Poso (Antaranews Sulteng) - Warga Kecamatan Lore Selatan dan Lore Barat di dataran Bada, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, dalam sebulan ke depan tidak perlu lagi memutar jauh ke Tentena dan Kota Poso bila hendak ke Kota Palu.
Ini karena pada Agustus 2018 nanti, warga Bada sudah bisa melewati Kecamatan Lore Tengah menuju Kota Palu karena akses jalannya akan terbuka lewat program TNI Manunggal Masuk Desa (TMMD) 2018, kata Dandim 1307 Poso Letkol Inf Doi Tryo Hadi kepada pers di Poso, Jumat.
Sekarang ini, warga Bada yang hendak ke Palu harus memutar ke Tentena, Poso, Parigi baru tiba di Palu, dengan jarak sekitar 350 kilometer, namun bila jalan desa ini dibuka TMMD, jarak tempuh ke Palu hanya sekitar 200 kilometer.
Pihak TNI, kata Dodi, akan membuka jalan dari Desa Doda, Kecamatan Lore Tengah hingga tembus di Desa Lelio, Kecamatan Lore Barat. Pekerjaan TNI itu merupakan program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) 102 yang akan di mulai pekerjaan pada 10 Juli hingga 8 Agustus 2018.
"Sekitar 150 personel TNI akan dilibatkan dalam TMMD, dengan acara pembukaan di Desa Doda pada 10 Juli ini, " katanya.
Baca juga: Pemda-Kodim Poso Bahas Persiapan TMMD 2018
Dodi mengatakan bahwa selain 150 personil anggota TNI, juga dilibatkan pihak medis dan dinas-dinas terkait lainya untuk membantu TMMD dan masyarakat.
TMMD itu direncanakan akan dibuka Bupati Poso, Darmin Agustinus Sigilipu dan akan ditutup oleh pejabat TNI.
Jalan desa dari Doda menuju Desa Lelio dengan jarak 32 km tersebut merupakan bekas jalur jalan kaki orang tua dahulu, dengan melewati hutan belukar, dan bukit yang terjal. Jalan itu sejak puluhan tahun lalu, hingga saat ini tidak dapat lagi dilalui orang di beberapa tempat badan jalan setapak selain longsor juga telah tertutup dengan pohon dan batu.
Ketua Umum Lembaga Adat Robo-Behoa Yusak Mentara yang dihubungi terpisah mengatakan program buka jalan itu telah menjadi impian lama penduduk dari kedua dataran Bada dan Behoa. Penduduk Behoa dan Bada dikenal dengan sebutan orang Lore yang masih memiliki persaudaraan erat 'to Lore.'
Baca juga: Kodim Poso gelar lomba karya tulis TMMD 2018
Menurut dia, hubungan kekeluargaan ini tidak boleh terpisah hanya kerena hutan dan akses jalan yang tidak dapat dilalui.
"Kami semua orang Behoa sangat mendukung pihak TNI untuk membuka jalan itu, ini merupakan kerinduan kami sejak lama, " tutur Yusak.
Jaman dulu kedua dataran itu masih sering berjumpa dan berkomonikasi dengan akses jalan dapat di lalui dengan kuda dan jalan kaki. Namun sejak jalan itu ditetapkan sebagai hutan Taman Nasional Lore Lindu (TNLL) pada tahun 1982, masyarakat kedua dataran itu tidak lagi bisa melewati jalan tersebut hingga saat ini.
Ini karena pada Agustus 2018 nanti, warga Bada sudah bisa melewati Kecamatan Lore Tengah menuju Kota Palu karena akses jalannya akan terbuka lewat program TNI Manunggal Masuk Desa (TMMD) 2018, kata Dandim 1307 Poso Letkol Inf Doi Tryo Hadi kepada pers di Poso, Jumat.
Sekarang ini, warga Bada yang hendak ke Palu harus memutar ke Tentena, Poso, Parigi baru tiba di Palu, dengan jarak sekitar 350 kilometer, namun bila jalan desa ini dibuka TMMD, jarak tempuh ke Palu hanya sekitar 200 kilometer.
Pihak TNI, kata Dodi, akan membuka jalan dari Desa Doda, Kecamatan Lore Tengah hingga tembus di Desa Lelio, Kecamatan Lore Barat. Pekerjaan TNI itu merupakan program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) 102 yang akan di mulai pekerjaan pada 10 Juli hingga 8 Agustus 2018.
"Sekitar 150 personel TNI akan dilibatkan dalam TMMD, dengan acara pembukaan di Desa Doda pada 10 Juli ini, " katanya.
Baca juga: Pemda-Kodim Poso Bahas Persiapan TMMD 2018
Dodi mengatakan bahwa selain 150 personil anggota TNI, juga dilibatkan pihak medis dan dinas-dinas terkait lainya untuk membantu TMMD dan masyarakat.
TMMD itu direncanakan akan dibuka Bupati Poso, Darmin Agustinus Sigilipu dan akan ditutup oleh pejabat TNI.
Jalan desa dari Doda menuju Desa Lelio dengan jarak 32 km tersebut merupakan bekas jalur jalan kaki orang tua dahulu, dengan melewati hutan belukar, dan bukit yang terjal. Jalan itu sejak puluhan tahun lalu, hingga saat ini tidak dapat lagi dilalui orang di beberapa tempat badan jalan setapak selain longsor juga telah tertutup dengan pohon dan batu.
Ketua Umum Lembaga Adat Robo-Behoa Yusak Mentara yang dihubungi terpisah mengatakan program buka jalan itu telah menjadi impian lama penduduk dari kedua dataran Bada dan Behoa. Penduduk Behoa dan Bada dikenal dengan sebutan orang Lore yang masih memiliki persaudaraan erat 'to Lore.'
Baca juga: Kodim Poso gelar lomba karya tulis TMMD 2018
Menurut dia, hubungan kekeluargaan ini tidak boleh terpisah hanya kerena hutan dan akses jalan yang tidak dapat dilalui.
"Kami semua orang Behoa sangat mendukung pihak TNI untuk membuka jalan itu, ini merupakan kerinduan kami sejak lama, " tutur Yusak.
Jaman dulu kedua dataran itu masih sering berjumpa dan berkomonikasi dengan akses jalan dapat di lalui dengan kuda dan jalan kaki. Namun sejak jalan itu ditetapkan sebagai hutan Taman Nasional Lore Lindu (TNLL) pada tahun 1982, masyarakat kedua dataran itu tidak lagi bisa melewati jalan tersebut hingga saat ini.