Sigi, (Antaranews Sulteng) - Semua siswa di Kecamatan Lindu, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah masih diliburkan sementara waktu dari kegiatan belajar mengajar karena bangunan sekolah rusak diterjang gempa dan guru serta siswa yang masih trauma akibat musibah tersebut.
Merry, salah seorang guru SD di Desa Tomado, Kecamatan Lindu di Sigi, Senin, membenarkan umumnya gedung sekolah di kecamatan itu rusak akibat terpaan gempa bumi 7,4 SR pada 28 September 2018.
Untuk sementara, kata dia, pihak Dinas Pendidikan dan Kebudayaan di kecamatan tersebut memutuskan meliburkan sementara waktu kegiatan belajar-mengajar.
"Anak-anak tidak mau sekolah karena takut dengan gempa susulan yang masih saja terjadi," kata dia.
Oleh karena gedung sekolah sudah rusak, maka satu-satunya solusi sementara adalah menggunakan tenda untuk kegiatan belajar mengajar.
"Hanya saja tenda belum ada," kata dia.
Menurut dia, jika sudah ada bantuan tenda maka akan digunakan untuk tempat belajar-mengajar.
Dia mendesar Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sigi segera membantu pengadaan tenda agar bisa digunakan sebagai tempat belajar dan mengajar.
Semua sekolah mulai dari PAUD, TK, SD, dan SMP satu atap di Kecamatan Lindu, belum berjalan kegiatan belajar dan mengajar meski sudah memasuki hari ke-10 pascagempa bumi dan tsunami yang melanda sejumlah daerah di Provinsi Sulteng, antara lain Kota Palu, Kabupaten Sigi dan Donggala.
Camat Lindu Karya membenarkan kegiatan belajar mengajar di wilayahnya belum berjalan, sebab selain sekolah banyak yang rusak, guru dan siswa masih trauma berat akibat gempa bumi cukup dasyat tersebut.
Ia juga mengatakan jalan menuju Lindu dari Sadaunta hingga saat ini masih putus total.
Untuk sementara, pengiriman bantuan logistik ke Lindu dilakukan dengan helikopter milik TNI.
Merry, salah seorang guru SD di Desa Tomado, Kecamatan Lindu di Sigi, Senin, membenarkan umumnya gedung sekolah di kecamatan itu rusak akibat terpaan gempa bumi 7,4 SR pada 28 September 2018.
Untuk sementara, kata dia, pihak Dinas Pendidikan dan Kebudayaan di kecamatan tersebut memutuskan meliburkan sementara waktu kegiatan belajar-mengajar.
"Anak-anak tidak mau sekolah karena takut dengan gempa susulan yang masih saja terjadi," kata dia.
Oleh karena gedung sekolah sudah rusak, maka satu-satunya solusi sementara adalah menggunakan tenda untuk kegiatan belajar mengajar.
"Hanya saja tenda belum ada," kata dia.
Menurut dia, jika sudah ada bantuan tenda maka akan digunakan untuk tempat belajar-mengajar.
Dia mendesar Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sigi segera membantu pengadaan tenda agar bisa digunakan sebagai tempat belajar dan mengajar.
Semua sekolah mulai dari PAUD, TK, SD, dan SMP satu atap di Kecamatan Lindu, belum berjalan kegiatan belajar dan mengajar meski sudah memasuki hari ke-10 pascagempa bumi dan tsunami yang melanda sejumlah daerah di Provinsi Sulteng, antara lain Kota Palu, Kabupaten Sigi dan Donggala.
Camat Lindu Karya membenarkan kegiatan belajar mengajar di wilayahnya belum berjalan, sebab selain sekolah banyak yang rusak, guru dan siswa masih trauma berat akibat gempa bumi cukup dasyat tersebut.
Ia juga mengatakan jalan menuju Lindu dari Sadaunta hingga saat ini masih putus total.
Untuk sementara, pengiriman bantuan logistik ke Lindu dilakukan dengan helikopter milik TNI.