San Francisco (antarasulteng.com) – Uber mengungkapkan peretas merusak data
pribadi dari sekitar 57 juta penumpang dan sopirnya, sebuah pelanggaran
yang tidak terungkap selama satu tahun.
"Hal ini seharusnya
tidak terjadi, dan saya tidak akan mencari-cari alasan untuk itu,"
menurut sebuah pernyataan dari CEO Dara Khosrowshahi, yang mengambil
alih di Uber pada Agustus, Selasa (21/11).
Dua anggota tim
keamanan informasi Uber yang tidak memberi tahu pengguna bahwa data
mereka diretas dikeluarkan dari perusahaan di San Francisco tersebut
pada Selasa, menurut Khosrowshahi.
Khosrowshahi mengatakan dia
baru akhir-akhir ini mengetahui bahwa pihak luar menyusup ke server
berbasis cloud yang digunakan Uber atau data dan mengunduh informasi
dalam jumlah "banyak".
Dokumen yang dicuri mencakup nama, alamat
surel dan nomor ponsel penumpang, serta nama dan informasi SIM milik
sekitar 600.000 sopir, kata Uber.
Uber membayar 100.000 dolar AS
kepada peretas itu untuk menghancurkan data tersebut, tanpa memberi tahu
penumpang atau sopir yang informasinya terancam, menurut sebuah sumber
yang mengetahui situasinya.
Salah satu pendiri sekaligus CEO yang
diturunkan Travis Kalanick diberi tahu mengenai pelanggaran tersebut
tidak lama setelah terungkap, namun tidak dipublikasikan sampai bos baru
Uber mengetahuinya.
"Anda mungkin bertanya mengapa kami baru membahasnya sekarang, satu tahun kemudian," kata Khosrowshahi.
"Saya
mempertanyakan hal yang sama, jadi saya langsung meminta penyelidikan
menyeluruh mengenai apa yang terjadi dan bagaimana kami mengatasinya,"
lanjutnya seperti dikutip AFP.
Penerjemah: Monalisa