Tulisan "The stage is Bananas" kerlap-kerlip di atas panggung saat musisi bergenre pop elektronik asal Inggris Alexandra Lilah Denton atau Shura manggung di festival musik elektronik/pop/dance We The Fest (WTF) 2017 yang berlangsung di JI-Expo Kemayoran pada Jumat (11/8) malam. 

Di samping tulisan "The stage is Banana" ada gambar sesisir pisang kuning yang juga ikut berbinar, dan tulisan besar "SHURA" berhias lampu-lampu meriah.

Para penonton tampak menikmati hiburan lampu dan lagu-lagu new wave yang dibawakan Shura. Dan saat semua mata sedang tertuju ke panggung, tiba-tiba muncul sosok pria ramping mengenakan kaos biru berlengan tujuh perdelapan dengan tulisan "We The Fest".

Ia datang dari pintu depan aula yang tidak dibuka untuk sembarangan orang, dan pengawalnya ternyata banyak, jejeran pria bertubuh besar dan tinggi berpakaian batik berbaris mengamankan jalan untuk sang tamu istimewa, yang ternyata Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Presiden hanya berjalan sekitar 400 meter dari aula A2/3 tempat Silaturahmi Nasional (Silatnas) II Pendukung Setia Jokowi 2017 yang sebelumnya ia hadiri menuju arena WTF 2017 yang berlangsung 11-13 Agustus.

Saat menghadiri Silatnas Presiden Jokowi mengenakan batik biru lengan panjang. Saat tiba di arena WTF sekitar pukul 21.00 WIB itu, Presiden Jokowi sudah mengenakan kaus dan didampingi oleh pemimpin redaksi majalah Rolling Stone Indonesia Adib Hidayat, yang juga pemerhati musik. 

Adib di akun Instagramnya @adibhidayat menulis: "'Ganti kaos saja Pak, pakai batik nanti gerah, lebih santai juga,' kata saya sebelum masuk ke lokasi We The Fest."

Di ajang WTF, para penonton yang kebanyakan perempuan dan laki-laki berusia sekitar 15 sampai 30-an tahun juga sebagian besar hanya mengenakan kaus santai, banyak yang tanpa lengan, serta celana pendek atau panjang beragam model, bahkan ada yang mengenakan baju ala Indian.

"It's honour to have Mr President here," kata Shura dari panggung.

Presiden membalas sapaan Shura itu dengan melambaikan tangannya ke Shura dan bahkan terus mengangkat tangan mengikuti irama lagu yang dimainkan Shura.

Keseruan Presiden hanya terganggu oleh antrean permintaan swafoto dan bersalaman dari para penonton, baik pria maupun wanita, yang tentu direspons dengan baik oleh Presiden.

Cahaya blitz baik dari kamera maupun telepon berpendar bergantian. Pasukan pengamanan presiden sudah berkali-kali melarang mereka menggunakannya, tapi tampaknya jarang yang mau ambil risiko mukanya tak terlihat saat berswafoto dengan Presiden karena kekurangan cahaya.




Generasi Milenial

Presiden mengaku datang ke festival musik WTF agar dapat memahami kondisi generasi milenial dan mempersiapkan kebijakan pemerintah bagi mereka.

"Kita kan harus melihat kelompok-kelompok, kita harus melihat anak-anak muda, generasi milenial, supaya nanti kita bisa mengantisipasi kebijakan, kemudian persiapan kebijakan ke depan yang harus kita lakukan. Kalau kita tidak tahu, mana bisa kita menyiapkan dan mengantisipasi sebuah kebijakan," kata Jokowi seusai menonton WTF.

Total sekitar satu jam 50 menit Presiden menikmati sajian musik elektronik/pop/dance khas anak muda itu.

"Kedua, apa pun juga, industri kreatif itu menjadi kekuatan kita. Kita mempunyai pasar yang besar, oleh sebab itu harus digarap secara baik. Kalau (datang) seperti ini tadi, kita bisa melihat di mana posisi kita. Positioning apa yang harus kita ambil," ungkap Presiden.

Ia pun berkomentar mengenai para musisi yang tadi ditontonnya.

"Itu penting karena tadi ada kan misalnya seperti (band) Shura kita bisa bandingkan dengan The SIGIT. Itu seperti apa, kemudian harus mengejarnya di mana. Kodaline dibandingkan dengan yang kita punya. Mestinya diperbaiki di sebelah mana," katanya.

"Saya kira misalnya penyelenggaraan-penyelenggaraan ini yang manajemen panggungnya baik, manajemen lighting-nya baik, penataan pengelolaan penontonnya juga baik. Saya kira kita harus memperbaiki terus seperti itu," tambah Presiden.

Ia pun berjanji akan memberikan ruang lebih banyak bagi anak-anak muda Indonesia untuk berinovasi dan menciptakan kreativitas yang positif. 

"Saya kira kita harus punya peluang-peluang seperti itu. Kalau kita tidak tahu lapangan, tidak tahu pasar, dari mana kita mau buat kebijakan, bener enggak?" katanya.

Meski mengaku tidak kenal dengan para musisi yang manggung di WTF tapi Presiden memuji penampilan mereka.

"Bagus, bagus. Hehehe. Ya memang bagus. Kayak yang terakhir, Kodaline tadi. Mungkin 70 persen mirip-mirip the Police. Kelihatannya ya, benar atau salah saya enggak ngerti," ungkap Presiden sambil menganggukkan kepala dan menggerakkan tangannya.

Jokowi mengaku punya selera musik yang berbeda.

"Enggak, enggak, enggak tahu. Zaman saya kan zaman Led Zeppelin, Nazareth, Judas Priest, Metalica. Zaman-zaman itulah, saya kira ini berbeda. Tetapi saya tadi ingin melihat juga," jelas Presiden.

Adib Hidayat dalam akun Instagramnya menjelaskan bahwa Presiden Jokowi memang doyan menonton konser musisi idolanya itu.

"Tiap pagi saya punya waktu satu jam dari Istana Bogor ke Istana Negara di Jakarta untuk mendengar lagu-lagu yang saya suka dulu dari mulai dari Led Zeppelin, Deep Purple, The Police, Jusas Priest, Metallica atau Phil Collins dan Nazareth. Kalau datang ke festival musik saya sudah lama juga absen, setelah nonton Guns N Roses dan Metallica di Jakarta, paling nonton Lamb of God dan Jusas Priest di Singapura. Saya ingat pas nonton Lamb of God, Kaesang malah mau keluar, enggak suka musiknya kata dia," tulis Adib di @adibhidayat.

Dalam akun yang sama Adib mengaku mendadak diajak Presiden Jokowi menyaksikan We the Fest 2017. Di We The Fest tadi Presiden Jokowi berkesempatan nonton @weareshura, @charli_xcx dan @kodaline. Saya mau nonton @thesigit_ dan @schaller_id, sayang telat. 

Sedangkan akun @christianrijanto memuat fotonya bersama dengan Presiden dengan penjelasan foto "Nice t-shirt pak Presiden" kata Christian di akun tersebut lengkap dengan simbol jempol. 

Jadi selamat datang di musik generasi milenial, Pak Presiden.

VIDEO:

(skd)


Pewarta : Desca Lidya Natalia
Editor : Rolex Malaha
Copyright © ANTARA 2024