Palu, (antarasulteng.com) - Sebanyak 540 personel Brimob Mabes Polri, tiba di Bandara Mutiara Sis-Aldjufri Palu, Sulawesi Tengah, Jumat, yang akan dikerahkan sebagai pasukan bawah kendali operasi (BKO) pada Satgas Operasi Tinombala yang memburu pelaku teror yang masih bersembunyi di Kabupaten Poso.
Pasukan yang diangkut dalam penerbangan Lion Air ini akan menggantikan personel yang sudah mengakhiri masa tugasnya dan akan dikembalikan ke kesatuan masing-masing yakni Brimob Mabes Polri, Polda Lampung, Jawa Tengah dan Maluku.
Kabid Humas Polda Sulteng AKBP Hari Suprapto menyebutkan bahwa selain pergantian pasukan BKO, juga terjadi pergantian Kepala Operasi (Kaops) dan beberapa komandan sektor dalam Satgas Operasi Tinombala.
KaOps Tinombala sebelumnya diemban oleh Kombes Pol. M. Badrus digantikan oleh KaOps baru yaitu Kombes Pol. Djadjuli.
Operasi Tinombala 2017 sendiri, menurut Hari, merupakan upaya penegakan hukum untuk menuntaskan sisa kelompok teroris kelompok Santoso yang masih bersembunyi di hutan-hutan pesisir utara Kabupaten Poso.
Selain dari Brimob Mabes Polri, personel Brimob tersebut juga berasal dari berbagai wilayah di Tanah Air seperti Aceh, Kepulauan Riau, dan Gorontalo. Pasukan ini akan dibagi menjadi 4 sektor dalam petugasan Operasi Tinombala.
Wakapolda Sulteng Kombes Pol Muh Aris Purnomo saat menerima pasukan Brimob itu menekankan agar para personel BKO memiliki kesiapan prima dalam menjalankan tugas agar berhasil.
"Hindari perilaku yang dapat memicu konflik atau gesekan sehingga tercipta kesatuan dan sinergi yang betul-betul solid dengan personel TNI," ujarnya.
Wakapolda juga meminta anggota Brimob tidak mengaggap remeh penugasan ini tetapi menumbuhkan kepekaan dan empati sesama anggota Satgas untuk saling melindungi di lapangan.
Ia juga meminta agar semua personel mempelajari dan menghormati adat istiadat masyarakat di daerah operasi sehingga bila terjadi hal yang tidak diinginkan, dapat mengambil tindakan yang tidak bertentangan dengan HAM dan adat istiadat setempat.
Operasi Tinombala di Poso kembali diperpanjang hingga Desember 2017 untuk mengejar sembilan DPO kasus terorisme anggota kelompok Santoso yang masih bersembunyi di hutan.
Situasi keamanan dan ketenteraman masyarakat di Kabupaten Poso sampai saat ini tetap kondusif untuk berbagai aktivitas masyarakat sehari-hari, ekonomi dan investasi maupun pelancongan. (skd)
Pasukan yang diangkut dalam penerbangan Lion Air ini akan menggantikan personel yang sudah mengakhiri masa tugasnya dan akan dikembalikan ke kesatuan masing-masing yakni Brimob Mabes Polri, Polda Lampung, Jawa Tengah dan Maluku.
Kabid Humas Polda Sulteng AKBP Hari Suprapto menyebutkan bahwa selain pergantian pasukan BKO, juga terjadi pergantian Kepala Operasi (Kaops) dan beberapa komandan sektor dalam Satgas Operasi Tinombala.
KaOps Tinombala sebelumnya diemban oleh Kombes Pol. M. Badrus digantikan oleh KaOps baru yaitu Kombes Pol. Djadjuli.
Operasi Tinombala 2017 sendiri, menurut Hari, merupakan upaya penegakan hukum untuk menuntaskan sisa kelompok teroris kelompok Santoso yang masih bersembunyi di hutan-hutan pesisir utara Kabupaten Poso.
Selain dari Brimob Mabes Polri, personel Brimob tersebut juga berasal dari berbagai wilayah di Tanah Air seperti Aceh, Kepulauan Riau, dan Gorontalo. Pasukan ini akan dibagi menjadi 4 sektor dalam petugasan Operasi Tinombala.
Wakapolda Sulteng Kombes Pol Muh Aris Purnomo saat menerima pasukan Brimob itu menekankan agar para personel BKO memiliki kesiapan prima dalam menjalankan tugas agar berhasil.
"Hindari perilaku yang dapat memicu konflik atau gesekan sehingga tercipta kesatuan dan sinergi yang betul-betul solid dengan personel TNI," ujarnya.
Wakapolda juga meminta anggota Brimob tidak mengaggap remeh penugasan ini tetapi menumbuhkan kepekaan dan empati sesama anggota Satgas untuk saling melindungi di lapangan.
Ia juga meminta agar semua personel mempelajari dan menghormati adat istiadat masyarakat di daerah operasi sehingga bila terjadi hal yang tidak diinginkan, dapat mengambil tindakan yang tidak bertentangan dengan HAM dan adat istiadat setempat.
Operasi Tinombala di Poso kembali diperpanjang hingga Desember 2017 untuk mengejar sembilan DPO kasus terorisme anggota kelompok Santoso yang masih bersembunyi di hutan.
Situasi keamanan dan ketenteraman masyarakat di Kabupaten Poso sampai saat ini tetap kondusif untuk berbagai aktivitas masyarakat sehari-hari, ekonomi dan investasi maupun pelancongan. (skd)