenavigasian Kemenhub, Nanditya Darma mengungkapkan bahwa data spesifikasi kapal, baik domestik maupun internasional, sebenarnya tersedia melalui sistem aplikasi I-Motion (Indonesia Integrated Monitoring System On Navigation). Namun, ia mengakui bahwa ada beberapa hal yang perlu disesuaikan agar data tersebut dapat diakses termasuk oleh Basarnas.
"Jadi ke depan MoU yang telah ditandatangani bisa di konsultasikan lebih lanjut, setelah itu kami siap membuka aksesnya," ujarnya.*
"Akses informasi data tersebut penting untuk menunjang keberhasilan operasi pencarian dan pertolongan (SAR) terutama saat terjadi kecelakaan di laut," kata Kepala Kantor SAR Kupang, Nanang Sigit dalam lokakarya bertema "Strategi Kolaboratif Antarinstansi Dalam Penguatan Kesiapsiagaan SAR Guna Menunjang Keselamatan Pelayaran Indonesia" di Jakarta, Senin.
Nanang menyatakan hingga saat ini personel Basarnas belum sepenuhnya memiliki akses ke informasi spesifikasi kapal domestik atau mancanegara yang tercatat di Departemen Perhubungan Laut Kemenhub itu.
Bahkan karena ketiadaan data, kata dia, tim Basarnas terpaksa mencari spesifikasi kapal secara manual melalui internet sehingga memperlambat proses pertolongan karena membutuhkan waktu untuk mendapatkan informasi yang diperlukan.
"Kami sering kali harus mencari tahu spesifikasi kapal lewat Google dulu, mencari pemiliknya, dan melakukan improvisasi dalam penanganan," ujarnya.
Dia memaparkan, kondisi yang mereka alami itu harus dipandang serius karena bila kelancaran operasi SAR terganggu juga akan berdampak pada keselamatan penumpang atau kru kapal, termasuk sebagai indikator profesionalisme SAR Indonesia dikancah global.
Basarnas mencatat selama periode 2019-2024,
ada sebanyak 3.991 kasus kecelakaan kapal, meliputi kapal penumpang dan kargo. Kecelakaan tersebut mencakup berbagai insiden, mulai dari tabrakan, kapal hilang kontak, mati mesin, hingga kondisi yang dipengaruhi oleh cuaca ekstrem.
"Di balik operasi itu tak jarang tim harus menjawab pertanyaan dari pihak luar. Kenapa? (operasi dilakukan dengan cara begitu), 'karena kami tidak punya data kapal itu' nah ini kan lucu," ujarnya.
Sementara itu, Kasubdit Perencanaan Teknik Kenavigasian Kemenhub, Nanditya Darma mengungkapkan bahwa data spesifikasi kapal, baik domestik maupun internasional, sebenarnya tersedia melalui sistem aplikasi I-Motion (Indonesia Integrated Monitoring System On Navigation). Namun, ia mengakui bahwa ada beberapa hal yang perlu disesuaikan agar data tersebut dapat diakses termasuk oleh Basarnas.
"Jadi ke depan MoU yang telah ditandatangani bisa di konsultasikan lebih lanjut, setelah itu kami siap membuka aksesnya," ujarnya.*