Palu (ANTARA) - Bupati Morowali Utara (Morut), Sulawesi Tengah Delis J Hehi berkunjung ke Badan Gizi Nasional (BGN) untuk membahas aspek teknis program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang merupakan salah satu program prioritas nasional.
"Penting di bahas secara teknis, supaya pelaksanaan di daerah betul-betul sesuai harapan pemerintah pusat," kata Delis melalui keterangan tertulisnya diterima di Palu, Jumat.
Ia mengemukakan, Pemkab Morut siap melaksanakan program MBG, sebelum pengimplementasian program, maka di pandang perlu berkonsultasi dengan BGN untuk penguatan di lapangan. Hingga saat ini di Morut belum memiliki dapur untuk mendukung program tersebut.
Delis berkomitmen segera menyiapkan lahan untuk delapan lokasi dapur yang akan menyuplai makanan untuk memenuhi kebutuhan sekolah pada 10 kecamatan di kabupaten itu.
"Kami mengupayakan program ini secepatnya terlaksana, tentunya kolaborasi dibangun dengan para pihak, pemangku kepentingan di daerah, masyarakat, termasuk BGN," ujarnya.
Ia juga menyampaikan bagaimana mempersiapkan rantai pasok makanan tersebut, dengan melibatkan seluruh produk pertanian dan peternakan Morowali Utara akan di serap dalam program pemerintah pusat.
Dengan semangat untuk menciptakan generasi yang sehat dan berkualitas sesuai visi-misi Morowali Utara Sehat Cerdas Sejahtera, ia berkomitmen untuk terus berupaya dalam mengimplementasikan dalam mendukung visi Presiden RI Prabowo Subianto.
“Kunjungan ini merupakan langkah awal yang penting dalam mewujudkan visi tersebut,” ucap Delis.
Dalam kuningan itu, Bupati Morut diterima Wakil Kepala BGN Mayjen TNI (Purn) Lodewyk Pusung, adapun aspek teknis yang di bahas yakni mengenai mekanisme distribusi, jenis makanan bergizi yang akan disediakan, mitra program MBG, serta kriteria penerima manfaat.
Lodewyk Pusung menjelaskan program ini untuk mempercepat pembangunan sumber daya manusia (SDM) unggul dan mendukung cita-cita Indonesia Emas 2045.
"MBG antara lain bertujuan untuk mengurangi angka malnutrisi dan stunting, kemudian memenuhi kebutuhan gizi harian sesuai standar Angka Kecukupan Gizi (AKG)," ujarnya.
Selain itu, dari intervensi MBG diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa melalui penyediaan makanan bergizi di sekolah.
"Kemudian menggerakkan ekonomi lokal dengan melibatkan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), petani, dan nelayan," kata dia.