Lombok (ANTARA) - PT Pupuk Indonesia (Persero) menggelar Rembuk Tani di Sembalun, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat, Sabtu, guna mempersiapkan musim tanam baru.
Direktur Utama PT Pupuk Indonesia Rahmad Pribadi menyampaikan Rembuk Tani merupakan ajang bertukar ide dan pengetahuan antara petani bersama para ahli.
Kegiatan ini juga dilakukan di beberapa daerah di Indonesia, sebagai upaya untuk mencari solusi dari permasalahan yang dihadapi petani, khususnya dalam mendapatkan dan pemberian pupuk.
"Jadi kita lakukan simultan. Kenapa timing-nya sekarang, karena ini mau menjelang musim tanam. Jadi rembuk, silaturahmi, duduk dulu, persoalan yang ada apa, jangan nanti sudah masuk musim tanam baru kita ketahui masalah," ujar Rahmad.
Dalam beberapa bulan terakhir, kata Rahmad, Pupuk Indonesia semakin intens dalam menyelenggarakan Rembuk Tani, terlebih untuk persiapan musim tanam padi.
Pupuk Indonesia ingin memastikan bahwa produksi beras nasional tidak terganggu dari segi aspek pupuknya.
"Karena kan kita fokusnya di pupuknya, jadi kita memastikan benar pupuknya ini ada, petaninya bisa nebus, stoknya banyak, dan sekarang alhamdulilah di NTB (Nusa Tenggara Barat) ini stok sudah lebih dari dua kali lipat dari yang dipersyaratkan," katanya.
Rahmad mengatakan pada intinya Rembuk Tani ini, bertujuan untuk mencari solusi agar Indonesia bisa mencapai swasembada pangan, tak hanya di beras saja, tetapi juga komoditas lainnya.
Pemerintah sendiri telah meningkatkan volume pupuk subsidi untuk membantu petani. Pupuk subsidi yang awalnya 4,7 juta ton kini ditambah menjadi 9,55 juta ton pada 2024.
Menurut Rahmad, tanpa bantuan penambahan volume, para petani akan sulit untuk mendapatkan pupuk subsidi.
"Untuk NTB ini mungkin dari bulan Agustus kemarin sudah habis alokasi pupuk subsidi kalau 4,77 juta ton. Pak Jokowi (Presiden Joko Widodo) tahu persis kebutuhannya lebih dari itu," kata Rahmad.
Direktur Utama PT Pupuk Indonesia Rahmad Pribadi menyampaikan Rembuk Tani merupakan ajang bertukar ide dan pengetahuan antara petani bersama para ahli.
Kegiatan ini juga dilakukan di beberapa daerah di Indonesia, sebagai upaya untuk mencari solusi dari permasalahan yang dihadapi petani, khususnya dalam mendapatkan dan pemberian pupuk.
"Jadi kita lakukan simultan. Kenapa timing-nya sekarang, karena ini mau menjelang musim tanam. Jadi rembuk, silaturahmi, duduk dulu, persoalan yang ada apa, jangan nanti sudah masuk musim tanam baru kita ketahui masalah," ujar Rahmad.
Dalam beberapa bulan terakhir, kata Rahmad, Pupuk Indonesia semakin intens dalam menyelenggarakan Rembuk Tani, terlebih untuk persiapan musim tanam padi.
Pupuk Indonesia ingin memastikan bahwa produksi beras nasional tidak terganggu dari segi aspek pupuknya.
"Karena kan kita fokusnya di pupuknya, jadi kita memastikan benar pupuknya ini ada, petaninya bisa nebus, stoknya banyak, dan sekarang alhamdulilah di NTB (Nusa Tenggara Barat) ini stok sudah lebih dari dua kali lipat dari yang dipersyaratkan," katanya.
Rahmad mengatakan pada intinya Rembuk Tani ini, bertujuan untuk mencari solusi agar Indonesia bisa mencapai swasembada pangan, tak hanya di beras saja, tetapi juga komoditas lainnya.
Pemerintah sendiri telah meningkatkan volume pupuk subsidi untuk membantu petani. Pupuk subsidi yang awalnya 4,7 juta ton kini ditambah menjadi 9,55 juta ton pada 2024.
Menurut Rahmad, tanpa bantuan penambahan volume, para petani akan sulit untuk mendapatkan pupuk subsidi.
"Untuk NTB ini mungkin dari bulan Agustus kemarin sudah habis alokasi pupuk subsidi kalau 4,77 juta ton. Pak Jokowi (Presiden Joko Widodo) tahu persis kebutuhannya lebih dari itu," kata Rahmad.