Sigi, Sulteng, (Antraranews Sulteng) - Pelabuhan penyeberangan di Danau Lindu, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, kini terlihat miring karena terdampak bencana alam gempa bumi 7,4 SR yang terjadi pada 28 September 2018.
"Beberapa tiang penyangga dermaga mengalami penurunan sehingga terlihat sudah miring," kata papa Serly, seorang tokoh masyarakat di Kecamatan Lindu kepada Antara di Palu, Selasa.
Ia mengatakan pelabuhan tersebut belum selesai dibangunan dan saat gempa mengguncang Kota Palu, Donggala dan Kabupaten Sigi, beberapa tiang penyangga pelabuhan turun, tetapi tetap masih bisa digunakan untuk tempat sandar kapal.
Dermaga penyerangan dimaksud dibangun di Kanawu, Desa Olu.
Semetara pelabuhan di Desa Tomado tidak mengalami kerusakan. "Kalau dermafa penyerangan yang ada di Desa Tomado tidak apa-apa karena seluruhnya masih konstruksi kayu.
Hal senada juga disampaikan Apetel, seorang warga Desa Tomado, Kecamatan Lindu. Ia juga membenarkan dermaga penyeberangan di Kanawu, Desaa Olu, beberapa tiang penyangganya mengalami penurunan.
Akibatnya, pelabuhan tersebut tampak miring. "Tapi bisa digunakan untuk tempat sandar kapal." kata dia.
Menurut dia, pelabuhan penyeberangan di Danau Lindu sangat vital baik untuk angkutan penumpang maupun barang.
Sejak ada kapal penyeberangan yang berbobot cukup memadai, masyarakat diseberang danau, terutama yang ada di Kanawu dan Sangali, Desa Olu tidak lagi kesulitan untuk mengangkut dan memasarkan berbagai hasil pertanian dan kebun, sebab setiap hari kapal bisa bolak-balik.
Sebelumnya, ketika belum ada dermada yang memadai, dan kapal penyeberangan, masyarakat kesulitan untuk mengangkut hasil panen menuju Desa Tomado, Ibu Kota Kecamatan Lindu, sebab hanya ada kapal-kapal motor kecil.
Lagi, pula jika musim ombak di danau, kapal-kapal kecil takut untuk beroperasi. "Tapi sekarang ini kapanpun kapal bisa beroperasi sehingga masyarakat semakin meningkat perekonomian mereka, sebab dengan mudah hasil-hasil panen bisa diangkut sampai ibu kota kecamatan dan selanjutnya dibawah ke Palu dengan? kendaraan mobil.
Bahkan, ada banyak pedagang yang langsung datang ke Lindu membeli hasil panen petani yang terdiri atas beras, kopi,coklat dan ikan air tawar.
Lindu merupakan kecamatan di Kabupaten Sigi yang sampai sekarang ini belum menikmati penerangan listrik dari PLN.
Selama ini masyarakat hanya menerangi rumah mereka dengan lampu/lentera dan juga mengandalkan listrik tenaga surya meski sangat terbatas.
Padahal, Di Lindu terdapat danau yang cukup luas dan memiliki panorama yang indah karena dikelilingi hutan yang masih bagus.
Bahkan berbagai satwa, termasuk endemik yang menjadi daya tairik bagi para wisatawan mancanegara maupun nusantara. Ada anoa, babi rusa, menyoet hitan, ular sawah, tarsius, burung alo, burung maleo, dan ratusan jenis burung lainnya, termasuk elang Sulawesi.
"Beberapa tiang penyangga dermaga mengalami penurunan sehingga terlihat sudah miring," kata papa Serly, seorang tokoh masyarakat di Kecamatan Lindu kepada Antara di Palu, Selasa.
Ia mengatakan pelabuhan tersebut belum selesai dibangunan dan saat gempa mengguncang Kota Palu, Donggala dan Kabupaten Sigi, beberapa tiang penyangga pelabuhan turun, tetapi tetap masih bisa digunakan untuk tempat sandar kapal.
Dermaga penyerangan dimaksud dibangun di Kanawu, Desa Olu.
Semetara pelabuhan di Desa Tomado tidak mengalami kerusakan. "Kalau dermafa penyerangan yang ada di Desa Tomado tidak apa-apa karena seluruhnya masih konstruksi kayu.
Hal senada juga disampaikan Apetel, seorang warga Desa Tomado, Kecamatan Lindu. Ia juga membenarkan dermaga penyeberangan di Kanawu, Desaa Olu, beberapa tiang penyangganya mengalami penurunan.
Akibatnya, pelabuhan tersebut tampak miring. "Tapi bisa digunakan untuk tempat sandar kapal." kata dia.
Menurut dia, pelabuhan penyeberangan di Danau Lindu sangat vital baik untuk angkutan penumpang maupun barang.
Sejak ada kapal penyeberangan yang berbobot cukup memadai, masyarakat diseberang danau, terutama yang ada di Kanawu dan Sangali, Desa Olu tidak lagi kesulitan untuk mengangkut dan memasarkan berbagai hasil pertanian dan kebun, sebab setiap hari kapal bisa bolak-balik.
Sebelumnya, ketika belum ada dermada yang memadai, dan kapal penyeberangan, masyarakat kesulitan untuk mengangkut hasil panen menuju Desa Tomado, Ibu Kota Kecamatan Lindu, sebab hanya ada kapal-kapal motor kecil.
Lagi, pula jika musim ombak di danau, kapal-kapal kecil takut untuk beroperasi. "Tapi sekarang ini kapanpun kapal bisa beroperasi sehingga masyarakat semakin meningkat perekonomian mereka, sebab dengan mudah hasil-hasil panen bisa diangkut sampai ibu kota kecamatan dan selanjutnya dibawah ke Palu dengan? kendaraan mobil.
Bahkan, ada banyak pedagang yang langsung datang ke Lindu membeli hasil panen petani yang terdiri atas beras, kopi,coklat dan ikan air tawar.
Lindu merupakan kecamatan di Kabupaten Sigi yang sampai sekarang ini belum menikmati penerangan listrik dari PLN.
Selama ini masyarakat hanya menerangi rumah mereka dengan lampu/lentera dan juga mengandalkan listrik tenaga surya meski sangat terbatas.
Padahal, Di Lindu terdapat danau yang cukup luas dan memiliki panorama yang indah karena dikelilingi hutan yang masih bagus.
Bahkan berbagai satwa, termasuk endemik yang menjadi daya tairik bagi para wisatawan mancanegara maupun nusantara. Ada anoa, babi rusa, menyoet hitan, ular sawah, tarsius, burung alo, burung maleo, dan ratusan jenis burung lainnya, termasuk elang Sulawesi.