Jakarta (ANTARA) - PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) memperkuat aksesibilitas di Pelabuhan Penajam, Kalimantan Timur, dengan mengimplementasikan tiket digital guna meningkatkan efisiensi dan kemudahan bagi pengguna jasa transportasi penyeberangan.
"ASDP resmi menerapkan sistem e-ticketing berbasis website di Pelabuhan Penajam, Balikpapan, Kalimantan Timur, sejak Selasa (24/9/2024), sebagai bagian dari inovasi digitalisasi melalui trip.ferizy.com," kata Corporate Secretary ASDP Shelvy Arifin dalam keterangan di Jakarta, Rabu.
Dia menyampaikan bahwa penerapan tiket digital tidak hanya memudahkan pengguna jasa, tetapi juga memiliki dampak strategis dalam mendukung pembangunan dan mobilisasi menuju Ibu Kota Nusantara (IKN).
Ia menegaskan bahwa digitalisasi layanan pembelian tiket sebagai langkah signifikan ASDP dalam mengoptimalkan layanan penyeberangan di seluruh pelabuhan yang dikelola.
"Penerapan e-ticketing di Pelabuhan Penajam menambah daftar pelabuhan kami yang telah mendigitalisasi layanannya," ujarnya.
Ia menyebutkan, saat ini tercatat 40 pelabuhan yang menerapkan tiket digital di seluruh Indonesia.
Peralihan dari sistem manual lalu menjadi cashless, dan kini sepenuhnya digital melalui website trip.ferizy.com adalah bagian dari strategi ASDP guna meningkatkan efisiensi dan kenyamanan pengguna jasa.
"Langkah ini juga memperkuat konektivitas antara Penajam dan Kariangau, yang merupakan jalur penting untuk mobilisasi masyarakat serta logistik, terutama menuju kawasan Ibu Kota Nusantara (IKN)," terangnya.
Lintasan Penajam-Kariangau, yang menghubungkan Kabupaten Penajam Paser Utara dengan Balikpapan, kini semakin vital seiring percepatan pembangunan IKN di Kalimantan Timur.
Mobilitas masyarakat dan distribusi logistik menjadi semakin penting, dan ASDP siap menjadi jembatan penghubung utama. Kehadiran layanan penyeberangan ini telah memangkas waktu tempuh hingga 50 persen dari sekitar 4 jam menjadi hanya 2 jam.
Jalur ini menjadi salah satu faktor kunci dalam memastikan kelancaran arus barang, terutama bahan pokok dan material konstruksi yang dibutuhkan untuk pembangunan infrastruktur IKN.
Lebih lanjut, Shelvy mengatakan bahwa penerapan tiket digital dapat mengurangi potensi antrean panjang, terutama selama periode libur besar seperti Natal 2024 dan Tahun Baru 2025.
Ia menambahkan, dengan adanya penerapan kuota tiket dan sistem pendataan manifes yang lebih akurat, proses penyeberangan akan lebih teratur dan nyaman bagi pengguna jasa.
"Selain itu, kami juga fokus pada peningkatan aspek keselamatan, keamanan, dan kenyamanan penumpang, yang semuanya terdigitalisasi," jelasnya.
Jalur penyeberangan Penajam-Kariangau dilayani oleh empat kapal feri utama, yakni KMP Poncan Moale, KMP Goropa, KMP Dingkis, dan KMP Gajah Mada, yang beroperasi selama 24 jam penuh. Setiap perjalanan membutuhkan waktu sekitar 60 menit dengan jarak sejauh 6 mil.
Pada periode Januari hingga Agustus 2024, lintasan ini telah melayani 133.795 unit kendaraan, terdiri dari 48.253 unit sepeda motor dan 85.542 unit kendaraan roda empat atau lebih.
Selain itu, sebagai bagian dari upaya mendukung pembangunan IKN, ASDP melihat peluang untuk berperan lebih aktif dalam memastikan konektivitas dan aksesibilitas yang optimal bagi masyarakat dan industri.
Layanan penyeberangan Penajam-Kariangau diproyeksikan akan menjadi jalur utama dalam mendukung kebutuhan logistik pembangunan IKN, serta menghubungkan masyarakat lokal dan pekerja konstruksi di wilayah sekitarnya.
Dengan penerapan tiket digital, tambah Shelvy, ASDP tidak hanya menawarkan kemudahan akses dan kenyamanan, tetapi juga memastikan proses penyeberangan menjadi lebih teratur dan efisien.
"Ini sejalan dengan visi besar pemerintah untuk menjadikan Ibu Kota Nusantara sebagai pusat pertumbuhan baru yang modern, terhubung, dan berkelanjutan," katanya.