Sekolah Peternakan Rakyat berikan dampak positif untuk perekonomian masyarakat
Sigi, Sulteng (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sigi, Sulawesi Tengah melalui Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan setempat memastikan Sekolah Peternakan Rakyat (SPR) dapat memberikan dampak positif bagi perekonomian masyarakat di daerah itu.
Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Sigi Ihsan di Mpanau, Kamis, mengatakan dengan adanya SPR dapat menciptakan para petani dan peternak milenial di daerah itu pada bidang peternakan, perikanan dan pertanian di Sigi.
"Ini adalah cita-cita karena Kabupaten Sigi merupakan salah satu wilayah penyangga Ibu Kota Negara (IKN), kami berharap pembangunan peternakan, perikanan di daerah ini dengan adanya SPR semakin meningkat lagi dan memenuhi kebutuhan pasar yang ada di Ibu Kota Provinsi Sulteng maupun IKN ke depan," kata Ihsan.
Ia mengemukakan SPR di Kabupaten Sigi memberikan kontribusi besar dalam pembangunan peternakan sehingga membuat peternak tradisional bisa berinovasi menjadi pengusaha peternakan yang sukses.
"Sekarang sudah ada alumni Saspri di Kabupaten Sigi memiliki omset di atas Rp2 miliar dalam wirausaha sapi potong serta merambah ke usaha lainnya," ucapnya.
Ia menjelaskan dengan lima SPR di Kabupaten Sigi ke depan dapat terus meningkatkan taraf hidup masyarakat peternak dan perikanan di daerah tersebut.
"Harapannya dengan bertambahnya SPR di Sigi dapat menjadi terobosan di daerah ini menuju tercetaknya petani-petani milienial di Kabupaten Sigi," sebutnya.
Ihsan menyebutkan jumlah SPR di Kabupaten Sigi mencapai lima tempat yang berlokasi di beberapa kecamatan, yakni Dolo Selatan, Marawola, Palolo, Dolo Barat, dan Sigi Kota.
"Setiap SPR itu melakukan pembinaan rata-rata mencapai lima desa kecuali untuk Dolo Selatan itu mencakup seluruh desa di dalamnya untuk pembinaan," ujarnya.
Untuk SPR di Dolo Barat merupakan Sekolah Perikanan Rakyat yang ke depan lebih fokus pada pembinaan perikanan di wilayah tersebut.
"Jadi empat SPR seperti di Dolo Selatan, Marawola, Palolo dan Sigi Kota itu bagiannya peternakan, sementara SPR di Dolo Barat itu fokus di perikanan. Insya Allah tahun depan didorong pembukaan SPR khusus pertanian di Kabupaten Sigi," tuturnya.
Sementara itu Bupati Sigi Mohamad Irwan Lapatta menjelaskan pembentukan SPR di Kabupaten Sigi sejak tahun 2017.
"Sekolah Peternakan Rakyat ini merupakan hasil kerja sama dengan IPB Bogor," kata dia.
Ia menuturkan dalam SPR itu diajarkan ilmu dan manajemen peternakan serta pola dan cara beternak dengan baik, benar dan menghasilkan nilai yang baik termasuk mendirikan koperasi peternakan.
"Konsepnya masyarakat yang akan dibantu oleh pemerintah daerah melalui SPR sehingga bantuan ternak dari pemerintah tidak dijual tapi dapat dikelola untuk meningkatkan perekonomian masyarakat setempat," bebernya.
Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Sigi Ihsan di Mpanau, Kamis, mengatakan dengan adanya SPR dapat menciptakan para petani dan peternak milenial di daerah itu pada bidang peternakan, perikanan dan pertanian di Sigi.
"Ini adalah cita-cita karena Kabupaten Sigi merupakan salah satu wilayah penyangga Ibu Kota Negara (IKN), kami berharap pembangunan peternakan, perikanan di daerah ini dengan adanya SPR semakin meningkat lagi dan memenuhi kebutuhan pasar yang ada di Ibu Kota Provinsi Sulteng maupun IKN ke depan," kata Ihsan.
Ia mengemukakan SPR di Kabupaten Sigi memberikan kontribusi besar dalam pembangunan peternakan sehingga membuat peternak tradisional bisa berinovasi menjadi pengusaha peternakan yang sukses.
"Sekarang sudah ada alumni Saspri di Kabupaten Sigi memiliki omset di atas Rp2 miliar dalam wirausaha sapi potong serta merambah ke usaha lainnya," ucapnya.
Ia menjelaskan dengan lima SPR di Kabupaten Sigi ke depan dapat terus meningkatkan taraf hidup masyarakat peternak dan perikanan di daerah tersebut.
"Harapannya dengan bertambahnya SPR di Sigi dapat menjadi terobosan di daerah ini menuju tercetaknya petani-petani milienial di Kabupaten Sigi," sebutnya.
Ihsan menyebutkan jumlah SPR di Kabupaten Sigi mencapai lima tempat yang berlokasi di beberapa kecamatan, yakni Dolo Selatan, Marawola, Palolo, Dolo Barat, dan Sigi Kota.
"Setiap SPR itu melakukan pembinaan rata-rata mencapai lima desa kecuali untuk Dolo Selatan itu mencakup seluruh desa di dalamnya untuk pembinaan," ujarnya.
Untuk SPR di Dolo Barat merupakan Sekolah Perikanan Rakyat yang ke depan lebih fokus pada pembinaan perikanan di wilayah tersebut.
"Jadi empat SPR seperti di Dolo Selatan, Marawola, Palolo dan Sigi Kota itu bagiannya peternakan, sementara SPR di Dolo Barat itu fokus di perikanan. Insya Allah tahun depan didorong pembukaan SPR khusus pertanian di Kabupaten Sigi," tuturnya.
Sementara itu Bupati Sigi Mohamad Irwan Lapatta menjelaskan pembentukan SPR di Kabupaten Sigi sejak tahun 2017.
"Sekolah Peternakan Rakyat ini merupakan hasil kerja sama dengan IPB Bogor," kata dia.
Ia menuturkan dalam SPR itu diajarkan ilmu dan manajemen peternakan serta pola dan cara beternak dengan baik, benar dan menghasilkan nilai yang baik termasuk mendirikan koperasi peternakan.
"Konsepnya masyarakat yang akan dibantu oleh pemerintah daerah melalui SPR sehingga bantuan ternak dari pemerintah tidak dijual tapi dapat dikelola untuk meningkatkan perekonomian masyarakat setempat," bebernya.