Jakarta (ANTARA) -
Asisten Deputi Penguatan Budaya Kerja Sumber Daya Manusia Aparatur Kementerian PANRB Damayani Tyastianti, mengatakan upaya penguatan itu bisa ditempuh dengan berbagai cara, salah satunya dengan mencontoh ASN berprestasi atau teladan yang ada di lingkungan kerja masing-masing.
"Salah satunya yaitu kegiatan sharing session yang bertujuan untuk memberikan inspirasi bagi instansi pemerintah maupun ASN dalam berkinerja dan berinovasi, sehingga layak untuk diberi penghargaan dan apresiasi guna meningkatkan penguatan budaya kerja BerAKHLAK," kata Damayani di Jakarta, Senin.
Dalam laman Kementerian PANRB yang dipantau ANTARA di Jakarta (6/10), dia mengatakan, setiap tahunnya kementerian itu selalu memberikan anugerah bagi ASN terbaik.
Oleh sebab itu, hal positif yang dilakukan ASN yang menerima penghargaan harus dicontoh atau menjadi inspirasi bagi ASN lainnya.
Kepala Balai Pelatihan Sumber Daya Manusia Metrologi, Mutu, dan Jasa Perdagangan Kementerian Perdagangan, Suci Ingrid Daniati, menyebut core values ASN BerAKHLAK adalah landasan yang selalu ia pegang teguh saat bekerja.
Peraih peringkat III kategori Jabatan Administrator Terbaik 2023 Kementerian PANRB itu menyatakan, penerapan BerAKHLAK di unit kerja yang ia pimpin dimulai dari diri sendiri, sehingga nantinya akan menularkan kepada ASN atau pekerja yang lain.
"Seorang pemimpin harus mampu memberikan contoh bagaimana nilai-nilai BerAKHLAK diterapkan, jadi jangan berekspektasi rekan kerja atau bawahan menerapkannya kalau dari sisi pimpinan tidak memberikan teladan," kata Suci.
Menurut dia, untuk menciptakan lingkungan kerja yang harmonis dan kolaboratif, Suci memiliki dua hal yang selalu menjadi pegangan, terlepas dari adanya celah (gap) antar generasi. Dua hal yang dimaksud, yakni "positive vibes only" dan "time management".
Dalam upaya membangun suasana positif di kantor, dia selalu menanamkan agar setiap masalah dipandang sebagai tantangan bukan hambatan.
"Kalau ada masalah, jangan anggap itu sebagai masalah atau hambatan tapi anggap itu sebagai tantangan, agar saat berdiskusi bisa fokus pada solusi," ujar perempuan berhijab itu.
Suci juga berupaya sebaik mungkin untuk menerapkan work life balance di unit kerjanya. Pekerjaan sebisa mungkin diselesaikan di rumah sehingga pegawai memiliki waktu yang optimal dengan keluarga di rumah.
"Sebisa mungkin, jangan pernah bawa masalah rumah ke kantor, dan begitu juga sebaliknya, jadi kalau bisa pekerjaan selesai di kantor, inilah pentingnya time management," kata dia.
Dengan selalu menerapkan sejumlah hal itu, Suci optimistis penerapan ASN BerAKHLAK di lingkungan birokrasi pemerintah akan lebih masif ke depan.
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) terus berupaya memperkuat penerapan core values aparatur sipil negara (ASN) BerAKHLAK, sejak diluncurkan oleh Presiden Joko Widodo pada 2021.
"Salah satunya yaitu kegiatan sharing session yang bertujuan untuk memberikan inspirasi bagi instansi pemerintah maupun ASN dalam berkinerja dan berinovasi, sehingga layak untuk diberi penghargaan dan apresiasi guna meningkatkan penguatan budaya kerja BerAKHLAK," kata Damayani di Jakarta, Senin.
Dalam laman Kementerian PANRB yang dipantau ANTARA di Jakarta (6/10), dia mengatakan, setiap tahunnya kementerian itu selalu memberikan anugerah bagi ASN terbaik.
Oleh sebab itu, hal positif yang dilakukan ASN yang menerima penghargaan harus dicontoh atau menjadi inspirasi bagi ASN lainnya.
Kepala Balai Pelatihan Sumber Daya Manusia Metrologi, Mutu, dan Jasa Perdagangan Kementerian Perdagangan, Suci Ingrid Daniati, menyebut core values ASN BerAKHLAK adalah landasan yang selalu ia pegang teguh saat bekerja.
Peraih peringkat III kategori Jabatan Administrator Terbaik 2023 Kementerian PANRB itu menyatakan, penerapan BerAKHLAK di unit kerja yang ia pimpin dimulai dari diri sendiri, sehingga nantinya akan menularkan kepada ASN atau pekerja yang lain.
"Seorang pemimpin harus mampu memberikan contoh bagaimana nilai-nilai BerAKHLAK diterapkan, jadi jangan berekspektasi rekan kerja atau bawahan menerapkannya kalau dari sisi pimpinan tidak memberikan teladan," kata Suci.
Menurut dia, untuk menciptakan lingkungan kerja yang harmonis dan kolaboratif, Suci memiliki dua hal yang selalu menjadi pegangan, terlepas dari adanya celah (gap) antar generasi. Dua hal yang dimaksud, yakni "positive vibes only" dan "time management".
Dalam upaya membangun suasana positif di kantor, dia selalu menanamkan agar setiap masalah dipandang sebagai tantangan bukan hambatan.
"Kalau ada masalah, jangan anggap itu sebagai masalah atau hambatan tapi anggap itu sebagai tantangan, agar saat berdiskusi bisa fokus pada solusi," ujar perempuan berhijab itu.
Suci juga berupaya sebaik mungkin untuk menerapkan work life balance di unit kerjanya. Pekerjaan sebisa mungkin diselesaikan di rumah sehingga pegawai memiliki waktu yang optimal dengan keluarga di rumah.
"Sebisa mungkin, jangan pernah bawa masalah rumah ke kantor, dan begitu juga sebaliknya, jadi kalau bisa pekerjaan selesai di kantor, inilah pentingnya time management," kata dia.
Dengan selalu menerapkan sejumlah hal itu, Suci optimistis penerapan ASN BerAKHLAK di lingkungan birokrasi pemerintah akan lebih masif ke depan.