Palu, (Antaranews Sulteng) - Seribuan masyarakat di Kota Palu dan kabupaten sekitar, menikmati penampilan konser kelompok orkestra Siero Chamber Orchestra (OCAS) dari Asturias, Spanyol di Taman Hutan Kota Kaombona, Kota Palu, Jumat (12/8) malam.
Kelimapuluh anggota Ocas tampil pada puncak acara pembukaan Festival Indonesiana-Palu Salonde Perkusi 2018, dengan tema Dimana Alam dan Budaya Bersatu dalam Harmoni.
Prolog orkestra OCAS, Angela Lopez yang juga pemain piano, flamenco dance dan translate di Vinculos Indonesia 2018, menjelaskan maksud dari lagu-lagu yang akan ditampilkan dan siapa yang menciptakannya.
Kata Angela, Spanyol merupakan salah satu negara yang pernah dikuasai Islam selama 800 tahun, dengan masih banyak sisa-sisa sejarah tidak hanya bangunan dan arsitektur seperti masjid, tetapi ada juga dalam bentuk lagu.
Tiga lagu di antaranya yang ditampilkan dalam konser itu, merupaka ciptaan duet Pablo Karbona dan Habier Karbona, yang merupakan keturunan asal Andalusia.
"Kami senang bermain musik di Palu," kata Angela.
Baca juga: OCAS asal Spanyol tampilkan musik orkestra di Palu
OCAS merupakan kelompok musik asal Spanyol yang terkenal dengan "Vinculos". Vincolus merupakan proyek yang mempromosikan integrasi sosial dan budaya melalui musik, dengan memperkenalkan perbedaan budaya, adat istiadat, serta pandangan hidup yang tanpa diskriminasi.
Dalam konser itu, dua lagu daerah Kaili yang dimainkan berjudul Posisani, karya almarhum Hasan Bahasuan yang artinya saling mengenal dan Sampesuvu Roa, karya Sigit Purnomo Said, yang artinya teman, keluarga yang ada di Palu. Kemudian enam lagu dari Vincolus. Kelompok musik ini dipimpin oleh Konduktor Manuel Vasques.
"Kami senang sekali tampil di tempat ini. Sambutan penonton juga sangat antusias dengan penampilan kami," kata Angela.
Salah seorang penonton, asal Kabupaten Sigi, Irwan merasa bersyukur, bisa menyaksikan pertunjukan orchestra di Palu.
"Saya hanya melihat musik ini ditampilkan di dalam gedung, dengan penonton orang-orang dari kelas ekonomi tinggi," ujar Irwan.
Salah seorang penonton yang mendokumentasikan lewat media sosial konser musik Orkestra asal Spanyol, Orquesta de Camarada de Siero (OCAS) di Hutan Kota Kaombona di Palu, Sulawesi Tengah, Jumat (10/8). (ANTARA/FAUZI)
Dalam konser itu, Wali Kota Palu Hidayat yang didampingi oleh Wakil Wali Kota Palu Sigit Purnomo Said, ikut menyanyikan lagu Kaili "Sampesuvu Roa" yang diiringi oleh OCAS.
"Ini merupakan hal yang sangat membanggakan bagi kita, karena kelompok orkestra terbesar di dunia, mau mempelajari dan memainkan lagu etnik Kaili," Kata Sigit yang akrab disapa Pasha Ungu.
Dalam konser itu hadir pula staff ahli Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Ananto Kusuma Seta, Direktur Warisan Budaya dan Direktur kepercayaan kepada Tuhan YME Kemendikbud.
Gubernur Sulteng diwakili oleh Sekprov Sulteng Hidayat lamakarate dan sejumlah pejabat dari pemerintah kabupaten di Sulteng.
Baca juga: Puncak festival indonesiana di hutan kota Palu
Sementara Mendikbud Muhajir Effendy memuji Kota Palu, Sulawesi Tengah, yang dinilainya sebagai pelopor pelaksanaan festival perkusi di Indonesia.
Dalam sambutannya yang dibacakan Staf Ahli Ananto Kusuma mengatakan dari seluruh daerah di Indonesia, Kota Palu merupakan daerah yang pertama menyelenggarakan festival perkusi melalui dengan nama Festival Palu Salonde Percussion (PSP) 2018.
"Saya menyampaikan penghargaan yang tinggi kepada Gubernur Sulteng, wali Kota Palu dan masyarakat serta seniman perkusi atas terselenggaranya peristiwa bersejarah di Indonesia karena ini yang pertama kali dilakukan di Indonesia," katanya.
Kata Menteri, setiap nada yang dihasilkan dari pukulan alat musik di Festival Palu Salonde Percussion 2018, akan memberikan pesan kepada dunia bahwa dari Palu untuk dunia.
Dimana 380 ribu warga Kota Palu ingin memanggil saudara-saudaranya untuk bersatu.
Sementara itu Direktur Warisan dan Diplomasi Budaya Kemendikbud Nadjamuddin Ramly menyatakan Kota Palu menjadi daerah di Indonesia yang berhasil menghidupkan nilai-nilai kebudayaan lokal di daerah dan di tengah masyarakat. Salah satunya dengan menegakkan dan menerapkan hukum - hukum adat bagi warga Palu yang terbukti melakukan suatu pelanggaran.
"Saya ingin Kota Palu mengejar ketertinggalannya dari daerah - daerah lain di Indionesia dan menjadi kota yang maju. Sulawesi Tengah sendiri, menurut saya sudah menjadi provinsi maju ke dua setelah Sulawesi Selatan dari enam provinsi di wilayah Sulawesi," ucap Najamuddin.
Kelimapuluh anggota Ocas tampil pada puncak acara pembukaan Festival Indonesiana-Palu Salonde Perkusi 2018, dengan tema Dimana Alam dan Budaya Bersatu dalam Harmoni.
Prolog orkestra OCAS, Angela Lopez yang juga pemain piano, flamenco dance dan translate di Vinculos Indonesia 2018, menjelaskan maksud dari lagu-lagu yang akan ditampilkan dan siapa yang menciptakannya.
Kata Angela, Spanyol merupakan salah satu negara yang pernah dikuasai Islam selama 800 tahun, dengan masih banyak sisa-sisa sejarah tidak hanya bangunan dan arsitektur seperti masjid, tetapi ada juga dalam bentuk lagu.
Tiga lagu di antaranya yang ditampilkan dalam konser itu, merupaka ciptaan duet Pablo Karbona dan Habier Karbona, yang merupakan keturunan asal Andalusia.
"Kami senang bermain musik di Palu," kata Angela.
Baca juga: OCAS asal Spanyol tampilkan musik orkestra di Palu
OCAS merupakan kelompok musik asal Spanyol yang terkenal dengan "Vinculos". Vincolus merupakan proyek yang mempromosikan integrasi sosial dan budaya melalui musik, dengan memperkenalkan perbedaan budaya, adat istiadat, serta pandangan hidup yang tanpa diskriminasi.
Dalam konser itu, dua lagu daerah Kaili yang dimainkan berjudul Posisani, karya almarhum Hasan Bahasuan yang artinya saling mengenal dan Sampesuvu Roa, karya Sigit Purnomo Said, yang artinya teman, keluarga yang ada di Palu. Kemudian enam lagu dari Vincolus. Kelompok musik ini dipimpin oleh Konduktor Manuel Vasques.
"Kami senang sekali tampil di tempat ini. Sambutan penonton juga sangat antusias dengan penampilan kami," kata Angela.
Salah seorang penonton, asal Kabupaten Sigi, Irwan merasa bersyukur, bisa menyaksikan pertunjukan orchestra di Palu.
"Saya hanya melihat musik ini ditampilkan di dalam gedung, dengan penonton orang-orang dari kelas ekonomi tinggi," ujar Irwan.
Dalam konser itu, Wali Kota Palu Hidayat yang didampingi oleh Wakil Wali Kota Palu Sigit Purnomo Said, ikut menyanyikan lagu Kaili "Sampesuvu Roa" yang diiringi oleh OCAS.
"Ini merupakan hal yang sangat membanggakan bagi kita, karena kelompok orkestra terbesar di dunia, mau mempelajari dan memainkan lagu etnik Kaili," Kata Sigit yang akrab disapa Pasha Ungu.
Dalam konser itu hadir pula staff ahli Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Ananto Kusuma Seta, Direktur Warisan Budaya dan Direktur kepercayaan kepada Tuhan YME Kemendikbud.
Gubernur Sulteng diwakili oleh Sekprov Sulteng Hidayat lamakarate dan sejumlah pejabat dari pemerintah kabupaten di Sulteng.
Baca juga: Puncak festival indonesiana di hutan kota Palu
Sementara Mendikbud Muhajir Effendy memuji Kota Palu, Sulawesi Tengah, yang dinilainya sebagai pelopor pelaksanaan festival perkusi di Indonesia.
Dalam sambutannya yang dibacakan Staf Ahli Ananto Kusuma mengatakan dari seluruh daerah di Indonesia, Kota Palu merupakan daerah yang pertama menyelenggarakan festival perkusi melalui dengan nama Festival Palu Salonde Percussion (PSP) 2018.
"Saya menyampaikan penghargaan yang tinggi kepada Gubernur Sulteng, wali Kota Palu dan masyarakat serta seniman perkusi atas terselenggaranya peristiwa bersejarah di Indonesia karena ini yang pertama kali dilakukan di Indonesia," katanya.
Kata Menteri, setiap nada yang dihasilkan dari pukulan alat musik di Festival Palu Salonde Percussion 2018, akan memberikan pesan kepada dunia bahwa dari Palu untuk dunia.
Dimana 380 ribu warga Kota Palu ingin memanggil saudara-saudaranya untuk bersatu.
Sementara itu Direktur Warisan dan Diplomasi Budaya Kemendikbud Nadjamuddin Ramly menyatakan Kota Palu menjadi daerah di Indonesia yang berhasil menghidupkan nilai-nilai kebudayaan lokal di daerah dan di tengah masyarakat. Salah satunya dengan menegakkan dan menerapkan hukum - hukum adat bagi warga Palu yang terbukti melakukan suatu pelanggaran.
"Saya ingin Kota Palu mengejar ketertinggalannya dari daerah - daerah lain di Indionesia dan menjadi kota yang maju. Sulawesi Tengah sendiri, menurut saya sudah menjadi provinsi maju ke dua setelah Sulawesi Selatan dari enam provinsi di wilayah Sulawesi," ucap Najamuddin.