Sigi, Sulteng, (Antaranews Sulteng) - Pengungsi di Kecamatan Nokikalaki, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah kini mulai terserang berbagai penyakit, khususnya infeksi saluran pernafasan atas (ISPA) pascagempa bumi yang mengguncang sejumlah daerah di provinsi ini pada 28 September 2018.
Ari Kanari, seorang tokoh pemuda di Kecamatan Nokilalaki kepada Antara, Kamis, membenarkan warga di pengungsian banyak yang sakit sehingga butuh dokter dan obat-obatan.
Terutama,"kata dia, anak-anak dan balita?banyak terserang batuk dan ISPA.
"Kasihan anak-anak dan balita hanya tidur di tenda sederhana dengan kondisi memrihatinkan," kata Ari.
Ari yang juga seorang guru SD di Desa ?Kamarora berharap nendapat perhatian Dinas Kesehatan Sigi, yang segera mengirimkan tenaga medis dan obat-obat ke wilayah itu.
Selain itu, pengungsi juga butuh bahan mskanan dan selimut karena udara pada malam hark cukup dingin dan banyak nyamuk.
Sementara para pengungsi selama ini belum pernah tersentuh bantuan padahal mereka juga korban gempa bumi.
Dia mengaku banyak rumah warga dan sarana ibadah serta sskolah yang rusak akibat gempa di Kecamatan Nokilalaki.
Ari Kanari, seorang tokoh pemuda di Kecamatan Nokilalaki kepada Antara, Kamis, membenarkan warga di pengungsian banyak yang sakit sehingga butuh dokter dan obat-obatan.
Terutama,"kata dia, anak-anak dan balita?banyak terserang batuk dan ISPA.
"Kasihan anak-anak dan balita hanya tidur di tenda sederhana dengan kondisi memrihatinkan," kata Ari.
Ari yang juga seorang guru SD di Desa ?Kamarora berharap nendapat perhatian Dinas Kesehatan Sigi, yang segera mengirimkan tenaga medis dan obat-obat ke wilayah itu.
Selain itu, pengungsi juga butuh bahan mskanan dan selimut karena udara pada malam hark cukup dingin dan banyak nyamuk.
Sementara para pengungsi selama ini belum pernah tersentuh bantuan padahal mereka juga korban gempa bumi.
Dia mengaku banyak rumah warga dan sarana ibadah serta sskolah yang rusak akibat gempa di Kecamatan Nokilalaki.