Jakarta (ANTARA) - Universitas 17 Agustus 1945 (UTA '45) Jakarta meluncurkan kerja sama pelatihan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dan building information modelling (BIM) dengan Asosiasi Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lingkungan (AK3L) dan PT Glodon Technical Indonesia.
Kegiatan tersebut diharapkan mampu menjadikan mahasiswa lulusan UTA '45 Jakarta kompeten sehingga mudah diserap oleh dunia kerja.
"Manfaat dari kerja sama ini untuk mensinergikan seluruh mahasiswa atau masyarakat sekelilingnya untuk dapat mengikuti pelatihan berkompetensi terhadap K3 dan juga BIM. Bagaimana menggunakan teknologi yang sudah ada," kata Rektor UTA '45 Jakarta Rajes Khana dalam keterangannya di Jakarta, Rabu.
Menurut Rajes, upaya tersebut sudah semestinya dilakukan UTA '45 Jakarta maupun perguruan tinggi lainnya.
Sebab, perguruan tinggi memang harus memiliki link and match dengan dunia kerja agar nantinya, para mahasiswa yang lulus dari perguruan tinggi bisa dengan mudah diserap oleh dunia kerja.
"Harapannya ini dapat berjalan, seluruh mahasiswa akan kami wajibkan untuk mengikuti programnya. Supaya mereka setelah lulus dengan berkompetensi, jadi mau bekerja mau jadi profesional, konsultan itu lebih mudah bagi mereka," tutur Rajes.
Sedangkan, Wakil Rektor II Bidang Teknologi, Bisnis dan Keuangan UTA '45 Jakarta Brian Matthew mengharapkan pelatihan itu membuat lulusan kampusnya bisa memiliki kualifikasi di atas perguruan tinggi lain. Apalagi sertifikasi tersebut bukan cuma standar nasional, tetapi juga internasional.
"Sehingga, mereka sudah memiliki keunggulan dalam bidangnya bahwa mereka sudah tersertifikasi secara profesional. Sertifikasi mereka bukan hanya nasional, tetapi juga secara internasional mereka tersertifikasi bahwa mereka memiliki kemampuan bahwa mereka bisa bersaing di dunia industri," ujarnya.
Adapun, guna mendukung pendidikan pengembangan pelatihan K3 dan BIM tersebut, kata Brian, UTA '45 Jakarta bakal memberikan program aplikasi Autocad with specialized tools dan Revit.
"Program ini diberikan secara gratis kepada mahasiswa dan peserta launching kerja sama UTA '45 Jakarta secara bertahap untuk memastikan bahwa mahasiswa UTA 45 terbiasa untuk bekerja menggunakan aplikasi yang biasa digunakan pada dunia profesional," ungkap Brian.
Sementara itu, Direktur Kompetensi dan Produktivitas Konstruksi Ditjen Bina Konstruksi Kementerian PUPR Dedy Natrifahrizal Dedisky Nazaroeddin mengatakan pembangunan infrastruktur juga menjadi bagian penting dalam pembangunan bangsa. Untuk itu, pelatihan tersebut dinilai sangat bermanfaat bukan hanya bagi mahasiswa, tetapi juga bangsa dan negara.
"Sektor konstruksi melalui pembangunan infrastruktur turut menjadi bagian penting dalam tercapainya visi Indonesia Emas 2045 dalam rangka mewujudkan Indonesia yang berdaulat, adil, dan makmur," ujar Dedy.
Kegiatan tersebut diharapkan mampu menjadikan mahasiswa lulusan UTA '45 Jakarta kompeten sehingga mudah diserap oleh dunia kerja.
"Manfaat dari kerja sama ini untuk mensinergikan seluruh mahasiswa atau masyarakat sekelilingnya untuk dapat mengikuti pelatihan berkompetensi terhadap K3 dan juga BIM. Bagaimana menggunakan teknologi yang sudah ada," kata Rektor UTA '45 Jakarta Rajes Khana dalam keterangannya di Jakarta, Rabu.
Menurut Rajes, upaya tersebut sudah semestinya dilakukan UTA '45 Jakarta maupun perguruan tinggi lainnya.
Sebab, perguruan tinggi memang harus memiliki link and match dengan dunia kerja agar nantinya, para mahasiswa yang lulus dari perguruan tinggi bisa dengan mudah diserap oleh dunia kerja.
"Harapannya ini dapat berjalan, seluruh mahasiswa akan kami wajibkan untuk mengikuti programnya. Supaya mereka setelah lulus dengan berkompetensi, jadi mau bekerja mau jadi profesional, konsultan itu lebih mudah bagi mereka," tutur Rajes.
Sedangkan, Wakil Rektor II Bidang Teknologi, Bisnis dan Keuangan UTA '45 Jakarta Brian Matthew mengharapkan pelatihan itu membuat lulusan kampusnya bisa memiliki kualifikasi di atas perguruan tinggi lain. Apalagi sertifikasi tersebut bukan cuma standar nasional, tetapi juga internasional.
"Sehingga, mereka sudah memiliki keunggulan dalam bidangnya bahwa mereka sudah tersertifikasi secara profesional. Sertifikasi mereka bukan hanya nasional, tetapi juga secara internasional mereka tersertifikasi bahwa mereka memiliki kemampuan bahwa mereka bisa bersaing di dunia industri," ujarnya.
Adapun, guna mendukung pendidikan pengembangan pelatihan K3 dan BIM tersebut, kata Brian, UTA '45 Jakarta bakal memberikan program aplikasi Autocad with specialized tools dan Revit.
"Program ini diberikan secara gratis kepada mahasiswa dan peserta launching kerja sama UTA '45 Jakarta secara bertahap untuk memastikan bahwa mahasiswa UTA 45 terbiasa untuk bekerja menggunakan aplikasi yang biasa digunakan pada dunia profesional," ungkap Brian.
Sementara itu, Direktur Kompetensi dan Produktivitas Konstruksi Ditjen Bina Konstruksi Kementerian PUPR Dedy Natrifahrizal Dedisky Nazaroeddin mengatakan pembangunan infrastruktur juga menjadi bagian penting dalam pembangunan bangsa. Untuk itu, pelatihan tersebut dinilai sangat bermanfaat bukan hanya bagi mahasiswa, tetapi juga bangsa dan negara.
"Sektor konstruksi melalui pembangunan infrastruktur turut menjadi bagian penting dalam tercapainya visi Indonesia Emas 2045 dalam rangka mewujudkan Indonesia yang berdaulat, adil, dan makmur," ujar Dedy.