Istanbul (ANTARA) - Perdana Menteri Australia Anthony Albanaese pada Minggu mengutuk keras penembakan massal yang mematikan di Sydney, dan mengatakan dengan tegas bahwa "tidak ada tempat untuk kekerasan dan kebencian" di negara itu.
“Tidak ada tempat untuk kebencian, kekerasan, dan terorisme ini di negara kita. Izinkan saya memperjelas, kita akan memberantasnya,” kata Albanese dalam konferensi pers.
“Ini adalah serangan yang ditargetkan pada warga Yahudi Australia,” katanya, menyebut insiden itu sebagai “terorisme.”
“Australia tidak akan pernah tunduk pada perpecahan, kekerasan, atau kebencian,” tambahnya.
Ia berbicara kepada media setelah mengadakan pertemuan Komite Keamanan Nasional di Canberra.
Kecaman juga datang dari berbagai pejabat tinggi sejumlah negara.
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan di media sosial X bahwa ia "terkejut," dan mengutuk "serangan mematikan yang keji hari ini."
Perdana Menteri Selandia Baru Christopher Luxon menyatakan kesedihannya, mengatakan bahwa ia "terkejut dengan pemandangan yang menyedihkan di Bondi," melalui unggahan di X
"Pikiran saya dan pikiran seluruh warga Selandia Baru bersama mereka yang terkena dampak," tambah Luxon.
Selanjutnya ada Perdana Menteri India Narendra Modi mengatakan di media sosial X, bahwa ia "sangat" mengutuk serangan tersebut, dan menyampaikan "belasungkawa tulusnya kepada keluarga yang kehilangan orang yang mereka cintai."
Secara terpisah, Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif menyampaikan "belasungkawa terdalamnya" kepada para korban serangan tersebut, menambahkan bahwa "Kami berdiri dalam solidaritas dengan rakyat dan Pemerintah Australia di masa sulit ini," di X.
Setidaknya 16 orang tewas dan 40 lainnya terluka dalam insiden penembakan massal hari Minggu di Pantai Bondi di Sydney, kata para pejabat Australia.
Polisi mengatakan bahwa mereka telah mengeluarkan alat peledak dari salah satu mobil pelaku penembakan, menurut media lokal ABC.
Sumber: Anadolu
