Dinkes Provinsi Sulteng upayakan eliminasi penyakit Schistosomiasis

id schistosomiasis,I Komang Adi Sujendra,Penyakit Keong,Dinkes Sulteng,Danau Lindu

Dinkes Provinsi Sulteng upayakan eliminasi penyakit Schistosomiasis

Brida Sulteng dan BRIN Perwakilan Sulteng melaksanakan seminar hasil riset pengendalian Schistosomiasis di Palu, Sabtu (22/6/2024). (ANTARA/HO-Humas Pemprov Sulteng)

Palu (ANTARA) - Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Sulawesi Tengah mengupayakan eliminasi penyakit Keong Napu atau penyakit Schistosomiasis sebagai penyakit endemis di Kabupaten Sigi dan Poso.

"Saat ini prevalensi sudah di bawah satu persen, sekitar 0,4 persen. Namun, beberapa desa di Lembah Bada, prevalensi di angka nol persen," kata Kepala Dinkes Sulteng I Komang Adi Sujendra di Palu, Kamis.

Dia menjelaskan penyakit itu disebabkan cacing parasit Schistosoma japonicum dan ditularkan melalui keong amfibi Oncomelania hupensis lindoensis. Penyakit itu hanya berada di Danau Lindu, Lembah Napu, dan Lembah Bada.

"Manusia yang terinfeksi penyakit Schistosomiasis, ketika pola hidup tidak sehat. Bahkan, penyakit itu juga dapat menjadikan hewan ternak sebagai inang, untuk penyebaran penyakit," ujarnya.

Ia menjelaskan upaya eliminasi Schistosomiasis meliputi strategi untuk penanganan manusia, hewan dan lingkungan secara terpadu dan menyeluruh didukung ketersediaan layanan air minum dan sanitasi, pemberdayaan masyarakat, dan sistem pemantauan dan evaluasi kemajuan hasil yang penting untuk mencapai target yang telah ditetapkan.

Prevalensi Schistosomiasis pada manusia sejak 2018 mengalami penurunan dan berada di bawah satu persen dan terus mengalami penurunan hingga pada 2020. Prevalensi tersebut berangsur menurun setelah dilaksanakan pengobatan massal dengan praziquantel pada 2017-2019.

Namun, pada 2021 prevalensi Schistosomiasis mengalami sedikit peningkatan hingga 2022, meningkat cukup besar menjadi 1,45 persen, sedangkan pada 2023 target angka prevalensi di bawah satu persen, dan capaian akhir 0,96 persen.