Palu, (Antaranews Sulteng) - Dua komunitas konservasi Indonesia yaitu Tambora dan Tangkasi, menggelar perkemahan konservasi atau `Conservation Camp` di Danau Tambing, salah satu kawasan wisata yang berada di dalam kawasan Taman Nasional Lore Lindu (TNLL).
Humas Balai Besar TNLL Eko Desi Sularso mengemukakan di Palu, Selasa, sebanyak 14 orang dari dua komunitas konservasi dari beberapa provinsi di Tanah Air itu akan berada di lokasi selama 10 hari yakni 9-20 Januari 2018.
Mereka, kata dia, ada yang masih berstatus mahasiswa pada sejumlah perguruan tinggi seperti dari UGM Yogyakarta, Universitas Andalas, Unhas, ITB Bandung dan Untad Palu.
Eko mengatakan program tersebut bertujuan meningkatkan kapasitas diri para peneliti dan praktisi muda Indonesia untuk pelestarian biodiversitas.
Tujuan khusus dari kegiatan dua komunitas peduli konservasi adalah mengenalkan isu-isu utama konservasi biodiveritas, meningkatkan kemampuan dalam merancang penelitian, survei lapangan, analisis data dan publikasi.
Berikutnya adalah mengenalkan beberapa kemajuan metode dan teknologi dalam penelitian konservasi serta membuka wawasan peserta tentang berbagai potensi studi lanjutan dan karir di bidang konservasi biodiversitas.
Dia mengatakan Danau Tambing selama ini selain menjadi destinasi wisata menarik dan unik sehingga banyak diminati wisatawan, termasuk mancanegara, juga didorong menjadi pusat pendidikan konservasi di Tanah Air.
Karena itu, kegiatan-kegiatan penelitian semakin sering banyak dilaksanakan di obyek wisata unggulan yang terletak di Kawasan TNLL di wilayah Kabupaten Poso.
Danau Tambing berada pada ketinggian sekitar 1.700 dari permukaan laut dapat dijangkau dengan kendaraan sepeda motor atau mobil hanya dalam waktu dua jam dari Kota Palu, Ibu Kota Provinsi Sulteng.
Lokasinyapun sangat mudah diakses karena berada pada jalur jalan provinsi Palu-Napu yang sudah beraspal mulus.
Sekilas tentang Tambora adalah jaringan konservasionis muda Indonesia yang didirikan pada Desember 2015. Tambora adalah wadah para konservasionis muda untuk mengasah dan mengepresikan diri serta berkontribusi bagi perlindungan biodiversitas.
Program utama dari Tambora adalah menyalurkan informasi terkaitkonservasi dan pembangunan kepabilitas.
Sementara Tangkasi yang anggotanya banyak berasal dari Universitas Tadulako (Untad) Palu khususnya jurusan biologi dan Kehutanan memiliki visi yang sama dengan Tambora yakni meningkatkan kemampuan peneliti dan praktisi di bidang konservasi biodiversitas, khususnya di Provinsi Sulawesi Tengah.
TNLL sebagian masuk dalam wilayah Kabupaten Poso dan sebagian lagi Kabupaten Sigi. TNLL sebagai warisan dunia ditetapkan UNESCO sebagai cagar biosfer pada 1977.
Luas wilayah TNLL saat ini sekitar 217.000 hektare dengan kekayaan flora dan fauna menjadi daya tarik bagi para wisatawan nusantara, lokal dan mancanegara karena termasuk cagar biosfer yang masih bagus di dunia.
Tidaklah heran jika Danau Tambing, salah satu obyek wisata unggulan di Provinsi Sulteng yang selama beberapa tahun terakhir ini semakin banyak dikunjungi wisatawan.
Di lokasi dan sekitar Danau Tambing banyak terlihat berbagai jenis burung, termasuk sekitar 30 persen satwa endemik yang menjadi salah satu daya tarik bagi wisatawan mancanegara.
Rata-rata wisatawan yang datang hanya untuk meneliti dan mengamati jenis, prilaku dan suara burung yang menghasilkan sebuah simponi indah membuat wisatawan seperti sulit sekali untuk beranjak dari kawasan tersebut.
"Danau Tambing disebut "surganya" burung. Ada sekitar 200an jenis burung yang hidup dan berkembangbiak di alam itu," demikian Eko.
Humas Balai Besar TNLL Eko Desi Sularso mengemukakan di Palu, Selasa, sebanyak 14 orang dari dua komunitas konservasi dari beberapa provinsi di Tanah Air itu akan berada di lokasi selama 10 hari yakni 9-20 Januari 2018.
Mereka, kata dia, ada yang masih berstatus mahasiswa pada sejumlah perguruan tinggi seperti dari UGM Yogyakarta, Universitas Andalas, Unhas, ITB Bandung dan Untad Palu.
Eko mengatakan program tersebut bertujuan meningkatkan kapasitas diri para peneliti dan praktisi muda Indonesia untuk pelestarian biodiversitas.
Tujuan khusus dari kegiatan dua komunitas peduli konservasi adalah mengenalkan isu-isu utama konservasi biodiveritas, meningkatkan kemampuan dalam merancang penelitian, survei lapangan, analisis data dan publikasi.
Berikutnya adalah mengenalkan beberapa kemajuan metode dan teknologi dalam penelitian konservasi serta membuka wawasan peserta tentang berbagai potensi studi lanjutan dan karir di bidang konservasi biodiversitas.
Dia mengatakan Danau Tambing selama ini selain menjadi destinasi wisata menarik dan unik sehingga banyak diminati wisatawan, termasuk mancanegara, juga didorong menjadi pusat pendidikan konservasi di Tanah Air.
Karena itu, kegiatan-kegiatan penelitian semakin sering banyak dilaksanakan di obyek wisata unggulan yang terletak di Kawasan TNLL di wilayah Kabupaten Poso.
Danau Tambing berada pada ketinggian sekitar 1.700 dari permukaan laut dapat dijangkau dengan kendaraan sepeda motor atau mobil hanya dalam waktu dua jam dari Kota Palu, Ibu Kota Provinsi Sulteng.
Lokasinyapun sangat mudah diakses karena berada pada jalur jalan provinsi Palu-Napu yang sudah beraspal mulus.
Sekilas tentang Tambora adalah jaringan konservasionis muda Indonesia yang didirikan pada Desember 2015. Tambora adalah wadah para konservasionis muda untuk mengasah dan mengepresikan diri serta berkontribusi bagi perlindungan biodiversitas.
Program utama dari Tambora adalah menyalurkan informasi terkaitkonservasi dan pembangunan kepabilitas.
Sementara Tangkasi yang anggotanya banyak berasal dari Universitas Tadulako (Untad) Palu khususnya jurusan biologi dan Kehutanan memiliki visi yang sama dengan Tambora yakni meningkatkan kemampuan peneliti dan praktisi di bidang konservasi biodiversitas, khususnya di Provinsi Sulawesi Tengah.
TNLL sebagian masuk dalam wilayah Kabupaten Poso dan sebagian lagi Kabupaten Sigi. TNLL sebagai warisan dunia ditetapkan UNESCO sebagai cagar biosfer pada 1977.
Luas wilayah TNLL saat ini sekitar 217.000 hektare dengan kekayaan flora dan fauna menjadi daya tarik bagi para wisatawan nusantara, lokal dan mancanegara karena termasuk cagar biosfer yang masih bagus di dunia.
Tidaklah heran jika Danau Tambing, salah satu obyek wisata unggulan di Provinsi Sulteng yang selama beberapa tahun terakhir ini semakin banyak dikunjungi wisatawan.
Di lokasi dan sekitar Danau Tambing banyak terlihat berbagai jenis burung, termasuk sekitar 30 persen satwa endemik yang menjadi salah satu daya tarik bagi wisatawan mancanegara.
Rata-rata wisatawan yang datang hanya untuk meneliti dan mengamati jenis, prilaku dan suara burung yang menghasilkan sebuah simponi indah membuat wisatawan seperti sulit sekali untuk beranjak dari kawasan tersebut.
"Danau Tambing disebut "surganya" burung. Ada sekitar 200an jenis burung yang hidup dan berkembangbiak di alam itu," demikian Eko.