Jakarta (ANTARA) - Presiden RI Joko Widodo meminta proses evakuasi warga negara Indonesia yang berada di Lebanon agar segera dilakukan.

Presiden usai meninjau Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kefamenanu, Kabupaten Timor Tengah Utara, Nusa Tenggara Timur, Rabu, mengatakan sudah memerintahkan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengenai proses evakuasi WNI tersebut.

Kepala Negara menegaskan bahwa perlindungan dan keselamatan WNI yang berada di Lebanon harus dinomorsatukan.

"Kementerian Luar Negeri, Bu Menteri sudah saya perintahkan untuk menindaklanjuti apa yang sudah saya sampaikan agar keselamatan perlindungan terhadap warga kita dinomorsatukan dan evakuasi disegerakan," kata Presiden berdasarkan rekaman suara yang diterima di Jakarta.



Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) mendesak semua pihak untuk dapat menahan diri terkait situasi terbaru yang sangat mengkhawatirkan yang sedang terjadi di Timur Tengah.

Pernyataan tersebut muncul setelah Israel melaksanakan serangan darat ke Lebanon pada Selasa (1/10) dan Iran meluncurkan ratusan rudal ke Israel pada hari yang sama.

Menurut Juru Bicara II Kemenlu RI Rolliansyah Soemirat di Jakarta, Rabu, Indonesia menekankan pentingnya Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk melakukan pertemuan khusus guna membahas perkembangan terbaru di Timur Tengah dan mengambil keputusan yang dapat menurunkan ketegangan di kawasan.



"Indonesia sangat khawatir bahwa potensi perang dengan skala yang lebih besar dapat terjadi," kata Rolliansyah melalui pesan singkat.

Sebelumnya, pada Selasa (1/10) pagi, Israel melaksanakan serangan darat ke Lebanon setelah melakukan serangan udara secara besar-besaran sejak 23 September 2024 yang menewaskan sekitar seribu orang dan melukai lebih dari 2.700 orang lainnya.

Pada hari yang sama, Iran juga meluncurkan ratusan rudal balistik ke Israel sebagai balasan atas kematian pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah, pemimpin politik kelompok perjuangan Palestina Hamas, Ismail Haniyeh serta komandan senior Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Abbas Nilforoushan.



 

Pewarta : Benardy Ferdiansyah
Editor : Andriy Karantiti
Copyright © ANTARA 2024